9 Penyebab Buta Warna Parsial dan Kenali Karakternya

Penyebab buta warna parsial selain keturunan.

oleh Laudia Tysara diperbarui 02 Jun 2023, 04:20 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2023, 04:20 WIB
Ilustrasi mata | iStockphoto
Ilustrasi mata | iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Buta warna parsial merupakan kondisi ketika pigmen pengindraan warna mata bermasalah. Pengindraan mata ini tidak mampu membedakan warna dengan baik. Penyebab dari buta warna parsial umumnya disebabkan faktor genetik atau keturunan. Meski begitu, masih ada banyak sekali masalah kesehatan dan pola hidup yang memengaruhinya. 

Karakter buta warna parsial dibagi menjadi tiga bagian. Buta warna parsial merah-hijau, buta warna parsial kuning-biru, dan buta warna parsial total. Untuk penderita buta warna parsial merah-hijau lebih banyak diderita pria. Sedangkan buta warna parsial kuning-biru jumlahnya hampir setara antara pria dengan wanita. Jumlah penderita dan penyebab buta warna parsial ini juga berkaitan dengan genetik/keturunan.

Namun, penyebab buta warna parsial sebenarnya bisa juga disebabkan karena cedera mata. Bisa disebabkan karena kelainan mata, peradangan mata, penyakit mata, obat, dan masih banyak lagi. Mengetahui penyebabnya akan membuatmu lebih mudah terhindar dari buta warna parsial ini.

Berikut Liputan6.com ulas penyebab buta warna parsial dari berbagai sumber, Kamis (18/6/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyebab Buta Warna Parsial

[Bintang] Ilustrasi Bayi Katarak
Ilustrasi Bayi Katarak | allaboutvision

Diabetic Retinopathy

Diabetic retinopathy adalah komplikasi dari kerusakan pembuluh darah retina. Kondisi ini biasanya akan lebih banyak menyerang penderita diabetes. Komplikasi juga akan semakin parah jika penderita memiliki diabetes tipe 1 atau 2.

Bisa juga menyerang penderita yang selama ini kadar gula darah tingginya tidak dapat terkontrol. Diabetic retinopathy biasanya diawali masalah penglihatan ringan. Hingga pada akhirnya berkembang menjadi buta warna parsial atau menghilangkan penglihatan secara permanen.

Katarak

Katarak merupakan kondisi ketika mata memiliki gumpalan putih menyerupai awan pada lensa mata. Gumpalan putih ini juga akan mengganggu kerja lensa mata. Lebih tepatnya akan membuat lensa mata tidak mampu mengirimkan gambar jelas menuju retina. Masalah ini harus segera ditangai, jika tidak akan membuat penderita mengalami gangguan penglihatan hingga buta warna.

Cedera Mata

Cedera mata biasanya akan membuat retina mata mengalami gangguan. Cedera ini juga bisa terjadi pada saraf mata. Umumnya, cedera memang disebabkan karean kecelakaan. Kondisi seperti ini harus segera diperiksakan. Jika tidak ditangani maka penderita juga akan mengalami buta warna parsial.


Penyebab Buta Warna Parsial

Glaukoma
Ilustrasi Glaukoma | KlikDokter

Degenerasi Makula

Degenerasi makula merupakan kelainan mata penyebab hilangnya penglihatan sentral. Penglihatan manusia terdiri dari visi sentral dan visi tepi. Visi sentral digunakan untuk melihat ketika menatap lurus ke depan. Visi tepi digunakan untuk melihat dari samping ketika menatap lurus ke depan. Sedangkan degenerasi makula adalah kondisi ketika mata tidak bisa melihat visi sentral.

Optic Neuritis

Optic Neuritis terjadi ketika saraf optik mata mengalami peradangan. Saraf optik yang bermasalah akan memengaruhi informasi visual yang diterima mata. Hal ini disebabkan karena saraf optik berfungsi untuk membawa informasi visual dari mata ke otak manusia. Sedangkan kondisi peradangan atau optic neuritis ini terjadi karena infeksi atau penyakit saraf.

Glaukoma

Glaukoma termasuk penyakit mata yang menyebabkan masalah pada saraf optik. Hampir sama dengan optic neuritus yang menyebabkan gangguan penerimaan infomasi visual. Sebab, saraf optik akan bertugas untuk menghantarkan informasi visual dari mata ke otak. Kondisi ini biasanya disebabkan tekanan abnormal di dalam mata. Tekanan ini membuat jaringan saraf optik terkikis dan menyebabkan gangguan penglihatan.


Penyebab Buta Warna Parsial

ilustrasi obat cacing/pexels
Ilustrasi obat | Pexels

Zat Kimia

Beberapa kasus juga menunjukkan bahwa penderita buta warna parsial telah mengalami paparan zat kimia. Paparan zat kimia ini bisa berupa carbon disulphide. Carbon ini biasanya dipakai industry rayon dan styrene yang digunakan dalam industri plastik dan karet. 

Penuaan

Semakin bertambahnya usia manusia, maka kemampuan fisiknya juga akan menurun. Penurunan kemampuan fisik ini akan membuat semakin melemahnya sistem saraf. Kondisi ini bisa terjadi pada bagian saraf optik mata. Hingga membuat informasi visual dari mata ke otak tidak bisa tersampaikan dengan baik. Risikonya bisa membuat mata mengalami buta warna parsial.

Efek Obat

Buta warna parsial bisa terjadi karena efek samping obat-obatan. Terutama obat jantung, disfungsi ereksi, rheumatoid artritis, infeksi, dan tekanan darah tinggi. Jika buta warna parsial yang disebabkan efek samping obat-obatan/kondisi kesehatan maka harus mendapat penanganan khusus oleh dokter.


Karakter Buta Warna Parsial

Buta Warna
Ilustrasi Karakter Buta Warna | KlikDokter

Berikut ini adalah beberapa karakter yang dapat dialami oleh penderita buta warna parsial. Buta warna parsial ini terbagi menjadi tiga bagian. Buta warna parsial merah-hijau, buta warna parsial biru-kuning, dan buta warna parsial total.

Buta warna parsial merah-hijau:

- Warna kuning dan hijau terlihat memerah

- Oranye, merah, dan kuning terlihat seperti hijau

- Merah terlihat seperti hitam

- Merah terlihat kuning kecokelatan dan hijau terlihat seperti warna krem

Buta warna parsial biru-kuning:

- Biru terlihat kehijauan

- Sulit membedakan merah muda dengan kuning dan merah

- Biru terlihat seperti hijau

- Kuning terlihat seperti abu-abu atau ungu terang

Buta warna parsial total:

Berbeda dengan kedua karakter buta warna merah-hijau dan biru-kuning. Penderita buta warna parsial total akan lebih sulit membedakan semua warna. Bahkan, penderitanya hanya bisa melihat warna putih, abu-abu, dan hitam.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya