Liputan6.com, Jakarta Demam merupakan respons normal tubuh terhadap berbagai kondisi dan merupakan gejala medis yang paling sering terjadi. Demam umumnya terjadi sebagai reaksi dari sistem imun dalam melawan infeksi virus, bakteri, jamur, atau parasit penyebab penyakit.
Demam bukanlah penyakit, melainkan gejala dari adanya gangguan kesehatan tertentu. Meningkatnya suhu tubuh merupakan sebuah pertahanan terhadap infeksi yang sedang menyerang tubuh.
Advertisement
Baca Juga
Demam bisa menjadi gejala yang mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan sebagian besar demam disebabkan oleh infeksi virus yang akan sembuh dengan sendirinya. Seseorang dapat dikatakan demam ketika suhu tubuh mencapai lebih dari 39 derajat Celcius.
Demam lebih dari sekedar naiknya suhu tubuh. Karena, ada beberapa karakteristik demam yang dapat menjadi tanda kondisi tertentu dalam tubuh. Dengan mengetahui jenis demam, penyebab, dan gejalanya dapat memudahkan kamu untuk mengidentifikasi apa yang sedang dialami tubuh dan menentukan penanganan selanjutnya.
Berikut ada enam jenis demam, penyebab, serta cara mengatasinya dengan aman yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (10/12/2019).
Demam Intermiten
Jenis demam pertama adalah demam intermiten. Jenis demam ini merupakan terjadinya suhu naik secara tiba-tiba, yang kemudian kembali lagi ke suhu normal. Demam jenis ini biasa ditemui pada penderita malaria, penyakit kala-azar, pyaemia, atau sepsis.
Advertisement
Demam Berkepanjangan atau Persisten
Demam kebanyakan akan hilang dengan sendirinya setelah 1-3 hari. Namun, jenis demam persisten bisa bertahan atau terus muncul hingga 14 hari.
Demam jenis ini biasanya akan stabil pada suhu 38-38,5 derajat celcius. Penyebab demam jenis ini adalah infeksi kronis seperti tuberkulosis paru dan bronkitis.
Demam Konstan atau Terus-menerus
Jenis demam ini biasanya terjadi selama 1x24 jam. Suhu penderita demam ini biasanya tetap berada di atas batas normal selama sehari atau bahkan lebih, tetapi suhu tidak akan mengalami perubahan terlalu drastis. Pemicu terjadinya demam ini adalah alergi, influenza, atau batuk.
Advertisement
Demam Remiten
Berkebalikan dengan demam intermiten, demam remiten merupakan demam yang suhunya tidak bisa lagi kembali ke suhu normal aslinya. Suhu tetap di atas normal sepanjang hari dan berfluktasi lebih dari 1 derajat celcius dalam 24 jam. Jenis demam ini biasa ditemukan pada penyakit seperti endocarditis dan brucellosis.
Demam Pel-Ebstein
Jenis demam ini secara spesifik berhubungan dengan limfima Hodgkin. Karakteristik demamnya seperti demam naik tiba-tiba, tetap tinggi selama seminggu, lalu tiba-tiba turun mendekati normal dan bertahan pada minggu berikutnya.
Pola demam jenis ini sering berulang. Walaupun demikian, jenis demam ini masih diperdebatkan pola khasnya. Hal ini dikarenakan pada beberapa kasus, pola demam Pel-Ebstein selalu berbeda.
Advertisement
Hiperpireksia
Jenis demam ini terjadi pada tubuh dengan suhu melebihi 41,1 derajat celcius. Gejala yang umum terjadipada jenis demam ini seperti denyut jantung meningkat atau tidak teratur, kram, napas cepat, kejang, kebingungan atau perubahan kondisi mental, hilang kesadaran, dan koma.
Penyebab jenis demam ini bisa bermacam-macam, mulai dari infeksi, keracunan, sampai penyakit seperti kanker atau tumor.
Hiperpireksia dianggap sebagai kondisi darurat medis. Jika tidak segera ditangai dengan benar, kerusakan organ dan kematian dapat terjadi.
Cara Mengatasi Demam dengan Aman
Cara mengatasi demam yang spesifik bergantung pada penyebab dan usia penderitanya. Tidak semua jenis demam perlu diatasi. Hal ini dikarenakan demam merupakan tanda tubuh sedang memerangi infeksi.
Pada suhu tubuh yang meningkat, akan memperbanyak jumlah zat pertahanan tubuh sehingga bakteri dan virus sulit berkembang biak. Demam akibat flu atau batuk bisa diatasi sendiri di rumah dengan menjaga kecukupan cairan dalam tubuh dengan lebih sering mengonsumsi air putih.
Pasalnya, demam bisa menyebabkan kehilangan cairan yang drastis dan berpotensi dehidrasi. Pastikan juga untuk mengatur suhu ruangan tetap sejuk (tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas).
Gunakan pakaian yang longgar dan nyaman. Hindari menggunakan selimut yang terlalu tebal saat tidur, karena ini akan membuat suhu tubuh semakin meningkat. Apabila demam yang dialami akibat hiperpireksia, maka carilah bantuan sesegera mungkin.
Advertisement