8 Tanda Kadar Estrogen Rendah pada Wanita, Tak Boleh Disepelekan

Estrogen rendah dapat menimbulkan serangkaian gejala.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 11 Jun 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2023, 20:00 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Estrogen merupakan hormon yang dikaitkan dengan wanita. Pria juga menghasilkan estrogen, tetapi wanita memproduksinya di tingkat yang lebih tinggi. Estrogen adalah sekelompok hormon seks yang mendukung pengembangan dan pemeliharaan karakteristik wanita dalam tubuh manusia.

Hormon ini memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan karakteristik seksual sekunder wanita, seperti payudara dan pengaturan siklus menstruasi dan sistem reproduksi. Kadar estrogen yang rendah dapat memiliki beberapa efek pada tubuh.

Tingkat estrogen yang rendah dapat berkembang pada wanita dari segala usia karena beberapa alasan. Faktor risiko paling signifikan untuk memiliki estrogen rendah adalah usia. Seiring bertambahnya usia wanita dan mendekati menopause, kadar estrogen normal akan turun.

Selain itu beberapa kondisi lain seperti gangguan tiroid, olahraga berlebihan, berat badan yang sangat rendah, dan kemoterapi dapat menyebabkan estrogen rendah. Ada beberapa gejala yang bisa menandakan turunnya kadar estrogen. Perubahan fisik dan psikologi dapat dirasakan dari kondisi ini.

Berikut 8 tanda kadar estrogen rendah pada wanita, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (16/2/2020).

Menstruasi tidak teratur

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Estrogen adalah salah satu hormon utama yang mendorong siklus menstruasi. Estrogen yang rendah dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur atau berhenti sama sekali. Ini terjadi karena estrogen adalah hormon yang menyebabkan lapisan rahim menebal setiap bulan yang merupakan prekursor peluruhannya.

Hormon estrogen dan progesteron mengatur penumpukan lapisan rahim. Kelebihan hormon ini bisa menyebabkan perdarahan hebat. Namun, kekurangan hormon ini bisa membuat menstruasi berhenti.

Ketidakseimbangan hormon paling umum di antara gadis yang mulai menstruasi dalam satu setengah tahun terakhir. Kondisi ini juga umum pada wanita yang mendekati menopause.

Masalah tidur dan keringat malam

Susah Tidur atau Sulit Tidur
Ilustrasi Foto Susah Tidur atau Sulit Tidur (iStockphoto)

Estrogen yang rendah dikaitkan dengan kondisi sleep apnea yang merupakan kondisi di mana aliran oksigen tersumbat saat tidur. Karena aliran oksigen terhambat, ini membuat seseorang terbangun beberapa kali, terkadang tanpa terasa sepanjang malam. Kondisi ini bisa menyebabkan tidur yang tidakn nyenyak.

Selain itu hot flashes dan keringat malam juga bisa terjadi karena estrogen yang rendah mengacaukan hipotalamus. Saat estrogen rendah tubuh bisa mengeluarkan panas dalam sekejap - membuka pembuluh darah di kulit kepala dan leher lebih dari biasanya.

Merasa lelah dan sakit kepala

Sakit kepala (iStock)
Ilustrasi sakit kepala (iStockphoto)

Karena kadar estrogen dapat mengganggu kualitas tidur, seseorang bisa merasa lelah sepanjang hari. Kelelahan ini bisa disertai dengan sakit kepala atau migrain.

Kadar estrogen rendah juga dapat menyabakan sakit kepala, ini biasanya terjadi sebelum menstruasi. Tepat sebelum menstruasi dimulai, kadar estrogen berada pada titik terendah selama siklus. Jika estrogen rendah sepanjang siklus, itu bisa menyebabkan lebih banyak sakit kepala.

Depresi dan cemas

Depresi
Ilustrasi depresi (iStockphoto/AntonioGuillem)

Estrogen membantu tubuh memproduksi serotonin, neurotransmitter yang membantu meningkatkan suasana hati. Estrogen yang rendah dapat menyebabkan produksi serotonin yang rendah pula. Koneksi estrogen dengan serotonin juga menjelaskan mengapa seseorang mungkin mengalami depresi.

Tidak memiliki keseimbangan estrogen yang tepat juga dapat mengakibatkan kecemasan sebagai akibat dari perubahan kadar serotonin. Sebuah studi yang diterbitkan pada 2012 dari para peneliti di Harvard dan Emory University mengaitkan estrogen rendah dengan peningkatan respons rasa takut pada wanita dengan PTSD.

Masalah reproduksi

Vagina - Alat Reproduksi wanita (iStockphoto)
Ilustrasi Vagina - Alat Reproduksi wanita (iStockphoto)

Sakit saat berhubungan

Estrogen yang rendah juga dapat membuat seks terasa lebih menyakitkan. Jika tidak memiliki cukup estrogen, vagina bisa mengering dan menyebabkan sakit saat berhubungan seks. Jumlah kelembaban dalam vagina tergantung pada jumlah estrogen.

Kekurangan estrogen juga dapat menipis dinding vagina, hal lain yang berkontribusi terhadap rasa sakit selama penetrasi. Selain itu, kurangnya estrogen juga bisa menurunkan libido wanita. Secara khusus, jumlah serotonin yang dihasilkan terhubung dengan keinginan untuk berhubungan.

Infertilitas

Kadar estrogen yang rendah dapat mencegah ovulasi dan mempersulit kehamilan. Kondisi ini dapat menyebabkan infertilitas atau kemandulan. Jika wanita tidak memiliki estrogen yang cukup, tubuh tidak dapat menumbuhkan lapisan rahim yang tebal untuk memenuhi nutrisi pertumbuhan bayi.

Kurangnya estrogen juga bisa menghambat proses ovulasi. Jika seorang wanita tidak mengalami ovulasi, tubuh tidak mengeluarkan sel telur yang dapat dibuahi.

Mata kering dan tulang yang lemah

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Estrogen sebenarnya terkait dengan berapa banyak air mata yang bisa dihasilkan oleh tubuh. Jadi, jika estrogen sangat rendah, mata bisa terasa lebih kering.

Estrogen juga bisa memengaruhi kinerja tulang. strogen membantu menjaga tulang sehat dan kuat. Ketika kadar estrogen menurun, keropos tulang bisa terjadi. Misalnya, wanita yang pasca-menopause memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis dan patah tulang.

Infeksi Saluran Kemih

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Peningkatan infeksi saluran kemih dapat terjadi karena penipisan jaringan di uretra yang dapat berkembang dengan menurunnya estrogen. Ini membuat wanita lebih rentan mengalami infeksi saluran kemih (ISK) daripada yang lain.

Jika seseorang tidak memiliki cukup estrogen, lapisan uretra bisa menjadi lebih tipis, sehingga memudahkan bakteri yang tidak diinginkan untuk masuk.

Perubahan berat badan

Ilustrasi berat badan
Ilustrasi berat badan. (iStock)

Hormon termasuk estrogen dapat berperan dalam manajemen berat badan dan berapa banyak lemak yang disimpan tubuh. Tingkat estrogen yang rendah, seperti selama perimenopause dan menopause, dapat berkontribusi terhadap kenaikan berat badan.

Area di mana wanita menyimpan lemak juga dapat berubah selama menopause. Biasanya, wanita menyimpan lemak di pinggul dan paha mereka. Tapi itu berubah ketika kadar estrogen turun. Menurut Journal of Climacteric, penurunan estrogen di usia paruh baya dikaitkan dengan peningkatan lemak perut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya