Fungsi Eritrosit Leukosit Trombosit, Penting untuk Tubuh

Sel darah punya peran vital untuk tubuh.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 13 Jun 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2023, 20:00 WIB
Ilustrasi darah.
Ilustrasi darah. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Fungsi eritrosit leukosit trombosit sangat penting bagi kinerja keseluruhan tubuh. Darah merupakan bagian tubuh yang sangat vital bagi makhluk hidup.

Cairan yang disebut plasma membentuk sekitar setengah dari isi darah. Sementara itu, sekitar setengah lainnya terdiri dari sel-sel darah. Sel-sel darah ini terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Eritrosit, leukosit, dan trombosit sebagian diproduksi di sumsum tulang, jaringan lemak lunak di dalam rongga tulang.

Masing-masing fungsi eritrosit leukosit trombosit memiliki perannya sendiri. Fungsi eritrosit leukosit trombosit dapat mencegah tubuh dari berbagai gangguan. Fungsi eritrosit leukosit trombosit ini juga membantu mengangkut oksigen, mengedarkan nutrisi, hormon, dan banyak lagi.

Mengetahui tiap fungsi eritrosit leukosit trombosit membuat kamu tahu betapa pentingnya darah yang sehat dalam tubuh. Berikut fungsi eritrosit leukosit trombosit yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin(16/3/2020).

Fungsi eritrosit

Ilustrasi sel darah merah
Ilustrasi sel darah merah (iStock)

Eritrosit atau sel darah merah merupakan jenis sel darah yang dibuat di sumsum tulang dan ditemukan di dalam darah. Sel darah merah mengandung protein yang disebut hemoglobin yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh.

Kadar hemoglobin dan hematokrit yang rendah sering merupakan tanda-tanda anemia, suatu kondisi yang terjadi ketika darah kekurangan zat besi.

Memeriksa jumlah sel darah merah dalam darah biasanya merupakan bagian dari tes sel darah lengkap. Ini dapat digunakan untuk mencari kondisi seperti anemia, dehidrasi, kekurangan gizi, dan leukemia.

Gejala gangguan eritrosit

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Jika jumlah sel darah merah terlalu tinggi atau terlalu rendah, seseorang dapat mengalami gejala dan komplikasi. Gejala sel darah merah yang rendah dapat meliputi kelelahan, sesak napas, pusing, kelemahan, terutama ketika mengubah posisi dengan cepat. Eritrosit yang rendah dapat disebabkan oleh anemia, galan sumsum tulang, hemolisis, leukemia, kekurangan gizi, dan kehamilan.

Jika memiliki jumlah eritrosit yang tinggi, seseorang dapat mengalami gejala seperti kelelahan, sesak napas, nyeri sendi, gatal dan gangguan tidur. Eritrosit tinggi bisa disebabkan oleh merokok, penyakit jantung bawaan, dehidrasi, kanker ginjal, fibrosis paru, atau penyakit sumsum tulang yang menyebabkan kelebihan produksi sel darah merah dan dikaitkan dengan mutasi genetik.

Fungsi leukosit

Jenis Leukosit
Ilustrasi Sel Darah Putih / Sumber: Pixabay

Leukosit atau sel darah putih membantu mempertahankan tubuh terhadap infeksi dan zat asing. Leukosit berasal dari sumsum tulang tetapi bersirkulasi di seluruh aliran darah. Ada lima jenis utama sel darah putih: neutrofil, limfosit, eosinofil, monosit, dan basofil.

Berbagai jenis sel darah putih terlibat dalam mengenali pengganggu, membunuh bakteri berbahaya, dan menciptakan antibodi untuk melindungi tubuh dari paparan beberapa bakteri dan virus.

Gangguan sel darah putih dapat memengaruhi respons imun tubuh dan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Gangguan ini dapat memengaruhi orang dewasa dan anak-anak.

Gejala gangguan leukosit

Ilustrasi Sakit Flu dan Demam
Gejala gangguan leukosit (iStockphoto)

Gejala jumlah leukosit yang tidak normal di antaranya adalah pegal-pegal, demam, panas dingin, dan sakit kepala. Jumlah sel darah putih yang tinggi tidak sering menyebabkan gejala, meskipun kondisi yang mendasari menyebabkan angka tinggi dapat menyebabkan gejala mereka sendiri.

Setiap peningkatan atau penurunan abnormal dalam jumlah atau jenis sel darah putih bisa menjadi tanda infeksi, peradangan, atau kanker. Gangguan leukosit yang kerap ditemui di antaranya adalah limfoma, leukemia, dan Sindrom Myelodysplastic (MDS).

Fungsi trombosit

Fungsi Trombosit
Trombosit / Sumber: iStockphoto

Trombosit membantu pembekuan darah dan mengontrol pendarahan. Trombosit darah adalah responden pertama ketika tubuh mengalami luka atau cedera lainnya. Sel darah ini berkumpul di lokasi cedera, menciptakan sumbat sementara untuk menghentikan kehilangan darah.

Setiap perubahan kadar trombosit dapat menempatkan seseorang pada risiko pendarahan yang berlebihan dan dapat menjadi tanda kondisi medis yang serius.

Jumlah trombosit adalah angka penting yang perlu diketahui dokter sebelum dan sesudah operasi untuk memprediksi kemungkinan perdarahan dan masalah pembekuan darah.

Tidak mendapatkan cukup trombosit cukup berbahaya karena bahkan cedera kecil dapat menyebabkan kehilangan darah yang serius. Sementara itu, terlalu banyak trombosit dapat membentuk gumpalan darah yang bisa memblokir arteri utama, menyebabkan stroke atau serangan jantung. Trombosit yang tidak menggumpal dengan benar juga bisa menyebabkan kehilangan darah yang berbahaya.

Gejala gangguan trombosit

Ilustrasi pembekuan darah
Ilustrasi pembekuan darah (Sumber: Unshplash)

Trombosit adalah sel kecil yang bersirkulasi dalam darah dan membentuk gumpalan darah yang memungkinkan luka sembuh dan mencegah pendarahan yang berlebihan. Penyakit yang dapat mempengaruhi fungsi trombosit termasuk sirosis, multiple myeloma, penyakit ginjal, dan systemic lupus erythematosus (lupus).

Jika jumlah trombosit rendah, seseorang mungkin mengalami memar merah, ungu, atau coklat, yang disebut purpura pada kulit, ruam dengan bintik-bintik merah atau ungu kecil yang disebut petechiae, mimisan, gusi berdarah, perdarahan menstruasi yang berat, darah di urin dan tinja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya