Liputan6.com, Jakarta - Dalam memilih hewan qurban, umat Islam sering kali bingung mengenai pilihan terbaik antara hewan jantan atau betina. Banyak yang beranggapan bahwa ada jenis tertentu yang lebih utama.
Mahfum di kalangan masyarakat, orang lebih memilih hewan jantan. Hanya saja, hewan misalnya kambing jantan, lazimnya lebih mahal dari betina. Tentu ini menjadi masalah tersendiri.
Advertisement
Pada kenyataannya, ukuran dan manfaat daging lebih utama dibanding sekadar jenis kelamin hewan tersebut. Prinsip ini ditekankan dalam banyak penjelasan para ulama.
Advertisement
Pendakwah kondang KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya memberikan penjelasan mengenai hal ini dalam salah satu kajiannya yang menyejukkan hati.
Dikutip Jumat (26/04/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @AlMadani_Channel, Buya Yahya menjelaskan bahwa inti dari qurban adalah memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada umat.
Menurut Buya Yahya, baik kambing maupun sapi yang dipilih untuk qurban, hendaknya diperhatikan ukuran dan manfaat dagingnya. Semakin besar dan semakin banyak dagingnya, maka semakin baik.
Buya Yahya menegaskan bahwa yang dimakan oleh umat adalah dagingnya, bukan bulunya yang tebal, bukan pula tanduknya yang besar atau giginya yang tanggal. Fokus utamanya tetap pada manfaat daging.
Apabila hewan jantan lebih besar dibanding betina, tentu lebih utama memilih jantan. Namun jika ada betina yang ukurannya jauh lebih besar dari jantan, maka betina itulah yang lebih diprioritaskan.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Soal Warna Hewan Qurban Bagaimana?
Dalam urusan qurban, tujuan utamanya adalah memberikan manfaat yang lebih luas kepada orang lain, bukan sekadar memilih berdasarkan jenis kelamin hewan.
Soal warna hewan qurban, Buya Yahya menyampaikan bahwa tidak ada ketentuan khusus. Meskipun ada riwayat Nabi Muhammad SAW pernah menyembelih hewan berwarna putih.
Namun, jika dibandingkan antara hewan berwarna putih yang kurus dan hewan berwarna hitam yang gemuk, maka hendaknya memilih yang lebih gemuk, meskipun warnanya hitam.
Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat menekankan substansi dan manfaat, bukan sekadar tampilan fisik hewan semata.
Buya Yahya menambahkan bahwa umat seharusnya tidak terjebak pada simbol-simbol luar, tetapi lebih memahami makna besar dari ibadah qurban itu sendiri.
Qurban adalah bentuk ketulusan untuk berbagi, mempersembahkan yang terbaik kepada Allah dan memberi kebahagiaan kepada sesama manusia.
Advertisement
Pilih yang Sesuai Syariat
Ketulusan dalam memilih hewan terbaik, dalam ukuran dan manfaatnya, menjadi cerminan keikhlasan seorang hamba dalam menjalankan perintah Allah.
Buya Yahya juga mengingatkan bahwa memilih hewan yang layak qurban harus sesuai dengan syariat, di antaranya sehat, cukup umur, dan tidak cacat.
Jika semua syarat tersebut telah terpenuhi, maka umat tinggal memilih mana yang lebih besar manfaatnya bagi masyarakat penerima daging qurban.
Penting untuk mencamkan bahwa ukuran besar ini bukan sekadar ukuran fisik semata, tapi juga kualitas daging yang dihasilkan untuk konsumsi.
Semangat berqurban bukan hanya untuk menunaikan kewajiban tahunan, tetapi juga mempererat tali kasih sayang dan persaudaraan antarumat.
Maka, dalam berqurban, keutamaan bukan terletak pada apakah hewannya jantan atau betina, putih atau hitam, melainkan pada manfaat yang bisa disebarkan.
Pesan ini menjadi pengingat bagi semua umat Islam untuk lebih bijaksana dalam memilih hewan qurban, demi meraih pahala dan keberkahan yang lebih besar.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
