Liputan6.com, Jakarta Penyebab penyakit kusta atau lepra perlu diwaspadai meski kasus penyakit ini makin berkurang. Penyakit kusta atau lepra merupakan penyakit kulit yang bosa merusak saraf dan otot. Kusta akan menyebabkan ruam, lesi, hingga borok pada kulit.
Kusta adalah salah satu penyakit tertua dalam sejarah. Referensi tertulis pertama yang diketahui tentang kusta adalah dari sekitar 600 SM. Ini menjelaskan penyebab penyakit kusta atau lepra sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan masih ditemukan hingga saat ini.
Advertisement
Baca Juga
Penyebab penyakit kusta atau lepra bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain. Di Indonesia angka penderita mulai menurun pada tahun 2002. Namun, masih ada beberapa daerah yang masih ditemukan kasus kusta. Penyebab penyakit kusta atau lepra memang lebih berisiko menyebar di daerah tropis.
Penyebab penyakit kusta atau lepra bisa ditangani dengan pengobatan tepat dan intensif. Terlepas dari reputasinya yang menular, penyebab penyakit kusta atau lepra bisa dicegah dan disembuhkan. Berikut ulasan mengenai penyebab penyakit kusta atau lepra yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (21/2/2020).
Penyebab Penyakit Kusta atau Lepra
Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae (M. leprae) atau Mycobacterium lepromatosis (M. lepromatosis). Penyakit ini terutama menyerang kulit, saraf tepi, permukaan mukosa pada saluran pernapasan atas dan mata. Mycobacterium ini bisa berkembang secara perlahan.
Kusta diketahui terjadi pada semua umur mulai dari masa kanak-kanak hingga usia sangat tua. Penyebab penyakit kusta atau lepra dapat menular bahkan sebelum terdeteksi. Meski begitu kusta dapat disembuhkan dan pengobatan dini dengan mencegah sebagian besar kecacatan.
Advertisement
Penularan Penyakit Kusta
Menurut WHO, mekanisme pasti penularan kusta tidak diketahui. Setidaknya sampai saat ini, kepercayaan yang paling banyak dipegang adalah bahwa penyakit itu ditularkan melalui kontak antara orang yang terinfeksi dan orang sehat. Ini biasanya terjadi ketika seseorang dengan bersin atau batuk.
Para ilmuwan percaya itu ditangkap melalui tetesan-tetesan uap air yang melewati udara dari seseorang yang menderita kusta tetapi belum memulai pengobatan.
Bakteri yang menyebabkan kusta berkembang biak dengan sangat lambat. Penyakit ini memiliki masa inkubasi rata-rata (waktu antara infeksi dan munculnya gejala pertama) selama lima tahun. Gejala mungkin bisa tidak muncul selama 20 tahun.
Baru-baru ini kemungkinan penularan melalui jalur pernapasan semakin meningkat. Ada juga kemungkinan lain seperti penularan melalui serangga yang tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan.
Penyakit ini sebenarnya sulit menular, tapi kontak yang dekat dan berulang dengan orang yang tidak diobati untuk jangka waktu yang lebih lama dapat menyebabkan tertularnya kusta.
Kesalahpahaman tentang Penularan Kusta
Ada banyak stigma di sekitar yang mengatakan kusta adalah hukuman atau kutukan. Banyak orang juga beranggapan kusta bisa menular dengan mudah begitu saja. Kusta bukanlah kutukan, penyakit keturunan, dan tidak bisa ditularkan melalui sentuhan singkat.
Diperlukan kontak jangka panjang dengan seseorang dengan kusta yang tidak diobati selama berbulan-bulan untuk tertular penyakit ini. Menurut CDC, seseorang tidak dapat terkena kusta dari kontak biasa dengan orang yang menderita kusta, seperti berjabat tangan atau berpelukan, duduk bersebelahan di bus, atau duduk bersama saat makan.
Penyebab penyakit kusta atau lepra juga tidak diturunkan dari ibu ke bayinya yang belum lahir selama kehamilan dan juga tidak menyebar melalui kontak seksual.
Cara terbaik untuk mencegah kusta adalah menghindari kontak jangka panjang dan dekat dengan penderita kusta yang tidak diobatii.
Advertisement
Gejala Penyakit Kusta
Gejala penyakit kusta bisa berbeda tiap individu. Gejala utama penyakit kusta meliputi:
- Munculnya lesi ringan pada kulit dan bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
- bercak kulit dengan sensasi berkurangnya rasa, seperti sentuhan, rasa sakit, dan panas.
- kelemahan otot
- mati rasa di tangan, kaki, kaki, dan lengan
- masalah mata
- saraf yang membesar, terutama di siku atau lutut
- hidung tersumbat dan mimisan
- keriting jari dan ibu jari
- bisul di telapak kaki.
Seseorang bisa tidak menyadari memiliki luka bakar atau cedera pada kulit. Ini karena karena mati rasa akibat kerusakan saraf.
Komplikasi Lebih Lanjut Akibat Kusta
Diagnosis dan pengobatan yang tertunda dapat menyebabkan komplikasi serius. Tanpa perawatan, kusta dapat merusak kulit, saraf, lengan, kaki, kaki, dan mata secara permanen.
Luka pada kulit akibat penyebab penyakit kusta atau lepra lebih mungkin terinfeksi, karena pertahanan kekebalan melemah oleh kusta. Kondisi ini juga bisa menyebabkan penyerapan kembali tulang rawan oleh tubuh. Ini membuat adanya infeksi sekunder yang dapat mengakibatkan hilangnya jaringan. Kondisi ini mengarah pada pemendekan yang khas pada jari kaki dan jari tangan.
Kerusakan pada selaput lendir yang melapisi bagian dalam hidung terkadang dapat menyebabkan kerusakan internal dan jaringan parut. Kusta juga dapat menghancurkan saraf yang bertanggung jawab untuk berkedip. Hal ini dapat menyebabkan mata menjadi kering dan rentan terhadap infeksi, berpotensi mengakibatkan ulserasi dan kebutaan.
Advertisement