Liputan6.com, Jakarta Seseorang yang terpapar bakteri Mycobacterium leprae, yang menjadi penyebab kusta, belum tentu didera infeksi. Infeksi yang dimaksud munculnya gejala awal kusta bercak putih dan merah di kulit.
Baca Juga
Advertisement
Ciri khas bercak kulit penyakit kusta, yakni area kulit yang bercak akan mati rasa. Namun, risiko terinfeksi bakteri kusta tergantung dari daya tahan tubuh masing-masing.
Dalam konferensi pers "Stop Diskriminasi: Ayo Sukseskan Eliminasi Kusta" Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI, Wiendra Waworuntu menjelaskan, daya tahan tubuh memengaruhi, apakah seseorang kena infeksi atau tidak.
"Kalau daya tahan tubuhnya kebal walaupun terpapar bakteri kusta, dia tidak akan terinfeksi. 95 persen manusia kebal terhadap kusta, sedangkan 5 persen yang terinfeksi. Dari 5 persen terinfeksi itu 3 orang bisa sembuh sendiri dan 2 orang sakit," papar Wiendra saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta, ditulis Jumat, 7 Februari 2019.
Â
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Sanitasi yang buruk
Ahli Eliminasi Kusta Sri Linuwih Menaldi menambahkan, pengaruh lingkungan juga dapat memengaruhi daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh dapat menurun di lingkungan yang sanitasinya buruk.
"Lingkungan yang sangat padat sekaligus sanitasi buruk dapat menurunkan daya tahan tubuh. Risiko kena infeksi dari bakteri kusta tinggi," ujar dia.
Lingkungan pun harus terjaga kebersihan agar kita tak mudah kena infeksi bakteri. Bakteri apapun, tidak hanya bakteri kusta, lanjut Linuwih, bisa saja menginfeksi karena sanitasi yang buruk.
Untuk menjaga daya tahan tubuh, gaya hidup sehat bisa diterapkan. Misal, konsumsi sayuran dan buah-buahan.
Advertisement