Liputan6.com, Jakarta Partai Masyumi adalah sebuah partai politik yang berbasis di Indonesia. Partai Masyumi merupakan singkatan dari Majelis Syuro Muslimin Indonesia. Partai ini didirikan pada tahun 1945 dan menjadi salah satu partai politik terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia pada masa itu.
Baca Juga
Partai Masyumi didirikan sebagai wadah politik bagi kelompok Islam yang berkeinginan untuk memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan politik dan sosial Indonesia. Partai Masyumi memiliki basis dukungan yang kuat dari berbagai kelompok Islam, termasuk organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Advertisement
Selama masa kemerdekaan Indonesia, Partai Masyumi menjadi salah satu partai politik utama di parlemen dan memainkan peran penting dalam proses pembentukan dan pengembangan negara Indonesia. Partai ini aktif dalam berbagai isu politik, sosial, dan agama yang mempengaruhi masyarakat.
Namun, pada awal tahun 1960-an, Partai Masyumi menghadapi konflik internal dan tekanan politik yang menyebabkan partai ini dibubarkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960. Setelah pembubaran tersebut, anggota-anggota Masyumi beralih ke partai politik lain atau mendirikan partai-partai baru.
Secara historis, Partai Masyumi memiliki peran yang signifikan dalam politik Indonesia, terutama dalam mewujudkan aspirasi kelompok Islam dalam proses pembentukan negara dan dalam membentuk wacana politik di Indonesia pada masa itu.
Untuk mengenal lebih dalam mengenai Partai Masyumi, simak penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (27/6/2023).
Pendirian Partai Masyumi
Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, sebuah pertemuan bernama Kongres Umat Islam Indonesia diselenggarakan di gedung Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta pada tanggal 1-2 Dzulhijjah 1364, yang bertepatan dengan 7-8 November 1945.
Pertemuan ini memutuskan untuk mendirikan sebuah partai politik yang diberi nama Partai Masyumi. Pada Kongres tersebut, Dr. Abu Hanifah mengusulkan nama "Partai Rakyat Muslimin" yang terinspirasi dari Partai Rakyat Katolik di Belanda yang bernama Katholieke Volkspartij (KVP).
Namun, usulan tersebut tidak disetujui. Nama "Masyumi" dianggap sudah cukup dikenal oleh masyarakat pada saat itu. Oleh karena itu, diputuskan bahwa partai politik yang didirikan akan diberi nama Masyumi, meskipun tidak lagi menjadi singkatan dari Majelis Syuro Muslimin Indonesia seperti pada zaman Jepang.
Keputusan untuk membentuk Partai Masyumi melibatkan sejumlah tokoh Islam, antara lain H. Agus Salim, Abdul Wahid Hasyim, Mohammad Natsir, Mohammad Roem, dan Prawoto Mangkusasmito. Namun, keputusan ini bukan hanya merupakan keputusan para tokoh tersebut, melainkan juga merupakan keputusan dari seluruh umat Islam melalui perwakilan mereka.
Advertisement
Basis Dukungan dan Struktur Organisasi Partai Masyumi
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, Partai Masyumi memiliki basis dukungan yang kuat dari berbagai kelompok Islam, termasuk organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Hal ini tentu saja tidak lepas dari identitas Partai Masyumi yang merupakan partai yang bernapas Islam.
Partai Masyumi dianggap sebagai alat perjuangan tunggal bagi umat Islam Indonesia, yang diikrarkan dalam upaya untuk memperjuangkan kepentingan umat Islam Indonesia. Untuk mewujudkan perjuangan tersebut, dibentuklah struktur kepengurusan partai.
Secara umum, struktur organisasi Partai Masyumi terbagi menjadi tiga, yakni Majelis Syuro (Dewan Partai), Pengurus Besar, dan Pimpinan Bagian. Tugas Majelis Syuro adalah mengevaluasi perjuangan partai Masyumi dari perspektif akidah Islam, sementara pengurus besar bertanggung jawab untuk mengevaluasi gerakan dan perjuangan partai Masyumi dari sudut pandang politik.
Adapun susunan lengkap kepengurusan Partai Masyumi pada saat didirikan ialah sebagai berikut:
A. Majelis Syuro (Dewan Partai)
- K.H. Hasjim Asj’ari, Ketua Umum,
- Ki Bagus Hadikusumo, Ketua Muda I,
- K.H. Ahmad Wahid Hasjim, Ketua Muda II,
- Mr. Kasman Singodimedjo, Ketua Muda III.
- R.H. Mohammad. Adnan,
- H. Agus Salim,
- K.H. Abdul Wahab,
- K.H. Abdul Halim,
- K.H. Sanusi,
- Djamil Djambek,
- Dan beberapa Kiai serta pemuka-pemuka Islam lainnya.
B. Pengurus Besar
- Dr. Soekiman Wirjosandjojo, Ketua,
- Abikusno Tjokrosujoso, Ketua Muda I,
- Wali Alfatah, Ketua Muda II,
- Harsono Tjokroaminoto, Sekretaris I,
- Prawoto Mangkusasmito, Sekretaris II,
- Mr. Raden Ahmad Kasmat, Bendahara.
C. Pimpinan Bagian
a. Bagian Penerangan
Wali Alfatah.
b. Bagian Barisan Sabilillah dan Hizbullah
- K.H. Masjkur,
- W. Wondoamiseno,
- H. Hasjim,
- Sulio Adikusumo.
c. Bagian Keuangan
- Mr. Raden Ahmad Kasmat,
- Raden Prawiro Juwono,
- H. Hamid.
d. Bagian Pemuda
- Mohammad Mawardi,
- Harsono Tjokroaminoto.
e. Anggota-anggota:
- K.H. Mohammad Dahlan,
- H.M.F. Ma’ruf,
- Junus Anis,
- K.H. Faqih Usman,
- K.H. Fatchurrachman,
- Dr. Abu Hanifah,
- Mohammad Natsir,
- S.M. Kartosuwirjo,
- Anwar Tjokroaminoto,
- Dr. Samsuddin,
- Mr. Mohamad Roem.
Peran Partai Masyumi di Indonesia
Partai Masyumi memainkan peran penting dalam kancah politik di Indonesia. Partai Masyumi menekankan perlunya persatuan yang diwujudkan dengan keinginan untuk berkoalisi dengan partai-partai nasionalis, dan kristen. Sebab menurut pandangan Partai Masyumi, persatuan sangat penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, peran Partai Masyumi dalam isu agama, sosial, dan politik di Indonesia cukup signifikan. Berikut adalah beberapa peran yang dimainkan oleh Partai Masyumi dalam tiga bidang tersebut:
1. Isu Agama
a. Menjadi wakil dan pengawal perjuangan umat Islam
Partai Masyumi didirikan sebagai alat perjuangan utama umat Islam Indonesia. Partai ini berupaya untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan umat Islam dalam konteks politik nasional.
b. Memperjuangkan penerapan ajaran Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Masyumi memiliki tujuan untuk menerapkan nilai-nilai Islam dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dan negara. Mereka berkomitmen untuk membangun negara yang berdasarkan pada prinsip-prinsip Islam.
2. Isu Sosial
a. Mendorong kesejahteraan umat dan keadilan sosial
Partai Masyumi berperan dalam mengadvokasi keadilan sosial dan pemerataan ekonomi. Mereka berusaha untuk memperjuangkan hak-hak sosial dan ekonomi bagi rakyat Indonesia, khususnya umat Islam.
b. Membangun kesadaran sosial dan moral
Partai Masyumi juga berperan dalam membangun kesadaran sosial dan moral di tengah masyarakat. Mereka berupaya untuk mempromosikan nilai-nilai kejujuran, integritas, dan keadilan dalam perilaku masyarakat.
3. Isu Politik
a. Partai Masyumi berperan dalam proses legislasi dan pembentukan kebijakan
Partai Masyumi aktif dalam proses politik nasional, terutama di lembaga legislatif. Mereka berusaha untuk mempengaruhi pembentukan kebijakan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan kepentingan umat Islam.
b. Menggalang dukungan politik dan memobilisasi massa
Partai Masyumi memiliki basis massa yang kuat di kalangan umat Islam. Mereka berperan dalam menggalang dukungan politik, mengorganisir aksi massa, dan memobilisasi basis pendukungnya untuk mempengaruhi dinamika politik di Indonesia.
Secara keseluruhan, Partai Masyumi memainkan peran penting dalam mewakili dan memperjuangkan aspirasi umat Islam, mempromosikan nilai-nilai agama, memperjuangkan keadilan sosial, dan berpartisipasi dalam proses politik nasional di Indonesia.
Advertisement
Pembubaran Partai Masyumi
Partai Masyumi memiliki peran yang cukup besar dalam isu agama, sosial, dan politik, mereka tidak dapat terhindar dari konflik yang akhirnya membuat partai ini dibubarkan. Partai Masyumi menghadapi beberapa konflik yang menjadi faktor utama dalam pembubaran partai tersebut. Beberapa konflik yang dihadapi oleh Partai Masyumi antara lain:
1. Konflik Ideologi
Partai Masyumi memiliki spektrum politik yang luas, mencakup kelompok-kelompok dengan berbagai pandangan dan orientasi politik. Perbedaan ideologi dan pandangan politik di dalam partai tersebut menyebabkan konflik internal yang sulit diselesaikan.
2. Konflik dengan Pemerintah
Partai Masyumi sering kali berada dalam konflik dengan pemerintahan pada saat itu. Pemerintah Republik Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Soekarno melihat Partai Masyumi sebagai ancaman terhadap stabilitas politik dan kekuasaan yang ada. Konflik politik antara pemerintah dan Partai Masyumi semakin memperburuk hubungan antara keduanya.
3. Perbedaan Pendapat dalam Kongres Umat Islam
Partai Masyumi merupakan bagian dari Kongres Umat Islam, yang terdiri dari berbagai organisasi Islam. Perbedaan pendapat dan perselisihan di dalam Kongres Umat Islam mempengaruhi stabilitas Partai Masyumi. Terjadi perpecahan dan ketegangan antara kelompok-kelompok dalam Kongres Umat Islam, yang akhirnya berdampak negatif pada eksistensi Partai Masyumi.
4. Keterlibatan dalam Gerakan PRRI Permesta
Pada awal 1960-an, Partai Masyumi terlibat dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), yaitu pemberontakan yang dilakukan oleh beberapa pemerintah daerah di Indonesia. Keterlibatan dalam pemberontakan ini menimbulkan konflik dengan pemerintah pusat dan merusak reputasi Partai Masyumi di mata pemerintah dan masyarakat. Ini puncak konflik yang dihadapi Partai Masyumi hingga akhirnya dibubarkan.
Pada tahun 1960, pemerintah Indonesia melalui Dewan Pertimbangan Agung membubarkan Partai Masyumi. Pembubaran ini terkait dengan persepsi pemerintah terhadap Partai Masyumi sebagai ancaman terhadap stabilitas negara dan kekuasaan yang ada.