Keutamaan Puasa Muharram, Hukum, dan Niatnya, Termasuk 1 Muharram?

Keutamaan puasa Muharram adalah dijanjikan pahala besar dan ampuh menghapus dosa-dosa masa lalu.

oleh Laudia Tysara diperbarui 11 Jul 2023, 12:50 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2023, 12:50 WIB
Pawai Sejuta Obor 1 Muharram di Bogor
Ribuan umat Islam dari berbagai elemen melakukan aksi longmarch sejuta obor dari kawasan Sukasari menuju Ciawi, di Jalan Raya Tajur, Bogor, Senin (10/9). Aksi ini dilakukan dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1440 H. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Keutamaan puasa Muharram penting dipahami umat Muslim. Berpuasa di bulan Muharram dianggap sebagai ibadah yang sangat dianjurkan dan penuh keberkahan, pahalanya dilipatgandakan. Puasa Muharram dianggap sebagai cara untuk mendapatkan pahala besar dan menghapus dosa-dosa masa lalu yang sayang jika dilewatkan begitu saja.

Dalam sebuah hadis, puasa Muharram disebut sebagai puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan. “Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, dan sebaik-baik sholat setelah sholat fardhu adalah sholat malam.” (HR Muslim)

Salah satu keutamaan puasa Muharram adalah adanya puasa Tasua dan Asyura pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Puasa Tasua dan Asyura dianggap sebagai puasa yang paling utama di bulan ini, bukan puasa di tanggal 1 Muharram. Pelaksanaan puasa Tasua dianggap sebagai penyempurna dari puasa Asyura.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang keutamaan puasa Muharram yang dimaksudkan lengkap bacaan niatnya, Selasa (11/7/2023).

Puasa Tasua dan Asyura

20151013-Pawai Tahun Baru Islam-Jakarta
Pawai meriah malam tahun baru Islam di kawasan Buncit Raya, Jakarta, Selasa (13/10/2015). Pawai ini dalam rangka menyambut tahun baru 1 Muharram 1437 Hijriah pada Rabu 14 oktober 2015. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Islam atau hijriyah, memiliki berbagai keistimewaan yang dihormati oleh umat Muslim. 1 Muharram umum diperingati sebagai Tahun Baru Islam.

Dalam buku berjudul "Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah" karya Ida Fitri Shohibah pada tahun 2012 menjelaskan bulan Muharram juga menjadi waktu di mana umat Muslim menyelesaikan ibadah haji, salah satu kewajiban dalam agama Islam.

Selama bulan Muharram, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, termasuk puasa sunnah. Menurut Al Mardawi dalam kitab Al Inshaf, puasa Tasua dan Asyura pada tanggal 9 dan 10 Muharram dianggap sebagai puasa yang paling utama di bulan ini. Puasa Tasua dilakukan pada tanggal 9 Muharram, sedangkan puasa Asyura dilakukan pada tanggal 10 Muharram.

Diriwayatkan dari al-Bahili:

Aku mendatangi Rasulullah saw, lalu berkata: Wahai Rasulullah, Aku adalah lelaki yang pernah mendatangimu pada tahun pertama? Rasulullah saw bersabda: Dulu aku tidak melihat tubuhmu lemah? Al-Bahili menjawab: Wahai Rasulullah, Aku tidak mengonsumsi makanan di siang hari, aku tidak memakannya kecuali di waktu malam. Rasulullah saw bersabda: ‘Siapa yang menyuruhmu menyiksa dirimu? Aku menjawab: Wahai Rasulullah, sungguh Aku mampu berpuasa (terus-menerus). Rasulullah saw bersabda: Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia. (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya)

Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk berpuasa di bulan Muharram, bersama dengan bulan-bulan mulia lainnya, seperti bulan Ramadhan. Namun, ada pengecualian untuk tanggal 1 Muharram.

Hadis riwayat Muslim nomor 1163 menyatakan bahwa puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, yaitu Muharram. Rasulullah SAW juga menekankan bahwa sholat malam merupakan ibadah yang paling utama setelah sholat wajib.

Niat puasa Tasua

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma Taasuu'aa-a lilaahi ta'aalaa.

Artinya:

Saya niat puasa Tasu'a karena Allah ta'ala.

Niat puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma aasyuuraa-a lilaahi ta'aalaa.

Artinya:

Saya niat puasa Asyura karena Allah ta'ala.

1. Pahalanya Berlipatganda

20151013-Pawai Tahun Baru Islam-Jakarta
Seorang warga melakukan semburan api saat pawai di kawasan Buncit Raya, Jakarta, Selasa (13/10/2015). Pawai ini dalam rangka menyambut tahun baru 1 Muharram 1437 Hijriah pada Rabu 14 oktober 2015. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Puasa Muharram, terutama puasa Tasua dan Asyura pada tanggal 9 dan 10 Muharram, memiliki keutamaan yang wajib diketahui umat Muslim. Dalam kitab Al-Mu'jamus Saghir, yang mengutip hadis yang diriwayatkan oleh At-Thabarani, dijelaskan bahwa seseorang yang berpuasa sehari dalam bulan Muharram akan mendapatkan pahala puasa 30 hari.

Hal ini menunjukkan bahwa puasa Muharram memiliki keutamaan yang besar, di mana setiap hari puasa di bulan ini dihitung sebagai 30 hari pahala puasa. Dalam kitab Al-Mu'jamul Kabir juga disebutkan bahwa puasa Muharram memiliki 30 kebaikan.

Menurut buku Fiqih Islam Wa Adilatuhu Jilid 3 karya Prof Dr. Wahbah az-Zuhaili, hukum puasa Tasua dan Asyura di bulan Muharram adalah sunnah. Puasa Tasua dijelaskan oleh Lembaga Amil Zakat Yatim Mandiri memiliki keutamaan sebagai puasa yang melengkapi puasa Asyura. Pelaksanaannya pada tanggal 9 Muharram dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

2. Dosanya Diampuni 1 Tahun yang Lalu

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim nomor 1162, Abu Qotadah Al Anshoriy bertanya kepada Rasulullah SAW tentang keutamaan puasa Asyura di bulan Muharram. Rasulullah SAW menjawab bahwa puasa Asyura akan menghapus dosa selama 1 tahun yang lalu. Hal ini menegaskan adanya keutamaan puasa Muharram, khususnya puasa Asyura yang dilengkapi dengan puasa Tasua sehari sebelumnya.

“Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh para Sahabatnya juga berpuasa, maka mereka berkata: Wahai Rasulullah SAW, hari Asyura itu hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Maka Rasulullah SAW bersabda: Kalau demikian, Insya Allah tahun depan kita berpuasa pada hari yang kesembilan.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)

3. Pasti Diterima Taubatnya

Pelaksanaan puasa Muharram dianjurkan untuk melibatkan puasa Tasua dan Asyura. Hal ini dilakukan agar puasa pada tanggal 10 Muharram berbeda dengan praktik puasa yang dilakukan oleh kaum Yahudi. Meskipun demikian, dalam mazhab Syafi'i, menunaikan puasa Asyura selama 1 hari tanpa diiringi puasa Tasua sehari sebelumnya juga diperbolehkan. Ini menunjukkan fleksibilitas dalam melaksanakan puasa Muharram, namun tetap menghormati dan mengikuti ajaran Rasulullah SAW.

“Apabila engkau ingin puasa setelah Ramadhan, maka puasalah di bulan Muharram. Sesungguhnya bulan itu adalah bulan Allah dan pada bukan itu pula terdapat satu hari di mana ketika suatu kamu bertaubat, Allah juga akan menerima taubat kaum yang lain.” (HR. Tirmidzi)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya