Liputan6.com, Jakarta Nabi Ibrahim AS mendapat gelar ulul karena ketabahan dan kesabaran luar biasa. Selama menjalan perintah sebagai nabi, Ibrahim mendapat beberapa cobaan. Salah satu ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim AS adalah dalam hal mendapatkan keturunan. Dikisahkan, Nabi Ibrahim dan istrinya, Siti Sarah, sangat mendambakan kehadiran seorang anak. Namun waktu terus berlalu dan Siti Sarah sudah menua sehingga tidak lagi memungkinkan baginya untuk hamil.
Baca Juga
Advertisement
Dalam perjuangannya, Nabi Ibrahim AS memohon kepada Allah SWT agar diberikan seorang anak yang saleh. Doa ini tercatat dalam Al-Qur'an dan telah menjadi inspirasi bagi banyak orang. Doa Nabi Ibrahim meminta keturunan menjadi salah satu doa yang dianjurkan untuk diamalkan oleh pasangan suami istri yang mengalami hal serupa.
Dengan mengamalkan doa Nabi Ibrahim meminta keturunan, seorang muslim tidak hanya memohon kehadiran keturunan dalam hidupnya, tapi juga memita agar katirunannya menjadi muslim yang soleh. Berikut doa Nabi Ibrahim meminta keturunan beserta artinya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (17/7/2023).
Doa Nabi Ibrahim Meminta Keturunan
Nabi Ibrahim meminta keturunan ini terdapat dalam surat As Shaffat ayat 100, di mana isinya adalah permohonan kepada Allah SWT untuk dikaruniai seorang anak. Nabi Ibrahim juga sekaligus meminta untuk diberikan keturunan yang sholeh.
رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn
Artinya: Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
Doa Meminta Keturunan yang Soleh
Selain memanjatkan doa meminta keturunan, Nabi Ibrahim juga selalu menyertakan doa agar keturunannya menjadi seorang yang soleh yang taat kepada perintah Allah SWT. berikut adalah salah satu doa Nabi Ibrahim yang ada pada surah Ibrahim ayat 40.
رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ
Rabbij'alnī muqīmaṣ-ṣalāti wa min żurriyyatī rabbanā wa taqabbal du'ā`
Artinya: Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
Doa Nabi Zakaria Meminta Keturunan
Selain Nabi Ibrahim, Nabi Zakaria juga mendapatkan ujian yang serupa. Nabi Zakaria dan istrinya, Iisya binti Faquuz, telah menanti sekian lama untuk mendapatkan keturunan. Beliau tak pernah lelah berdoa memohon kepada Allah SWT. Sampai pada usianya yang tidak lagi muda, Allah akhirnya menganugerahkan rezeki berupa keturunan yang selama ini telah ditunggunya.
Doa Nabi Zakaria memohon keturunan ada dalam surat Ali Imran ayat 38.
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ
Hunālika da'ā zakariyyā rabbah, qāla rabbi hab lī mil ladungka żurriyyatan ṭayyibah, innaka samī'ud-du'ā`
Artinya: Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.
Advertisement
Pelajaran dari Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Zakaria Mendapatkan Keturunan
Tidak semua pasangan suami-istri mendapatkan anak dengan cepat. Faktanya, ini bukan hal baru dan bahkan terjadi sejak zaman Nabi. seperti yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Zakaria. Dari kisah kedua nabi tersebut, berikut pelajaran yang dapat diambil.
1. Kesabaran dalam Berdoa
Kedua nabi ini menunjukkan kesabaran yang luar biasa dalam menanti dan berdoa kepada Allah SWT untuk diberi keturunan. Mereka tidak putus asa meskipun prosesnya memakan waktu puluhan tahun. Hal ini mengajarkan kita untuk tetap bersabar dan berdoa dengan sungguh-sungguh dalam menghadapi cobaan hidup.
2. Ketergantungan kepada Allah
Nabi Ibrahim dan Nabi Zakaria mengandalkan Allah SWT sebagai satu-satunya sumber kekuatan dan pemenuhan harapan mereka. Mereka menyadari bahwa hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan keturunan. Ini mengajarkan kita untuk bergantung sepenuhnya kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam memperoleh keturunan.
3. Keutamaan Sikap Mulia
Kisah Nabi Ibrahim dan istrinya menunjukkan pentingnya memiliki sikap mulia dalam berinteraksi dengan orang lain. Sikap kebaikan, keramahan, dan penghormatan terhadap tamu yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim dan Siti Hajar menjadi salah satu faktor yang berperan dalam mendapatkan berkah dari Allah SWT. Ini mengajarkan kita untuk menjaga sikap yang baik dan berlaku adil terhadap semua orang, karena tindakan kebaikan dapat membawa berkah dalam hidup kita.
4. Mempercayai Ketetapan Allah
Meskipun dalam kondisi yang sulit dan tidak terduga, Nabi Ibrahim dan Siti Hajar tetap mempercayai ketetapan Allah SWT. Mereka menerima dengan ikhlas dan tawakkal akan keputusan Allah, meskipun kadang-kadang sulit dipahami oleh akal manusia. Pelajaran ini mengajarkan kita untuk mempercayai rencana Allah dan menerima segala ketetapan-Nya dengan hati yang ikhlas.
5. Usaha dan Ikhtiar
Meskipun pasangan Nabi Ibrahim dan Siti Hajar telah menua, mereka tetap berusaha dan melakukan upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka. Meskipun ada batasan fisik, mereka tidak menyerah dan tetap berusaha. Ini mengajarkan kita untuk tidak berputus asa dalam berusaha mencapai tujuan, meskipun terkadang ada hambatan dan keterbatasan yang dihadapi.