Pengertian Ikhlas dan Pengapilikasiannya dalam Hidup, Simak Ulasannya

Jelaskan pengertian ikhlas! Dalam berbagai ajaran agama dan filsafat, ikhlas dianggap sebagai landasan moral yang kuat, karena sikap ini mengajarkan kita untuk bertindak dengan tulus dan murni demi kebaikan tanpa mengharapkan imbalan duniawi.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 26 Jul 2023, 11:45 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2023, 11:45 WIB
Ilustrasi memberi, menolong, membantu
Ilustrasi Dalam berbagai ajaran agama dan filsafat, ikhlas dianggap sebagai landasan moral yang kuat, karena sikap ini mengajarkan kita untuk bertindak dengan tulus dan murni demi kebaikan tanpa mengharapkan imbalan duniawi. (Photo by Jackson David on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Jelaskan pengertian ikhlas! Dalam Islam, konsep ikhlas sangat penting dan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam beribadah dan menjalani kehidupan. Ikhlas juga dikaitkan dengan konsep tawakal, yaitu melepaskan segala bentuk kesombongan dan bergantung sepenuhnya kepada Allah SWT. Seorang yang ikhlas melakukan segala sesuatu hanya karena mencari ridha Allah dan tanpa mengharapkan pujian atau pengakuan dari orang lain.

Jelaskan pengertian ikhlas! Dalam berbagai ajaran agama dan filsafat, ikhlas dianggap sebagai landasan moral yang kuat, karena sikap ini mengajarkan kita untuk bertindak dengan tulus dan murni demi kebaikan tanpa mengharapkan imbalan duniawi. Konsep ini juga berlaku dalam konteks hubungan sosial. Ketika berinteraksi dengan orang lain, memiliki niat ikhlas berarti kita melakukan segala hal dengan tulus untuk membantu, mendukung, atau memberikan manfaat tanpa mengharapkan balasan atau penghargaan.

Jelaskan pengertian ikhlas! Berikut ulasan tentang pengertian ikhlas dalam konteks islam serta pengaplikasiannya dalam kehidupan yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (26/7/2023).

Konsep Ikhlas dalam Islam

Model atau Bentuknya Tidak Berlebihan
Ilustrasi Konsep Ikhlas dalam Islam Credit: freepik.com

Jelaskan pengertian ikhlas! Ikhlas adalah kata serapan dari bahasa Arab yang memiliki "murni" dalam bahasa Indonesia. Secara harfiah, ikhlas berasal dari kata "kh-l-s" yang berarti membersihkan atau menyucikan. Dalam konteks agama, ikhlas merujuk pada sebuah sikap atau niat tulus yang murni dalam beribadah dan bertindak, tanpa adanya campur tangan motif-motif yang tidak benar seperti riya' (pamer) atau sum'ah (mencari pujian).

Ikhlas dalam konteks Islam merupakan sebuah akhlak yang terpuji yang menjadi tuntutan bagi setiap Muslim. Secara sederhana, ikhlas merupakan sikap tulus yang murni dalam menjalankan ibadah dan beramal perbuatan, semata-mata untuk mencari ridho dan keridhaan Allah SWT, tanpa mengharapkan apresiasi atau pengakuan dari manusia.

Gagasan tentang ikhlas dalam Islam didasarkan pada lawan dari perilaku riya', yaitu menyembunyikan niat dan tujuan kita dalam beribadah agar tidak terpengaruh oleh pujian atau penghargaan dari orang lain. Sebagai sebuah konsep, ikhlas memegang peran sentral dalam memandu setiap tindakan seorang Muslim, baik dalam ibadah maupun dalam aktivitas sehari-hari.

Ikhlas juga dianggap sebagai "ruh" dari amal perbuatan. Seperti halnya tubuh tanpa roh, amal perbuatan yang tidak didasari oleh niat ikhlas akan kehilangan nilai spiritualnya. Oleh karena itu, setiap tindakan yang dilakukan haruslah disertai dengan kesadaran dan tujuan yang murni, semata-mata karena Allah SWT.

Ikhlas Sebagai Amalan Baik

Ilustrasi muslim salat, duha
Ilustrasi Ikhlas Sebagai Amalan Baik (Foto oleh Alena Darmel: https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-orang-dalam-ruangan-muslim-8164381/)

Bagi seorang Muslim, ikhlas adalah bagian dari akhlakul karimah, yaitu akhlak mulia. Ikhlas dipandang sebagai hasil dari tingkatan spiritual yang lebih tinggi yang disebut Ihsan, yaitu keyakinan bahwa Allah SWT selalu mengawasi dan mengetahui segala tindakan kita. Dengan kesadaran akan kehadiran-Nya, seorang Muslim harus mengusahakan agar ikhlas menjadi inti dari setiap perbuatan dan ibadahnya.

Pengertian ikhlas juga dapat dipahami dari perspektif bahasa dan istilah. Secara bahasa, ikhlas berarti "membersihkan" atau "menyucikan". Dalam konteks ikhlas, artinya adalah membersihkan hati dari segala motif yang tidak benar, sehingga hati hanya mengarah kepada Allah SWT. Ikhlas mengandung makna mendalam tentang kesucian niat dan tujuan dalam setiap amal perbuatan.

Para ulama dan tokoh Islam memiliki pandangan yang beragam tentang ikhlas. Misalnya, Ali Al Daqoq menyebutkan ikhlas sebagai menutupi segala sesuatu dari pandangan makhluk lain. Fudhail Bin Iyadh, di sisi lain, menyatakan bahwa ikhlas adalah beramal semata-mata karena Allah SWT, tanpa mencari perhatian manusia atau mengharapkan pujian dari mereka.

Inti dari ikhlas adalah membersihkan hati dan niat dari campuran motivasi yang buruk, seperti riya' atau sum'ah. Dalam Islam, perbuatan baik dan ibadah yang diiringi dengan niat ikhlas akan diberikan pahala oleh Allah SWT. Konsep ini dijelaskan dalam sutar Al-Mulk ayat 2

ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ

Artinya: Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Mulk 67:2).

Jadi, dalam rangka mencapai keridhaan Allah SWT, seorang Muslim harus berusaha menyucikan hati dan niat dalam setiap tindakannya. Ikhlas menjadi landasan moral yang kuat dalam agama Islam, mengajarkan umatnya untuk bertindak dengan tulus dan murni, semata-mata untuk Allah SWT, tanpa memikirkan pujian atau pengakuan dari manusia.

Penerapan Ikhlas dalam Kehidupan

Ilustrasi Muslim - Image by İbrahim Mücahit Yıldız from Pixabay
Ilustrasi Muslim - Image by İbrahim Mücahit Yıldız from Pixabay

Pengaplikasian ikhlas dalam hidup adalah suatu proses yang memerlukan kesadaran, komitmen, dan latihan berkelanjutan. Mengamalkan keikhlasan dalam hidup adalah proses yang terus menerus dan butuh latihan. Tidak selalu mudah untuk menghadirkan niat ikhlas dalam setiap hal yang kita lakukan, tetapi dengan komitmen dan kesadaran yang kuat, kita bisa meningkatkan kualitas spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu seseorang menerapkan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari.

1. Niat yang Murni

Mulailah setiap aktivitas dengan niat yang tulus dan murni, yaitu semata-mata karena Allah SWT. Sadari dan cegah diri dari niat yang tercemar oleh keinginan pujian atau pengakuan dari orang lain. Ingatkan diri bahwa Allah SWT mengetahui setiap niat dan tindakan kita.

2. Kesadaran Akan Kehadiran Allah

Tanamkan kesadaran akan kehadiran Allah SWT dalam segala aspek kehidupan. Ingatkan diri sendiri bahwa Allah selalu mengawasi dan mengetahui apa yang kita lakukan. Dengan menyadari kehadiran-Nya, kita akan lebih cenderung berusaha ikhlas dalam tindakan kita.

3. Bekerja dengan Kualitas

Fokuslah pada kualitas dalam setiap pekerjaan dan ibadah yang dilakukan. Jika kita melakukan sesuatu dengan baik, semata-mata untuk Allah, maka hasil dan apresiasi dari manusia menjadi sekunder. Jika seseorang tidak menghargai atau memuji kita, hati kita tetap tenang karena kita telah berusaha dengan ikhlas dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

4. Hati yang Tersucikan

Selalu berusaha untuk menyucikan hati dari sifat-sifat buruk seperti iri, dengki, atau kesombongan. Hati yang bersih dan ikhlas akan lebih mudah menerima segala ujian dan cobaan dalam hidup dengan lapang dada.

5. Bersyukur dalam Segala Kondisi

Bersyukurlah dalam setiap situasi, baik itu suka maupun duka. Ketika kita bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, kita akan lebih mampu menerima takdir-Nya dengan ikhlas.

6. Menjaga Niat di Tengah Pujian dan Kritikan

Jaga niat ikhlas di tengah pujian dan kritikan. Jangan biarkan pujian membuat kita sombong, dan jangan biarkan kritikan membuat kita meragukan niat ikhlas kita. Tetaplah yakin bahwa Allah yang mengetahui apa yang ada dalam hati kita.

7. Belajar dari Kesalahan

Jika merasa telah melakukan tindakan atau ibadah dengan niat yang tidak sepenuhnya ikhlas, berusaha untuk memperbaikinya. Minta maaf kepada Allah, bertaubat, dan berkomitmen untuk lebih ikhlas ke depannya.

8. Saling Mengingatkan

Antara saudara seiman, saling mengingatkan untuk selalu menghadirkan ikhlas dalam setiap tindakan. Ingatkan satu sama lain tentang pentingnya tujuan murni dalam beribadah dan beramal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya