Liputan6.com, Jakarta Dalam perjalanan sejarah panjang manusia, banyak nama tokoh-tokoh hebat dari berbagai bidang tercatat dan diabadikan. Ternyata nama-nama itu tidak hanya berasal dari mereka yang telah merasakan banyak asam garam kehidupan atau berusia matang.
Ada saat-saat di mana remaja dengan keberanian dan kecerdasan yang luar biasa muncul, mengubah jalan sejarah, dan menorehkan namanya dalam buku-buku besar. Pencapaian di usia yang sangat muda dapat menjadi inspirasi dan mengingatkan bahwa usia bukanlah penghalang untuk mencapai prestasi dan membuat perubahan positif .
Berikut kisah 6 remaja yang berhasil mencatatkan namanya di sejarah dengan keberanian, semangat, dan tekad yang kuat. Dirangkum Liputan6.com dari laman britannica.com, Senin (18/9/2023).
Advertisement
1. Joan of Arc: Pejuang Pemberani pada Usia 13 Tahun
Joan of Arc adalah seorang gadis Prancis yang pada usia 13 tahun tanpa pengalaman militer, memimpin pasukan Prancis untuk memenangkan perang penting melawan Inggris. Perang ini dikenal sebagai the Hundred Years’ War.
Joan percaya bahwa misinya berasal dari Tuhan. Melalui keberaniannya, ia membantu Charles VII merebut kembali kerajaannya pada tahun 1429. Sayangnya, ia ditangkap oleh Inggris pada tahun 1430 dan dibakar di tiang pada tahun 1431. Meskipun demikian, Joan of Arc tetap menjadi pahlawan nasional Prancis dan akhirnya dikanonisasi sebagai Saint Joan of Arc pada tahun 1920.
2. Bobby Fischer: Grandmaster Catur Termuda di Usia 15 Tahun
Bobby Fischer adalah seorang remaja yang mencapai prestasi gemilang dalam dunia catur. Pada usia 15 tahun, ia menjadi grandmaster catur termuda dalam sejarah, gelar tertinggi dalam catur.
Keberhasilannya ini diawali dengan kemenangan dalam "Game of the Century" melawan Donald Byrne dua tahun sebelumnya. Meskipun kemudian ia memilih untuk hidup dalam ketenangan, Fischer kembali ke sorotan pada tahun 1992 untuk bermain melawan Boris Spassky.
Advertisement
3. Louis Braille: Menciptakan Huruf Braille untuk Tunanetra pada Usia 15 Tahun
Louis Braille adalah seorang tunanetra sejak usia tiga tahun. Pada usia 15 tahun, ia mengembangkan huruf Braille yang revolusioner untuk membantu tunanetra membaca dan menulis.
Huruf Braille terdiri dari 63 karakter yang dibuat dengan menggunakan titik-titik yang tersusun dalam matriks enam posisi. Titik-titik ini dicetak pada kertas dan dapat dibaca dengan menggunakan jari. Pada tahun 1837, Braille menerbitkan buku Braille pertama, membuka pintu untuk pendidikan dan akses informasi bagi tunanetra di seluruh dunia.
4. Barbara Johns: Pelopor Perjuangan untuk Pendidikan yang Adil
Dulu di Amerika sekolah dibedakan berdasarkan ras. Pada 1952, seorang remaja berusia 16 tahun yang merasa sistem pendidikan ini buruk melakukan aksi protes yang cukup menarik perhatian publik. Barbara Johns mengambil langkah besar dengan memulai mogok pelajar untuk memprotes fasilitas sekolah terpisah yang buruk di Farmville, Virginia.
Tindakannya menarik perhatian pengacara dari National Association for the Advancement of Colored People (NAACP), yang membantu membawakan kasusnya ke pengadilan. Kasus Dorothy E. Davis v. County School Board of Prince Edward County, menjadi salah satu dari lima kasus yang diperiksa oleh Mahkamah Agung selama persidangan Brown v. Board of Education
Kasus ini digunakan sebagai bukti bahwa sekolah terpisah adalah tidak konstitusional. Berdasarkan hasil persidangan Mahkamah Agung Amerika Serikat secara resmi menghapus segregasi rasial di sekolah umum Amerika Serikat pada tahun 1954.
5. Mary Shelley: Penulis
Meskipun baru menerbitkan karyanya pada usia 21 tahun, Mary Shelley menulis "Frankenstein; or, The Modern Prometheus" ketika ia berusia 18 tahun. Karya ini menjadi salah satu sastra klasik yang paling terkenal. Selama karirnya, Mary Shelley juga menulis beberapa novel terkenal lainnya.
6. Malala Yousafzai: Penerima Penghargaan Nobel Termuda pada Usia 17 Tahun
Malala Yousafzai dari Pakistan telah menjadi sosok inspiratif dalam perjuangan untuk pendidikan. Pada usia 17 tahun, ia menjadi penerima Nobel Perdamaian termuda dalam sejarah. Malala telah memotivasi banyak anak perempuan untuk mengejar pendidikan dan berbicara terbuka menentang Taliban sejak usia 11 tahun. Ia mendapat perhatian internasional setelah selamat dari upaya pembunuhan saat berusia 15 tahun.
Advertisement