Harut dan Marut adalah Malaikat, Simak Alasan Mereka Ajarkan Sihir

Harut dan Marut adalah malaikat-malaikat yang menjalankan tugas, di mana memberikan pengajaran tentang sihir kepada warga Babilonia.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 22 Sep 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2023, 12:00 WIB
Ilustrasi Islam
Ilustrasi Islam. (Bola.com/Pixabay)

 

Liputan6.com, Jakarta Harut dan Marut adalah dua nama yang disebutkan dalam Al-Qur’an, dan juga dikenal dalam kisah-kisah umat terdahulu. Dua figur ini muncul dalam tradisi Islam, dan terkait dengan kisah mengenai pengajaran sihir kepada manusia, setelah wafatnya Nabi Sulaiman AS.

Tujuan awal Harut dan Marut  adalah untuk membantu memerangi sihir, dan menghancurkan praktik sihir yang meluas di kalangan manusia. Namun, akhirnya, manusia menggunakan ilmu sihir yang diajarkan oleh Harut dan Marut untuk melakukan perbuatan jahat.

Referensi Alquran yang mengacu pada kisah Harut dan Marut dapat ditemukan dalam Surah Al-Baqarah, Ayat 102. Dalam ayat tersebut, Alquran memberikan isyarat terhadap peristiwa yang melibatkan kedua malaikat tersebut.

Ada perbedaan pendapat dalam komunitas Islam tentang sifat sebenarnya dari Harut dan Marut. Beberapa berpendapat bahwa mereka adalah malaikat, sementara yang lain berpendapat bahwa mereka mungkin manusia atau entitas lain.

Berikut ini kisah Harut dan Marut yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (22/9/2023).  


Kisah Harut dan Marut

Ilustrasi islam, syubhat (sumber: freepik)
Ilustrasi islam, syubhat (sumber: freepik)

Harut dan Marut adalah dua nama yang disebutkan dalam Al-Qur’an, dan juga dikenal dalam kisah-kisah umat terdahulu. 

Kisah kedua sosok ini sempat diceritakan dalam Al-Qur’an, tepatnya pada surah Al-Baqarah ayat 102.

وَاتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيٰطِيْنُ عَلٰى مُلْكِ سُلَيْمٰنَ ۚ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ ۗ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَآ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۗ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهٖ ۗ وَمَا هُمْ بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۗ وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰىهُ مَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۗ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْ ۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ

Dan mereka mengikuti apa  yang dibaca oleh syaitan-syaitan  pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat  di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu jangnalah kamu kafir. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya . Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS.Al-Baqarah 2:102) 

Sejumlah ulama mencoba menafsirkan ayat di atas. Ada yang berpendapat, mereka benar-benar malaikat, tetapi ada pula yang menilai kedua nama itu merupakan orang yang sangat saleh seperti malaikat. Bahkan, ada pendapat mengatakan, Harut dan Marut merupakan orang jahat yang pura-pura saleh seperti malaikat.

Ulama Tabi’in, Qatadah dan Ibnu Syihab Az Zuhri rahimahumallah menyebutkan:

كانا ملكين من الملائكة، فأهبطا ليحكما بين الناس

“Mereka berdua adalah malaikat. Mereka turun ke dunia untuk menegakkan hukum di tengah manusia.” (Tafsir Ath Thabari, 2/420)

Ibnu Zaid mengatakan:

الشياطين والملكان يعلمون الناس السحر

“Maksud ayat ini, setan-setan dan dua malaikat mengajarkan sihir kepada manusia.” (Tafsir Ath Thabari, 2/420)

Sebagian ulama mengatakan bahwa Harut dan Marut adalah manusia, diantara yang menafsirkan demikian adalah Al-Qasimi. Beliau mengatakan:

والذي ذَهَب إليه الْمُحَقِّقُون أنَّ هَارُوت ومَارُوت كَانا رَجُلَين مُتَظَاهِرَين بالصَّلاح والتَّقْوى في بَابِل

“Pendapat yang dikuatkan pada ulama muhaqiq adalah bahwa Harut dan Marut adalah dua orangyang menunjukkan kesalihan dan ketaqwaan di Babil.” (Tafsir Al-Qasimi, 210)

Dari keterangan-keterangan tersebut, pendapat paling kuat adalah pandangan yang mengatakan bahwa mereka adalah dua orang malaikat. Dalam Majmu’ Fatawa wal Maqalat Mutanawwi’ah (8:115) diterangkan bahwa “para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Yang paling rajih, Harut dan Marut adalah dua malaikat yang turun untuk menguji dan mengetes manusia.”


Tujuan Harut dan Marut Turun Ke Dunia

Ilustrasi Islam
Ilustrasi Islam (sumber: Pixabay)

Kisah tentang Harut dan Marut memiliki berbagai versi, dan salah satu versi terkenal menggambarkan keduanya sebagai malaikat yang diutus oleh Allah untuk turun ke Kota Babilonia. Saat itu, Kota Babilonia dilanda kegelisahan dan kesyirikan akibat praktik sihir yang merajalela. Kota ini, yang dipimpin oleh Raja Nebukadnezar, berada dalam keadaan kacau-balau, dan sihir telah menimbulkan penyakit dan bahkan memicu perceraian di antara suami dan istri.

Penyebaran sihir di Kota Babilonia bermula ketika Raja Nebukadnezar menawan orang-orang Yahudi setelah menyerang Palestina. Setelah tiba di Babilonia, para tawanan Yahudi mulai mempraktikkan sihir dan membuat lingkaran besar sebagai simbol sihir, yang menakutkan penduduk setempat. Inilah saat Harut dan Marut diutus untuk mengajar sihir kepada penduduk Babilonia. Namun, tujuan mereka bukan untuk berbuat jahat, melainkan untuk menjelaskan hakikat sihir kepada masyarakat.

Malaikat-malaikat ini menjalankan tugas mereka dengan memberikan pengajaran tentang sihir kepada warga Babilonia. Mereka juga mengingatkan penduduk setempat untuk tidak menyalahgunakan ilmu sihir yang mereka pelajari untuk berbuat syirik dan mendurhakai Allah SWT. Harut dan Marut menjelaskan, "Sesungguhnya kami hanya cobaan bagi kamu semua. Maka, sebab itu janganlah kamu kafir."

Selain mengajarkan tentang sihir, keduanya juga mengajarkan penduduk Babilonia cara menghapus lingkaran besar sihir yang dibuat oleh orang-orang Yahudi. Setelah menyelesaikan tugas mereka, Harut dan Marut kembali ke surga, tetapi sayangnya, penduduk Babilonia justru mengabaikan peringatan malaikat-malaikat tersebut. Mereka malah menggunakan ilmu sihir yang mereka pelajari untuk kejahatan, sehingga Kota Babilonia semakin hancur.

Ibnu Katsir mengatakan:

حاصلها راجع في تفصيلها إلى أخبار بني إسرائيل ، إذ ليس فيها حديث مرفوع صحيح متصل الإسناد إلى الصادق المصدوق المعصوم الذي لا ينطق عن الهوى

“Kesimpulannya, rincian kisah Harut dan Marut itu berasal dari Israiliyat. Karena tidak ada hadis yang sahih marfu’ muttashil sanadnya kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang tidak bicara dengan hawa nafsu.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/360)

Senada dengan pendapat Ibnu Katsir, As-Sa’di juga mengatakan bahwa semua kisah tersebut adalah kisah israiliyat. Jadi mereka mengajarkan sihir sebagai bentuk ujian bagi manusia. Syaikh As Sa’di menjelaskan:

وكذلك اتبع اليهود السحر الذي أنزل على الملكين الكائنين بأرض بابل من أرض العراق، أنزل عليهما السحر امتحانا وابتلاء من الله لعباده

“Demikian juga orang Yahudi biasa mempraktikan sihir yang dahulu diturunkan kepada dua malaikat yang ada di bumi, di negeri Babil, di Iraq. Mereka berdua diberi ilmu sihir sebagai bentuk ujian dari Allah bagi para hamba.” (Tafsir As Sa’di, 61)


Alasan Mengajarkan Sihir

Ilustrasi masjid, Islam
Ilustrasi masjid, Islam. (Foto oleh David McEachan: https://www.pexels.com/id-id/foto/siluet-masjid-di-bawah-langit-berawan-pada-siang-hari-87500/)

Tanwir Al-Qulub (Muhammad Amin Al-Kurdi)

وَأَمَّا مَا اشْتَهَرَ مِنْ قِصَّةِ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ وَجَعْلُهُمَا مَلَكَيْنِ يُعَلِّمَانِ السِّحْرَ مَعَ زِيَادَةِ كَذِبِ الْمُؤَرِّخِيْنَ أَنَّهُمَا عُوْقِبَ وَمُسِخَا فَذَلِكَ كُلُّهُ كَذِبٌ وَزُوْرٌ وَبَاطِلٌ لاَ يَحِلُّ اعْتِقَادُهُ فِيْهِمَا أَنَّهُمَا إِنْ لَمْ يَكُوْنَا مَلَكَيْنِ فَتَعْلِيْمُهُمَا السِّحْرَ لَمْ يَكُنْ  لِأَجْلِ الْعَمَلِ بِهِ بَلْ لِلتَّحَرُّزِ مِنْهُ بِتَعْرِيْفِ حَقِيْقَتِهِ وَبَيَانِ شَرِّهِ وَعُقُوْبَتِهِ. وَلِهَذَا أَخْبَرَ اللهُ إِنَّهُمَا مَا كَانَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُوْلاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ.

Adapun kisah yang terkenal tentang Harut dan Marut, yang kemudian keduanya dijadikan sebagai malaikat yang mengajarkan sihir disertai adanya tambahan kebohongan oleh para sejarahwan bahwa keduanya telah dihukum dan berubah bentuknya, semuanya itu adalah dusta, palsu dan batil , tidak layak untuk diyakini dan didengarkan. bukan malaikat maka masalahnya menjadi jelas.

Kemudian pertanyaannya, kalau mereka malaikat kenapa mengajarkan sihir? Jawabannya ada pada kelanjutan ayat:

وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ

“Mereka berdua tidaklah mengajarkan (sihir) kepada seseorang kecuali berkata: ‘ini adalah fitnah, jangan engkau kufur’.” (QS. Al Baqarah: 102)

Jadi mereka mengajarkan sihir sebagai bentuk ujian bagi manusia. Syaikh As Sa’di menjelaskan:

وكذلك اتبع اليهود السحر الذي أنزل على الملكين الكائنين بأرض بابل من أرض العراق، أنزل عليهما السحر امتحانا وابتلاء من الله لعباده

“Demikian juga orang Yahudi biasa mempraktikan sihir yang dahulu diturunkan kepada dua malaikat yang ada di bumi, di negeri Babil, di Iraq. Mereka berdua diberi ilmu sihir sebagai bentuk ujian dari Allah bagi para hamba.” (Tafsir As Sa’di, 61)

Adapun kisah yang beredar tentang Harut dan Marut bahwa mereka adalah malaikat yang dihukum oleh Allah kemudian mereka melakukan zina, mabuk dan membunuh, ini kisah dari Israiliyat yang tidak boleh diyakini. Ibnu Katsir mengatakan:

حاصلها راجع في تفصيلها إلى أخبار بني إسرائيل ، إذ ليس فيها حديث مرفوع صحيح متصل الإسناد إلى الصادق المصدوق المعصوم الذي لا ينطق عن الهوى

“Kesimpulannya, rincian kisah Harut dan Marut itu berasal dari Israiliyat. Karena tidak ada hadis yang sahih marfu’ muttashil sanadnya kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang tidak bicara dengan hawa nafsu.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/360)

As Sa’di rahimahullah mengatakan:

وكل ما عدا ظاهر القرآن في حال هذين الملَكين : فهو من الإسرائيليات ، يردها ما ثبت من عصمة الملائكة ، على وجه العموم

“Semua kisah Harut dan Marut selain yang ada dalam zahir ayat ini, semua berasal dari Israiliyat. Semua kisah itu dibantah secara umum oleh dalil-dalil tentang ma’shum-nya malaikat.” (Tafsir As Sa’di, 61)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya