Liputan6.com, Jakarta Pengertian tawadhu merupakan sifat yang amat mulia dalam Islam, namun sedikit orang yang memilikinya. Hal ini karena masih banyak yang merasa berilmu tinggi, memiliki harta yang melimpah, dan gelar yang mentereng.
Secara harfiah, pengertian tawadhu adalah rendah hati, tanpa merasa hinda dan rendah diri. Sikap ini merupakan salah satu sifat terpuji di dalam Islam dan umat Muslim sangat dianjurkan untuk memilikinya saat menjalani kehidupan sehari-hari.
Advertisement
Sifat tawadhu adalah sikap yang tidak mudah diukur karena hal tersebut merupakan cerminan yang ada didalam hati. Dengan bertawadhu, seseorang akan mendapatkan kepercayaan diri dan manfaat baik dalam kehidupannya.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian tawadhu beserta ciri-ciri, bentuk, dan manfaatnya dalam kehidupan yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (29/9/2023).
Pengertian Tawadhu
Secara etimologi, kata tawadhu berasal dari kata wadh‟a yang berarti merendahkan, serta juga berasal dari kata “ittadha‟a” dengan arti merendahkan diri. Disamping itu, kata tawadhu juga diartikan dengan rendah terhadap sesuatu. Sedangkan secara istilah, tawadhu adalah menampakan kerendahan hati kepada sesuatu yang diagungkan.
Sementara menurut Imam Al Ghozali dalam Ihya Ulumudin jilid III, Terjemahan Muh Zuhri: CV. As-Syifa (1995), menyebutkan bahwa tawadhu adalah mengeluarkan kedudukan kita dan menganggap orang lain lebih utama daripada kita.
Secara harfiah, pengertian tawadhu adalah rendah hati, tanpa merasa hinda dan rendah diri. Orang yang tawadhu adalah orang yang tidak memandang dirinya lebih dari orang lain, meskipun dia memiliki kelebihan dibanding orang lain. Rendah hati tentu sangat berbeda dengan rendah diri atau minder. Sebab itu, umat Muslim juga tidak boleh terlalu tawadhu, karena hal ini bisa membuat orang lain menjadi sombong terhadapnya. Tawadhu yang berlebihan bisa membuat seseorang terjebak menjadi rendah diri, Islam memerintahkan berendah hati tapi melarang kita berendah diri.
Seseorang yang berhasil mengamalkan tawadhu dalam kesehariannya akan dicintai dan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Hal ini karena Allah SWT mencintai hamba-Nya yang berakhlak baik serta tidak memiliki sifat meninggikan diri sendiri. Perihal ini sesuai dengan terjemahan surat Al-Furqon ayat 63, yakni:
"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. al-Furqon ayat 63)
Advertisement
Ciri-Ciri Orang Tawadhu
Ada beberapa ciri-ciri orang tawadhu yang bisa anda kenali, antara lain sebagai berikut:
- Tidak senang mengumbar keunggulan dirinya meskipun ia memilikinya.
- Bisa menerima kebenaran dari siapapun tanpa melihat derajat atau kelas seseorang.
- Tidak akan memilih-milih teman dan bersedia mementingkan kepentingan bersama.
- Selalu senang hati menolong ketika dimintai pertolongan.
- Lebih senang tidak dikenal daripada menjadi orang terkenal.
- Bersedia menerima kebenaran dari siapapun, baik dari kalangan orang terpandang maupun dari kalangan orang yang rendah kedudukannya.
Bentuk-Bentuk Tawadhu
1. Tawadhu Kepada Allah SWT
Pada bentuk sikap tawadhu kepada Allah SWT dapat dilihat dari ciri-ciri diantaranya, merasa rendah dalam taat (ibadah) tidak ingin di puji, tidak mendongakkan kepalanya, atau berikap takabur. Salah satu contoh perbuatan yang menunjukan sikap tawadhu adalah perbuatan Rasulullah, di mana beliau ketika hendak melakukan ibadah sholat, beliau menggati kain barunya dengan kain yang usang. Rasulullah melakukan demikian agar terhindar dari gangguan syaitan, takabur dan sikap bangga diri.
2. Tawadhu Kepada Agama
Tawadhu terhadap agama diantaranya selalu mengamalkan apa yang menjadi dasar agama Islam yakni al-Qur’an dan al-Hadits, seperti tidak pernah melanggar aturan atau syari’at, selalu mematuhi perintah (menjalankan syari’at) contohnya tidak dibolehkan memiliki sikap takabur, sebagaimana yang disabdahkan oleh Rasulullah:
“Makan dan minumlah kalian semua. Berpakaian serta bersedekalah kalian semua, pada tingkah laku yang tidak berlebih-lebihan dan tidak pula pada kesombongan“
3. Tawadhu Kepada Rasulullah SAW
Tawadhu pada Rasululla SAW dapat dilihat dari ciri-ciri yakni menjadikan beliau sebagai suri tauladan, mengedepankan petunjuk yang diberikan oleh rasul, dan perlu di ingat rasulullah tidak suka ketika diperlakukan istimewah (cukup tindakan atau akhlak baiknya yang di contoh).
4. Tawadhu terhadap Sesama
Tawadhu terhadap sesama yakni selalu menerima nasehat atau saran, saling menghargai, menghormati, tidak berburuk sangkah, saling mengunjungi atau menjenguk. Satu contoh perbuatan yang menunjukan prilaku saling menghargai atau mengormati yakni sahabat Abdurrahman bin Auf, ia tidak mau memperkenalkan dirinya kepada budak-budaknya karna ia tidak ingin membeda-bedakan dari mereka pada bentuk lahiriahnya.
Advertisement
Manfaat Tawadhu dalam Kehidupan
Adapun beberapa manfaat dari sifat tawadhu dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1. Terhindar dari Sikap Takabur
Takabur atau menyombongkan diri merupakan salah satu sifat yang paling dibenci oleh Allah. Seseorang yang berperilaku sombong diancam akan dimasukkan ke neraka, sampai dirinya bertobat. Oleh karena itu, salah satu manfaat bersikap tawadhu adalah menghindarkan diri dari sikap takabur. Sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam Al-Kharaithi, imam Al-Hasan bin Sufyan, Ibnu La’al, dan imam Ad-Dailami dari sahabat Anas bin Malik r.a, berikut ini:
"Tidak ada manusia kecuali di kepalanya ada dua rantai, rantai di langit ke tujuh dan rantai di bumi ke tujuh, jika ia tawadhu’ maka Allah akan mengangkatnya dengan rantai ke langit ke tujuh, dan jika ia sombong maka Allah akan merendahkannya dengan rantai ke bumi ke tujuh."
2. Diangkat Derajatnya
Tawadhu artinya akhlak terpuji yang sangat dicintai oleh Allah. Selain itu, setiap muslim yang memiliki sikap tawadhu maka derajatnya akan diangkat oleh Allah SWT. Sedangkan, orang yang mempunyai sifat sombong akan dihinakan oleh Allah. Sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini, yang artinya:
"Tidaklah seorang bertawadhu yang ditunjukkan semata-mata karena Allah SWT, melainkan Allah Azza wa Jalla akan mengangkat derajatnya." (HR Imam Muslim)
3. Terhindar dari Perilaku Aniaya
Dengan sikap tawadhu, orang Islam tidak akan menjadi sombong dan berlaku tidak adil dengan orang lain. Diriwayatkan dalam hadits Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawadhu, sehingga kalian tidak merasa bangga diri lagi sombong terhadap orang lain dan tidak pula berlaku aniaya terhadap orang lain."
Contoh Perilaku Tawadhu
Berikut ini terdapat beberapa contoh seseorang yang menampakan sikap tawadhu, antara lain sebagai berikut.
- Seseorang yang mempersilahkan duduk untuk orang alim terlebih dahulu.
- Seseorang kita bertemu dengan sesama muslim selalu menampakan wajah yang berseri-seri, bertutur kata dengan lemah lembut dan tidak menganggap dirinya lebih baik dari orang lain.
- Seseorang yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi, tetapi tidak segan untuk mengunjungi orang-orang yang menjadi bawahannya.
- Seseorang yang mau duduk, berdiskusi, dan berjalan bersama dengan orang-orang miskin atau orang-orang cacat.
- Seorang siswa yang selalu berprestasi tidak merasa sombong bergaul dengan siapa saja.
Advertisement