Liputan6.com, Jakarta Mengenal tanda-tanda afasia adalah penting karena afasia adalah gangguan bahasa yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami, menghasilkan, dan memproses bahasa secara efektif. Afasia biasanya disebabkan oleh kerusakan otak, seringkali akibat stroke, cedera kepala, tumor otak, atau kondisi medis lainnya.
Dengan mengenali tanda-tanda awal afasia, seseorang yang mengalami gangguan bahasa dapat segera mendapatkan perawatan dan intervensi yang tepat. Pengenalan dini dapat membantu meningkatkan prognosis dan kemungkinan pemulihan.
Advertisement
Baca Juga
Pemahaman tanda-tanda afasia penting untuk merancang program rehabilitasi yang sesuai. Dengan menilai jenis afasia dan tingkat keparahannya, para profesional medis dapat merencanakan terapi bicara dan bahasa yang efektif untuk memulihkan kemampuan bahasa pasien.
Mengenali tanda-tanda afasia juga penting bagi keluarga dan teman pasien. Mereka perlu memahami kondisi ini untuk memberikan dukungan yang diperlukan dan berkomunikasi dengan lebih efektif. Lalu apa saja tanda-tanda afasia? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (17/10/2023).
Mengenal Afasia sebagai Penyebab Gangguan Komunikasi
Sebelum lebih jauh membahas tentang tanda-tanda afasia, penting bagi kita untuk memahami lebih dalam mengenai kondisi ini. Dilansir dari The National Aphasia Association, afasia adalah gangguan bahasa yang memengaruhi produksi atau pemahaman ucapan, serta kemampuan membaca atau menulis.
Gangguan ini disebabkan oleh cedera pada otak, yang paling umumnya disebabkan oleh stroke, terutama pada individu yang lebih tua. Namun, cedera otak yang mengakibatkan afasia juga dapat muncul akibat trauma kepala, tumor otak, atau infeksi.
Afasia bisa sangat parah hingga membuat komunikasi dengan penderita hampir tidak mungkin, atau bisa sangat ringan. Gangguan ini mungkin hanya mempengaruhi satu aspek penggunaan bahasa, seperti kemampuan untuk mengingat nama objek, atau kemampuan untuk menggabungkan kata-kata menjadi kalimat, atau kemampuan membaca. Lebih umumnya, beberapa aspek komunikasi terpengaruh, sementara beberapa saluran tetap dapat diakses untuk pertukaran informasi yang terbatas.
Advertisement
Tanda-Tanda dan Gejala Afasia
Seseorang yang mengalami afasia dapat menunjukkan berbagai tanda dan gejala yang mengindikasikan masalah dalam komunikasi dan pemahaman bahasa. Berikut adalah tanda-tanda umum orang yang mengalami afasia, seperti yang telah dilansir dari Mayo Clinic:
1. Berbicara dengan Kalimat Pendek atau Tidak Lengkap
Seseorang dengan afasia mungkin kesulitan untuk mengungkapkan pemikiran mereka dalam kalimat yang lengkap atau mungkin hanya mampu berbicara dalam kalimat yang singkat dan tidak lengkap.
2. Berbicara dalam Kalimat yang Tidak Masuk Akal
Mereka dapat menghasilkan ucapan yang tidak memiliki makna atau tidak terstruktur secara benar. Kalimat yang diucapkan mungkin sulit dipahami oleh orang lain.
3. Substitusi Kata atau Suara
Seseorang dengan afasia mungkin menggantikan satu kata dengan kata lain atau menggantikan satu suara dengan suara lain. Ini bisa membuat percakapan menjadi ambigu atau membingungkan.
4. Berbicara dengan Kata-kata yang Tidak Dikenali
Orang yang mengalami afasia kadang-kadang menggunakan kata-kata yang sama sekali tidak dikenali oleh pendengarnya. Ini dapat membuat komunikasi menjadi lebih sulit.
5. Kesulitan Menemukan Kata-kata
Salah satu gejala utama afasia adalah kesulitan dalam menemukan kata-kata yang sesuai. Seseorang mungkin menghentikan percakapan karena mereka tidak dapat menemukan kata yang mereka inginkan.
6. Ketidakmampuan Memahami Pembicaraan Orang Lain
Seseorang yang mengalami afasia mungkin kesulitan dalam memahami apa yang dikatakan oleh orang lain. Mereka dapat merasa bingung atau frustasi saat mencoba berkomunikasi.
7. Ketidakmampuan Memahami Bacaan
Mereka mungkin juga mengalami kesulitan dalam memahami apa yang mereka baca. Meskipun mereka bisa membaca, pemahaman bacaannya mungkin terganggu.
8. Menulis Kalimat yang Tidak Masuk Akal
Seseorang dengan afasia juga mungkin menghasilkan tulisan yang tidak memiliki makna atau kalimat yang tidak terstruktur secara benar.
Penting untuk diingat bahwa gejala afasia dapat bervariasi dalam tingkat keparahan, tergantung pada jenis dan lokasi kerusakan otak. Diagnosa dan penanganan oleh profesional medis atau terapis wicara dapat membantu individu yang mengalami afasia memulihkan atau meningkatkan kemampuan berbahasa mereka.
Jenis-Jenis Afasia
Afasia adalah gangguan yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, baik dalam mengekspresikan diri maupun dalam memahami apa yang mereka dengar atau baca. Afasia memengaruhi setiap individu secara berbeda, tetapi umumnya orang dengan afasia akan mengalami kesulitan dalam berbicara atau memahami apa yang mereka dengar atau baca.
Terdapat beberapa jenis afasia yang dapat mempengaruhi berbagai aspek komunikasi dan pemahaman seseorang. Berikut adalah jenis-jenis afasia berdasarkan informasi dari NHS:
1. Expressive Aphasia (Afasia Ekspresif)
Orang dengan afasia ekspresif mengalami kesulitan dalam mengomunikasikan pemikiran, ide, dan pesan kepada orang lain. Ini dapat memengaruhi berbicara, menulis, gerakan tubuh, atau menggambar, serta menimbulkan masalah dalam tugas sehari-hari seperti menggunakan telepon, menulis email, atau berbicara dengan keluarga dan teman-teman.
Tanda-tanda dan gejala yang mungkin dialami oleh orang dengan afasia ekspresif termasuk bicara yang lambat dan terbata-bata, kesulitan mengeluarkan kata-kata tertentu, penggunaan kata benda dan kata kerja dasar, kesalahan ejaan atau tata bahasa, penggunaan kata yang salah terkait, dan penggunaan kata-kata yang tidak masuk akal.
2. Receptive Aphasia (Afasia Reseptif)
Orang dengan afasia reseptif mengalami kesulitan dalam memahami apa yang mereka dengar atau baca. Mereka juga mungkin kesulitan dalam menginterpretasikan gerakan tubuh, gambar, angka, dan gambar. Hal ini dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari seperti membaca email, mengelola keuangan, berbicara, mendengarkan radio, atau mengikuti program TV.
Tanda-tanda dan gejala yang mungkin dialami oleh orang dengan afasia reseptif termasuk kesulitan memahami apa yang orang lain katakan, kesulitan memahami kata-kata tertulis, kesalahan dalam memahami arti kata, gerakan, gambar, atau gambar, memberikan jawaban yang mungkin tidak masuk akal jika mereka salah mengerti pertanyaan atau komentar, dan mungkin tidak menyadari kesulitan mereka dalam memahami atau kesalahan bicara mereka sendiri.
3. Aphasia Symptoms Associated with Dementia (Tanda-tanda Afasia yang Terkait dengan Demensia)
Orang dengan jenis demensia yang paling umum, seperti penyakit Alzheimer dan demensia vaskular, biasanya memiliki bentuk ringan dari afasia. Ini sering melibatkan masalah menemukan kata-kata dan dapat memengaruhi nama-nama, bahkan orang-orang yang mereka kenal dengan baik. Ini tidak berarti mereka tidak mengenali orang tersebut atau tidak tahu siapa mereka, mereka hanya tidak dapat mengakses nama tersebut atau menjadi bingung.
4. Primary Progressive Aphasia (PPA) (Afasia Progresif Primer)
Ini adalah jenis langka dari demensia di mana kemampuan berbahasa sangat terpengaruh. Karena ini adalah kondisi progresif utama, gejala akan semakin buruk seiring berjalannya waktu.Biasanya, masalah pertama yang diperhatikan oleh orang dengan PPA adalah kesulitan menemukan kata yang tepat atau mengingat nama seseorang.
Masalah ini secara bertahap memburuk dan bisa termasuk bicara yang terhenti dan sulit, membuat kesalahan dengan suara kata atau tata bahasa, bicara yang lambat dengan kalimat yang pendek dan sederhana, lupa akan makna kata-kata yang rumit, bicara yang lebih samar, dan kesulitan dalam menjadi lebih spesifik atau menjelaskan apa yang mereka katakan.Seseorang dengan PPA juga dapat mengalami gejala lain, termasuk perubahan dalam kepribadian dan perilaku, kesulitan dengan ingatan dan pemikiran yang mirip dengan penyakit Alzheimer, serta kesulitan dengan gerakan seperti penyakit Parkinson.
Advertisement
Langkah Perawatan dan Pengobatan Afasia
Afasia adalah gangguan yang membuat sulit bagi seseorang untuk berbicara, memahami kata-kata, membaca, dan menulis. Bagi orang yang mengalami afasia, terapi bicara dan bahasa adalah pengobatan utama. Terapi ini dilakukan oleh seorang ahli terapi bicara dan bahasa. Terapi ini bertujuan untuk membantu orang tersebut berbicara lebih baik, memahami kata-kata, dan menemukan cara alternatif untuk berkomunikasi.
Cara terapi dilakukan akan disesuaikan dengan masalah yang dihadapi oleh orang yang mengalami afasia. Mereka mungkin melakukan latihan seperti mencocokkan kata dengan gambar, mengulang kata-kata, atau menggunakan komputer. Terapi juga dapat melibatkan keluarga atau teman-teman.
Selain terapi, penting untuk berkomunikasi dengan sabar jika Anda merawat orang dengan afasia. Berikan mereka waktu untuk merespons, gunakan kalimat yang singkat, hindari pertanyaan terbuka, dan hindari mengoreksi kesalahan mereka dalam berbicara. Dengan dukungan yang baik, banyak orang dengan afasia dapat memperbaiki kemampuan komunikasi mereka.