CPR adalah Resusitasi Jantung Paru-paru, Perhatikan Hal ini Sebelum Melakukannya

CPR adalah singkatan dari Cardiopulmonary Resuscitation dalam bahasa Inggris, yang berarti Resusitasi Jantung Paru-paru (RJP) dalam bahasa Indonesia.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 31 Okt 2023, 13:05 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2023, 13:05 WIB
Ilustrasi CPR (pixabay)
Ilustrasi CPR (pixabay)

Liputan6.com, Jakarta CPR adalah singkatan dari Cardiopulmonary Resuscitation dalam bahasa Inggris, yang berarti Resusitasi Jantung Paru-paru (RJP) dalam bahasa Indonesia. CPR adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk mengembalikan sirkulasi darah dan oksigen ke tubuh seseorang yang mengalami henti jantung atau berhenti bernapas. 

Prosedur CPR melibatkan beberapa langkah, seperti kompresi dada (memberikan tekanan ke dada untuk memompa darah ke otak dan organ vital lainnya), ventilasi mulut ke mulut (memberikan udara ke paru-paru), dan mungkin penggunaan alat bantu seperti AED (Automated External Defibrillator) jika tersedia. CPR menjadi upaya memberikan peluang terbaik dalam situasi henti jantung atau pernapasan untuk menyelamatkan nyawa seseorang.

CPR adalah upaya penyelamatan yang perlu dilakukan oleh orang yang sudah terlatih. Pasalnya, prosedur yang salah justru akan membuat orang yang hendak diselamatkan berada dalam kondisi yang lebih berbahaya. Berikut ulasan tentang CPR adalah prosedur medis darurat yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (31/10/2023).

Mengenal Prosedur Medis Cardiopulmonary Resuscitation

Pertolongan CPR
Ilustrasi Foto Pertolongan Resusitasi Jantung Paru atau Cardiopulmonary resuscitation (CPR) (iStockphoto)

Cardiopulmonary Resuscitationatau CPR adalah suatu tindakan pertolongan medis yang dilakukan ketika seseorang mengalami henti jantung atau henti napas mendadak. CPR adalah langkah pertama yang dapat diterapkan untuk pasien-pasien dengan kondisi ini sebelum tim medis dari rumah sakit tiba.

Tujuan utama dari CPR adalah mengembalikan kemampuan nafas serta mengembalikan sirkulasi darah. Tujuannya adalah untuk menjaga fungsi organ vital seseorang sampai bantuan medis lebih lanjut dapat diberikan.

Dalam situasi henti napas, CPR melibatkan teknik ventilasi mulut ke mulut atau penggunaan alat bantu untuk memberikan udara ke paru-paru pasien, sehingga oksigen dapat kembali ke dalam tubuh. Sedangkan dalam situasi henti jantung, CPR melibatkan kompresi dada yang bertujuan untuk memompa darah ke otak dan organ vital lainnya. Ini membantu menjaga organ-organ tersebut agar tidak mengalami kerusakan selama periode kritis.

Waktu sangat krusial dalam kasus henti jantung atau napas, karena kerusakan otak dapat terjadi dalam hitungan menit. Dengan memberikan CPR, aliran darah yang kaya akan oksigen akan tetap mengalir ke otak dan tubuh pasien sampai bantuan medis lebih lanjut tersedia.

Penting untuk melaksanakan teknik CPR dengan benar, karena jika dilakukan tidak tepat, ini dapat menyebabkan komplikasi seperti tak kembali fungsinya jantung dan paru-paru, patah tulang, pneumotoraks, dan masalah lainnya. Oleh karena itu, pelatihan CPR sangat disarankan agar seseorang dapat memberikan pertolongan pertama dengan efektif dan efisien dalam situasi darurat ini.

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Akan Melakukan CPR

Pertolongan CPR
Ilustrasi Foto Pertolongan Resusitasi Jantung Paru atau Cardiopulmonary resuscitation (CPR) (iStockphoto)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan CPR dalam situasi henti jantung atau pernapasan, berikut diantaranya.

1. Perhatikan Lokasi (Danger)

Pastikan lokasi di sekitar pasien henti jantung aman dan terhindar dari bahaya. Jika pasien berada di lokasi yang berbahaya, pindahkan mereka ke tempat yang lebih aman sebelum memulai CPR. Keselamatan penolong dan pasien harus menjadi prioritas utama.

2. Periksa Tingkat Kesadaran Pasien (Response)

Lakukan pemeriksaan respons pasien dengan cara memanggil atau menepuk bahu pasien secara perlahan-lahan untuk memeriksa apakah ada respon. Jika tidak ada respon, seperti tidak ada respon mata, jawaban, erangan, atau batuk, lanjutkan dengan langkah berikutnya.

3. Pemeriksaan Napas dan Nadi

Jika tidak ada respons dari pasien, segera periksa napas dan denyut nadi pasien. Ini dapat dilakukan secara bersamaan dan harus dilakukan secepat mungkin. Periksa napas dengan melihat apakah dada pasien bergerak naik-turun dan periksa denyut nadi di pergelangan tangan atau leher pasien. Diperiksa selama 3 detik. Jika tidak ada napas atau denyut nadi, maka CPR harus dimulai.

4. Hubungi Ambulans

Jika pasien tidak memberikan respons dan tidak memiliki napas atau denyut nadi, segera hubungi ambulans atau layanan medis darurat. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan bantuan medis lebih lanjut. Penolong juga dapat meminta bantuan orang di sekitar untuk menghubungi ambulans, yang memungkinkan penolong untuk segera memulai CPR pada pasien.

Langkah-langkah CPR

CPR Tutorial
CPR (Dok: Cloud Hospital)

CPR adalah suatu tindakan pertolongan medis yang dapat dilakukan oleh orang yang sudah terlatih, dan tekniknya terbagi menjadi tiga tahapan yang dikenal dengan singkatan C-A-B, yaitu Compression (kompresi), Airway (membuka jalur napas), dan Breathing (pemberian napas buatan).

Tahap 1: Kompresi Dada (Compression)

  1. Baringkan tubuh korban di atas permukaan yang keras dan datar. Pastikan korban berada di posisi terlentang.
  2. Posisikan diri Anda berlutut di samping leher dan bahu korban, sehingga Anda berada di samping korban.
  3. Letakkan satu telapak tangan Anda di tengah dada pasien, tepatnya di antara kedua payudara.
  4. Tempatkan telapak tangan Anda yang lain di atas tangan pertama, dengan posisi siku Anda lurus dan bahu Anda berada tepat di atas tangan Anda yang kedua.
  5. Tekan dada korban setidaknya 100-120 kali per menit, dengan kecepatan 1-2 tekanan per detik.

Saat melakukan kompresi, gunakan kekuatan tubuh bagian atas Anda, bukan hanya mengandalkan kekuatan lengan, agar tekanan yang dihasilkan cukup kuat.

Tahap 2: Mengecek Tanda-tanda Pasien (Response)

Setelah serangkaian kompresi dada, periksa tanda-tanda pasien untuk melihat apakah ada tanda-tanda pernapasan atau respons dari pasien. Jika tidak ada respons, Anda akan melanjutkan ke tahap berikutnya.

Tahap 3: Membuka Jalur Napas (Airways)

Membuka jalur napas korban dilakukan setelah serangkaian kompresi. Mendongakkan kepala pasien dengan cara meletakkan tangan Anda di dahinya, lalu mengangkat dagu pasien secara perlahan untuk membuka saluran napas.

Tahap 4: Pemberian Napas Buatan (Breathing)

Pemberian napas buatan biasanya dilakukan setelah membuka jalur napas. Namun, langkah ini harus dilakukan oleh seseorang yang sudah terlatih.

  1. Jepit hidung korban dan tempatkan mulut Anda di mulut pasien.
  2. Berikan napas atau udara dari mulut Anda ke mulut korban sebanyak 2 kali, sambil melihat apakah dada pasien terangkat, menunjukkan tanda-tanda pernapasan atau tidak.
  3. Setelah memberikan 2 kali napas buatan, lanjutkan dengan 30 kali kompresi dada, dan ulangi siklus ini.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya