Liputan6.com, Jakarta Bangsa Israel merupakan sebuah bangsa yang besar dan memiliki peran penting dalam perkembangan sejarah dunia. Tidak hanya itu, Bangsa Israel memiliki pengaruh yang luar biasa aspek budaya, agama, dan politik di seluruh dunia.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Bahkan, Bangsa Israel disebut-sebut sebagai bangsa pilihan Tuhan. Anggapan ini tentu saja membuat masyarakat bertanya-tanya tentang apa yang membuat Bangsa Israel menjadi bangsa pilihan.
Kehadiran bangsa Israel dalam perkembangan sejarah dunia juga menimbulkan pertanyaan tentang asal-usul mereka. Dalam artikel ini, akan digali jejak sejarah Bangsa Israel, mulai dari akar-akar kuno mereka di tanah Kanaan hingga peristiwa modern yang membawa mereka ke negara Israel yang ada saat ini.
Berikut adalah ulasan selengkapnya mengenai sejarah Bangsa Israel mulai dari asal usulnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (31/10/2023).
Siapa yang dimaksud dengan Bangsa Israel?
Banyak orang mungkin berpikir bahwa Bangsa Israel identik dengan Negara Israel yang berdiri saat ini. Meski keduanya memiliki nama yang sama, namun keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Bangsa Israel adalah sebuah kelompok etnis yang berasal dari keturunan Nabi Ibrahim, khususnya melalui garis keturunan Nabi Ishak AS.
Nabi Ibrahim memiliki dua istri, yaitu Sarah dan Siti Hajar/Hagar. Namun keturunan utama yang memainkan peran penting dalam sejarah Israel berasal dari Sarah. Dari perkawinannya bersama Sarah, Nabi Ibrahim As dianugerahi keturunan anak laki-laki bernama Ishak.
Setelah dewasa, Nabi Ishak kemudian menikahi seorang wanita bernama Ribka, dan setelah puluhan tahun pernikahan yang tanpa keturunan, Allah mengabulkan doanya dan memberikan mereka anak kembar, yakni Esau dan Yakub. Yakub, atau yang juga dikenal dengan nama Israel, adalah salah satu anak Nabi Ishak yang paling saleh, dan dia meneruskan ayahnya menjadi seorang nabi yang dihormati.
Nabi Yakub disebut juga Israel dengan alasan yang berkaitan dengan peristiwa tertentu dalam hidupnya. Menurut kitab suci dan tradisi agama Yahudi, alasan utama Nabi Yakub diberi julukan "Israel" adalah karena suatu peristiwa yang terjadi selagi ia masih muda, yaitu kejadian ketika ia sering melakukan perjalanan di malam hari.
Ketika Nabi Yakub masih muda, ia melakukan perjalanan di malam hari. Perjalanan malam ini menjadi peristiwa penting dalam hidupnya dan dianggap sebagai momen spiritual yang mendalam. Dalam bahasa Ibrani, kata "Yisra'el" (ישראל) dapat diartikan sebagai "yang berjalan dengan Allah" atau "yang berjuang dengan Allah." Oleh karena itu, pemberian nama "Israel" kepada Nabi Yakub menandakan pengalaman spiritual dan konfrontasi yang ia alami selama perjalanan malam tersebut.
Nabi Yakub (Israel) memiliki 12 anak, yang menjadi leluhur dari 12 suku Israel. Ini merupakan akar dari Bangsa Israel. Dari serangkaian penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa Bangsa Israel merujuk pada keturunan Nabi Yakub (Israel).
Advertisement
Yahudi dan Suku-Suku Israel
Bangsa Israel atau disebut juga sebagai Bani Israil merujuk pada kelompok etnis yang berasal dari keturunan Nabi Yakub (juga dikenal sebagai Nabi Israel). Bangsa Israel adalah keturunan dari kedua belas anak Nabi Yakub, yang kemudian membentuk dua belas suku Israel. Ini mencakup seluruh keturunan yang berasal dari Nabi Yakub.
Lalu siapa yang dimaksud dengan Yahudi? Yahudi adalah istilah yang lebih khusus dan merujuk kepada orang-orang keturunan Bangsa Israel yang berasal dari Suku Yehuda dan Suku Benyamin. Setelah pecahnya Kerajaan Israel menjadi dua pada abad ke-10 SM, Suku Yehuda dan Suku Benyamin membentuk Kerajaan Yehuda (Yudea) yang beribu kota di Yerusalem. Seiring waktu, istilah "Yahudi" menjadi identifikasi khusus untuk keturunan dari Kerajaan Yehuda dan sebagian besar orang Israel modern mengidentifikasi diri mereka sebagai Yahudi.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa Bangsa Israel adalah keturunan dari kedua belas anak Nabi Yakub, yang kemudian membentuk dua belas suku Israel. Kedua belas Suku Israel tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
- Ruben: Ruben adalah anak sulung Nabi Yakub dan Lea. Suku Ruben adalah salah satu dari dua belas suku Israel. Mereka mendapatkan wilayah di bagian timur Sungai Yordan saat bermukim di tanah Kanaan.
- Simeon: Simeon adalah anak kedua Nabi Yakub dan Lea. Suku Simeon mendapatkan wilayah yang tersebar di dalam wilayah suku-suku lain, terutama di wilayah Suku Yehuda.
- Lewi: Suku Lewi adalah suku imam yang tidak diberikan bagian tanah warisan, tetapi mereka bertanggung jawab atas pekerjaan keagamaan dalam masyarakat Israel, termasuk pelayanan di Bait Suci.
- Yehuda: Suku Yehuda adalah suku yang memiliki wilayah yang luas dan penting. Mereka mendapatkan wilayah di bagian selatan tanah Kanaan dan memiliki peran sentral dalam sejarah Israel, terutama sebagai leluhur dari raja-raja Israel, termasuk Raja Daud dan Raja Salomo.
- Isakhar: Suku Isakhar mendapatkan wilayah di sebelah barat Sungai Yordan, dekat dengan Suku Zebulon. Mereka dikenal sebagai "orang-orang yang mengerti zaman" karena kebijaksanaan mereka dalam menafsirkan tanda-tanda waktu.
- Zebulon: Suku Zebulon mendapatkan wilayah di pesisir laut dan merupakan suku yang berfokus pada perdagangan dan perikanan.
- Dan: Suku Dan mendapatkan wilayah di barat laut tanah Kanaan, tetapi kemudian mereka mengalami migrasi ke selatan.
- Gad: Suku Gad mendapatkan wilayah di timur Sungai Yordan dan dikenal sebagai suku yang ahli dalam pertempuran.
- Asyer: Suku Asyer mendapatkan wilayah yang kaya akan hasil pertanian dan buah-buahan di sebelah utara tanah Kanaan.
- Naftali: Suku Naftali mendapatkan wilayah yang berada di sebelah utara dan timur Danau Galilea, yang memberikan akses strategis ke wilayah tersebut.
- Yusuf: Suku Yusuf dibagi menjadi dua suku, Manasye dan Efraim. Yusuf mendapatkan berkat ganda dari Nabi Yakub, sehingga keturunannya memiliki dua wilayah di tanah Kanaan. Suku Manasye mendapatkan wilayah di sebelah timur Sungai Yordan, sedangkan Suku Efraim mendapatkan wilayah di sebelah barat Sungai Yordan.
- Benyamin: Suku Benyamin adalah anak bungsu Nabi Yakub dan Rahel. Mereka mendapatkan wilayah yang berdekatan dengan Yerusalem dan memiliki peran penting dalam sejarah Israel.
Ketika bangsa Israel menduduki tanah Kanaan, masing-masing suku ini mendapatkan wilayah warisan yang sesuai. Mereka hidup dalam konfederasi suku-suku dan memiliki pemimpin-pemimpin suku mereka sendiri.
Kepindahan Bani Israel dari Tanah Kanaan ke Mesir
Kepindahan Bangsa Israel ke Mesir merupakan salah satu babak awal dalam sejarah mereka yang penuh perjuangan. Kisah ini dimulai dengan Nabi Yakub, yang memiliki dua belas anak, termasuk Yusuf dan Benyamin, dari istrinya Rahil. Yusuf adalah anak yang istimewa dalam keluarga tersebut, tetapi saudara-saudaranya yang cemburu membuangnya dan menjualnya sebagai budak. Yusuf akhirnya ditemukan oleh para pedagang dan dibawa ke Mesir.
Di Mesir, Nabi Yusuf diangkat sebagai bendahara kerajaan berkat kecerdasannya. Ini membawa keluarganya, termasuk saudara-saudaranya yang datang mencari makanan saat kelaparan melanda Palestina, untuk bergabung dengannya di Mesir. Inilah awal dari kepindahan Bangsa Israel ke Mesir. Keluarga Nabi Yakub yang berpindah ke Mesir disebut "Bani Israil," yang artinya "keturunan Israel." Mereka dihormati dan hidup sejahtera di Mesir, dan seiring berjalannya waktu, mereka menjadi penduduk tetap di sana.
Perpindahan ini membentuk dasar sejarah Bangsa Israel di Mesir, yang akan berlanjut hingga eksodus mereka dari Mesir di bawah pimpinan Nabi Musa. Selama di Mesir, mereka mempertahankan identitas mereka sebagai keturunan Nabi Yakub. Kisah Nabi Yusuf dan kepindahan keluarga Nabi Yakub ke Mesir adalah titik awal yang penting dalam sejarah Bangsa Israel, yang akan membentuk bagian integral dari perkembangan agama, budaya, dan identitas mereka.
Advertisement
Bani Israel Kembali ke Palestina dan Merebut Baitul Maqdis
Sejarah Bangsa Israel merebut Baitul Maqdis melibatkan banyak peristiwa penting dan penuh tantangan. Peristiwa ini berkaitan dengan perjalanan mereka menuju tanah yang dijanjikan, Palestina, yang termasuk dalam wilayah yang dikenal dengan Baitul Maqdis.
Awalnya, Nabi Musa, Nabi Harun, dan Bani Israel sedang dalam perjalanan mereka menuju Palestina, melewati gurun pasir yang sangat luas. Mereka melihat pintu gerbang Palestina, tetapi mereka juga sadar bahwa wilayah tersebut dikuasai oleh empat suku yang kuat, yaitu Kananiyun, Amariah, Yubasiah, dan Finikiah. Mereka semua memiliki pemimpin yang kejam dan pasukan yang kuat, sehingga Bani Israel pun merasa takut.
Nabi Musa memberikan perintah kepada Nabi Harun dan Bani Israel untuk bersiap-siap perang melawan suku-suku tersebut dan merebut Baitul Maqdis. Namun, Bani Israel lebih suka menunggu hingga suku-suku tersebut keluar dari Baitul Maqdis sebelum mereka memasuki wilayah tersebut. Mereka khawatir dengan kekuatan musuh.
Nabi Musa dan Nabi Harun berusaha menyemangati Bani Israel untuk tetap berperang, karena ini adalah perintah Allah. Mereka berbicara tentang janji-janji Allah dan bahwa Allah akan membantu mereka jika mereka tetap taat. Namun, Bani Israel sering kali tidak taat kepada perintah Allah.
Kemudian, Nabi Musa memohon kepada Allah agar mengirimkan kabut yang sangat tebal yang menyelimuti seluruh daerah di sekitar Baitul Maqdis. Kabut ini membuat mereka kesulitan untuk bergerak, dan mereka merasa tersesat karena pandangan mereka terhalang. Akibatnya, Bani Israel meminta Nabi Musa untuk memisahkan mereka dari orang-orang fasik di antara mereka.
Allah memenuhi permintaan mereka dan mengirimkan kabut tebal. Meskipun demikian, Nabi Musa dan Nabi Harun tetap memutuskan untuk pergi menuju Baitul Maqdis, tetapi mereka wafat sebelum mereka sampai ke gerbang Baitul Maqdis. Nabi Harun wafat terlebih dahulu, diikuti oleh Nabi Musa.
Allah kemudian menggantikan keduanya dengan Nabi Yusya, yang kemudian memimpin Bani Israel dalam merebut Baitul Maqdis. Ini adalah awal dari perjalanan mereka untuk merebut kembali tanah yang dijanjikan dan menjadi sebagian dari sejarah besar mereka sebagai Bangsa Israel. Peristiwa ini menunjukkan keteguhan dan keyakinan mereka dalam mengikuti perintah Allah dan janji-Nya untuk mendapatkan tanah yang dijanjikan.
10 Peristiwa Penting setelah Bani Israel Merebut Baitul Maqdis
Setelah Bangsa Israel berhasil kembali ke Palestina dan merebut Baitul Maqdis, mereka mengalami sejumlah peristiwa penting, mencakup puncak kejayaan hingga keruntuhannya. Berikut adalah sejumlah peristiwa penting sekembalinya Bani Israel ke Palestina:
- Pembagian Tanah: Di bawah pimpinan Yosua bin Nun, mereka mulai memasuki tanah Kanaan. Di bawah bimbingan Allah, mereka merebut banyak kota dan wilayah. Selanjutnya, tanah Kanaan dibagi menjadi wilayah-wilayah yang diberikan kepada setiap suku Israel.
- Pemerintahan Hakim-Hakim: Setelah wafatnya Yosua, Bangsa Israel tidak memiliki raja, dan mereka diperintah oleh hakim-hakim yang dipilih oleh Allah. Masing-masing hakim memimpin Israel selama periode tertentu dan membela mereka dalam pertempuran melawan musuh-musuh mereka.
- Periode Pemerintahan Raja: Bangsa Israel meminta seorang raja agar mereka seperti bangsa-bangsa lain. Allah memilih Saul sebagai raja pertama mereka. Saul digantikan oleh Raja Daud, yang dikenal sebagai raja yang saleh dan bijaksana. Daud memerintah selama bertahun-tahun, dan ia digantikan oleh putranya, Raja Salomo.
- Pembangunan Bait Suci: Di bawah pemerintahan Raja Salomo, Bait Suci atau Kuil Pertama dibangun di Yerusalem. Ini menjadi pusat ibadah dan spiritualitas bagi Bangsa Israel. Kuil ini menjadi simbol penting dalam sejarah mereka.
- Pembagian Kerajaan: Setelah kematian Raja Salomo, kerajaan Israel terbagi menjadi dua kerajaan yang terpisah: Kerajaan Israel Utara dan Kerajaan Yehuda Selatan. Kerajaan Israel Utara didominasi oleh sepuluh suku Israel, sementara Kerajaan Yehuda Selatan terdiri dari dua suku. Ini terjadi karena konflik suksesi yang rumit.
- Pemindahan Suku Utara: Kerajaan Israel Utara ditaklukkan oleh Asyur pada abad ke-8 SM. Sepuluh suku yang menjadi bagian dari Kerajaan Utara diangkut sebagai tawanan ke Asyur, dan mereka dikenal sebagai "Suku yang Hilang." Mereka tidak pernah kembali ke tanah air mereka.
- Keruntuhan Kerajaan Yehuda: Pada abad ke-6 SM, Kerajaan Yehuda Selatan juga jatuh ke tangan Babel. Bait Suci dihancurkan, dan banyak orang dari Yehuda ditawan ke Babel, di mana mereka mengalami pembuangan Babel.
- Kembalinya dari Pembuangan Babel: Setelah beberapa dekade berlalu, beberapa orang dari Bangsa Israel kembali ke tanah mereka di bawah pimpinan Zerubabel dan Ezra. Mereka mulai membangun kembali Bait Suci di Yerusalem.
- Pemerintahan Asing: Palestina berada di bawah pemerintahan berbagai kekuatan asing selama berabad-abad. Ini termasuk Kekaisaran Persia, Yunani, dan Romawi. Periode ini mencakup kehidupan dan pemerintahan Yesus Kristus, yang merupakan figur sentral dalam agama Kristen.
- Pembubaran Kerajaan oleh Romawi: Pada abad ke-1 Masehi, Romawi memasuki Palestina dan mengakhiri pemerintahan bangsa Israel. Bait Suci Kedua dihancurkan pada tahun 70 Masehi, dan banyak orang Yahudi ditawan atau tersebar ke berbagai belahan dunia.
Advertisement