Sunan Giri Adalah Putra dari Syekh Maulana Ishak, Ini Biografi Singkatnya

Liputan6.com, Jakarta Sunan Giri adalah putra dari Syekh Maulana Ishak, yang mewarisi keturunan Rasulullah SAW melalui jalur Husein. Sunan Giri lahir dalam keluarga yang penuh dengan nuansa agama dan keturunan kerajaan Majapahit, dengan sang ibu, Dewi Sekardadu, yang berasal dari garis keturunan Bhre Wirabhumi.

Meskipun Sunan Giri adalah putra dari Syekh Maulana Ishak dan Dewi Sekardadu, namun perjalanan hidup Sunan Giri tidaklah mudah. Dimana Sunan Giri memulai kisah hidupnya dalam cobaan besar ketika Bhre Wirabhumi, yang merupakan kakek dari Sunan Giri, menghendaki agar cucunya tersebut dibuang ke laut.

Melalui perjalanan hidup dan spiritualnya, Sunan Giri menciptakan sejarah tak hanya sebagai putra dari keluarga kerajaan dan keturunan Rasulullah, melainkan juga sebagai pionir dalam menyebarkan Islam di Indonesia, terutama di pulau Jawa dan memadukan nilai-nilai kearifan lokal di dalamnya. Sunan giri adalah salah satu Wali Songo yang dihormati masyarakat.

Dikenal sebagai salah satu sosok penting yang memberikan warisan berharga bagi peradaban Islam di Nusantara. Berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber biografi singkat Sunan Giri, pada Jumat (10/11/2023). 

Keluarga Sunan Giri adalah perpaduan antara keturunan Rasulullah SAW dan keluarga kerajaan Majapahit. Ayahnya, Syekh Maulana Ishak, merupakan garis keturunan Rasulullah melalui jalur Husein, sementara ibunya, Dewi Sekardadu, adalah anak Raja Blambangan, Bhre Wirabhumi, yang berasal dari keluarga Maharaja Hayam Wuruk, penguasa Majapahit. 

Meskipun awalnya kondisi kelahirannya sulit, Sunan Giri mendapatkan perlindungan dari Nyi Ageng Pinatih, seorang saudagar terkemuka di Gresik. Sunan Giri kemudian tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan penuh semangat keagamaan di bawah asuhan Sunan Ampel. Gelarnya berganti menjadi Raden Paku, dan setelah perjalanan ke Tanah Suci, ia dipersiapkan oleh ayahnya untuk mendirikan pesantren di Gresik.

Perjalanan hidup Sunan Giri penuh dengan liku-liku dan dedikasi dalam menyebarkan ajaran Islam. Dibuang ke laut oleh kakeknya karena dianggap membawa malapetaka, Sunan Giri diselamatkan oleh Nyi Ageng Pinatih, yang kemudian mengasuhnya hingga usia 7 tahun. 

Dalam usia tersebut, ia dititipkan di Pesantren Ampel Denta yang didirikan oleh Sunan Ampel, di mana Sunan Giri mendalami ilmu agama, Al Quran, hadits, fiqih, dan Tasawuf. Diberi gelar Maulana Ainul Yaqin karena kecerdasannya, Sunan Giri kemudian melakukan perjalanan ke Tanah Suci dan menyempatkan diri untuk menemui ayahnya di Aceh. 

Dengan dorongan dari sang ayah, Sunan Giri membangun pesantren Giri Kedaton di Gresik pada tahun 1487 M. Pesantren ini tumbuh menjadi kota dengan peran penting dalam penyebaran Islam di Jawa, menandakan akhir dari perjalanan hidup yang inspiratif.

Sebagai seorang pemimpin spiritual, Sunan Giri tidak hanya menjalankan pesantren sebagai pusat keilmuan, tetapi juga menggeluti usaha dagang untuk mendukung keberlangsungan pesantren. 

Usahanya melibatkan perjalanan lintas pulau, mencakup wilayah Jawa dan bahkan mencapai Makassar, di mana Sunan Giri tak hanya menjalankan bisnis, tetapi juga menggunakan kesempatan tersebut untuk berdakwah dan menyebarkan Islam. 

Perjuangan Sunan Giri mencapai puncaknya ketika Giri Kedaton didirikan pada tahun 1487 M. Seiring dengan pertumbuhan Islam, tempat ini berkembang menjadi kota dengan peran ganda sebagai pusat pemerintahan dan penyebaran agama. 

Wafat pada tahun 1505 M, Sunan Giri meninggalkan jejak keilmuan dan kearifan lokal yang mempertahankan warisan spiritualnya hingga saat ini.