Apakah Keturunan Rasulullah SAW Pasti Selamat di Hari Kiamat? Ini Kata Syekh Ali Jum’ah

Ulama Mesir Syekh Ali Jum’ah mendapat pertanyaan dari salah seorang jemaah ihwal nasib keturunan Nabi Muhammad SAW di hari kiamat. Jemaah tersebut bertanya, apakah keturunan Rasulullah SAW selamat di hari kiamat?

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 10 Mei 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2023, 10:30 WIB
Syekh Ali Jum'ah
Ulama Mesir, Syekh Ali Jum'ah (Istimewa via NU Online)

Liputan6.com, Jakarta - Ulama Mesir Syekh Ali Jum’ah mendapat pertanyaan dari salah seorang jemaah ihwal nasib keturunan Nabi Muhammad SAW di hari kiamat. Jemaah tersebut bertanya, apakah keturunan Rasulullah SAW selamat di hari kiamat?

"Penanya berkata bahwa di kalangan mereka ada perkataan, 'Siapapun menjadi keturunan Rasulullah SAW maka dia akan selamat di hari kiamat.' Itu dengan syarat iman," kata Syekh Ali Jum'ah dikutip dari tayangan terjemahan YouTube Sanad Media, Selasa (9/5/2023).

Lebih lanjut, Syekh Ali Jum’ah mengatakan bahwa siapapun keturunan Rasulullah SAW (ahlul bait) yang melakukan maksiat maka akan ada akibatnya di dunia maupun akhirat. Ia kemudian mengutip sabda nabi yang mendukung penjelasan ini.

“Nabi SAW bersabda, andai sungguh Fatimah putri Muhammad mencuri, maka sungguh Muhammad akan memotong tangannya,” tuturnya.

Menurut Syekh Ali Jum’ah, meski keturunan Rasulullah SAW melakukan maksiat, tidak berarti mereka akan masuk neraka. Sebab, Allah SWT Maha Pengampun dan Penyayang. Sebab Allah juga yang dapat membuat akhir yang bagus bagi para keturunan nabi.

“Namun ahlul bait di bawah kekuasaan syariat. Siapapun dari mereka melakukan maksiat atau kriminal yang berkaitan dengan makhluk atau dengan Allah, dia akan dihukum dan syariat mulia berlaku padanya. Syariat lebih didahulukan dari mereka,” imbuhnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Tetap Menghormati

Rasulullah SAW Ilustrasi
Rasulullah SAW Ilustrasi

Mufti Besar Mesir periode 2003-2013 ini bercerita. Dulu ada salah satu syarif atau keturunan nabi di Makkah yang tertangkap karena meminum khamr. Kemudian syarif tersebut dibawa kepada hakim agar mendapat hukuman.

“Hukuman dilaksanakan. Algojo memukulnya dan berkata, ‘Maafkan aku tuanku.’ Namun tetap memukulnya,” ujarnya.

Dari kisah singkat di atas, Syekh Ali Jum’ah menekankan agar umat tetap menghormati para dzurriyah Nabi Muhammad SAW, meskipun tidak dapat dimungkiri bahwa sebagian ahlul bait ada yang kurang mencerminkan nilai-nilai Islam pada umumnya.

“Kita didorong menutupi dan memaafkan para keturunan nabi yang mulia. Namun tidak membebaskan mereka dari hukum syariat dunia dan tidak dari akibat di akhirat. Tempat kembali mereka setelah diampuni, dibebaskan, dan cinta serta syafaat adalah ke surga, dengan syarat iman,” tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya