Mengenal Kata Kerja Operasional, Ini Perannya di Dunia Pendidikan dan Contohnya

Kata Kerja Operasional membantu mengoperasionalisasikan Taksonomi Bloom dalam penyusunan soal dan evaluasi.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 16 Nov 2023, 17:59 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2023, 17:15 WIB
Ilustrasi ruang kelas
Ilustrasi ruang kelas (Dok. Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Taksonomi Bloom dan Kata Kerja Operasional merupakan konsep penting dalam dunia pendidikan. Taksonomi Bloom adalah sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk menggolongkan dan mengorganisir tujuan pembelajaran ke dalam tingkat-tingkat yang berbeda. Sementara itu, Kata Kerja Operasional (KKO) adalah kata kerja yang spesifik dan dapat diukur yang menggambarkan perilaku konkret yang diharapkan dari siswa dalam mencapai tujuan belajar.

Kata Kerja Operasional membantu mengoperasionalisasikan Taksonomi Bloom dalam penyusunan soal dan evaluasi. Kata Kerja Operasional ini membantu guru untuk membuat tujuan pembelajaran yang konkret dan dapat diukur. Misalnya, untuk tingkat Mengingat, contoh Kata Kerja Operasional seperti Mendefinisikan, Mengidentifikasi, atau Mendeskripsikan. 

Memahami konsep Taksonomi Bloom dan Kata Kerja Operasional ini dapat memudahkan pendidik dalam merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa. Berikut ulasan tentang Kata Kerja Operasional yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (16/11/2023).


Relasi Taksonomi Bloom dan Kata Kerja Operasional

Ilustrasi anak sekolah, teman sekelas
Ilustrasi anak sekolah, teman sekelas. (Photo by cottonbro studio from Pexels)

Taksonomi Bloom, yang dikembangkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956, menyajikan kerangka konsep yang memandu tahapan dan tingkat pemikiran yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan enam tingkatan, mulai dari pengetahuan hingga evaluasi, taksonomi ini membantu guru merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemikiran siswa. 

Revisi Taksonomi Bloom, yang diperkenalkan oleh Anderson dan Krathwohl pada tahun 2001, memberikan perubahan signifikan dengan memasukkan pemikiran multidimensional dan memperluas domain kognitif. Revisi Taksonomi Bloom tidak hanya menambahkan tingkatan "memahami" yang menekankan pemahaman tingkat tinggi, tetapi juga memperluas domain afektif dan psikomotorik.

 Dengan mengakui bahwa proses berpikir tidak selalu linear, revisi ini memberikan pandangan yang lebih holistik terhadap pembelajaran. Keseluruhan, Revisi Taksonomi Bloom memberikan kerangka konseptual yang jelas dan struktur dalam proses pembelajaran dan penilaian, memandu guru dalam perencanaan pembelajaran yang terarah dan sesuai dengan level pemahaman siswa.

Kata Kerja Operasional (KKO) menjadi penting dalam penerapan Taksonomi Bloom karena membantu mengoperasionalisasikan konsep-konsep tersebut dalam konteks pembelajaran sehari-hari. KKO adalah jenis kata kerja yang menggambarkan tindakan atau operasi yang dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari. Dengan menggunakan KKO, guru dapat merinci aktivitas nyata yang melibatkan pemahaman dan penerapan konsep-konsep taksonomi. Sebagai contoh, KKO dapat membantu merumuskan pertanyaan evaluasi atau membuat soal yang sesuai dengan tingkatan taksonomi yang diinginkan.

Secara keseluruhan, hubungan antara Taksonomi Bloom dan Kata Kerja Operasional adalah bahwa KKO membantu menghadirkan tingkatan taksonomi ke dalam konteks praktis pembelajaran. KKO memberikan representasi konkret dari konsep-konsep taksonomi dalam tindakan nyata, memungkinkan guru untuk merancang penilaian yang sesuai dan menggambarkan aktivitas siswa secara spesifik sesuai dengan tingkatan taksonomi yang diinginkan.


Kata Kerja Operasional dalam Ranah Kognitif

Contoh ilustrasi anak dengan kecerdasan kognitif
Pemberian screen time berlebihan dapat mengancam kecerdasan kognitif anak yang membuat anak tidak bisa memahami pembelajaran dengan baik (Foto: Unsplash.com/BBC Creative)

Kata Kerja Operasional (KKO) dalam ranah kognitif, berdasarkan Taksonomi Bloom, memainkan peran penting dalam mengukur pemahaman dan penerapan konsep pada tingkat pemikiran siswa. Taksonomi Bloom membagi tujuan pendidikan ke dalam tiga domain, di antaranya ranah kognitif yang menitikberatkan pada aspek intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan berpikir.

Dalam ranah kognitif, KKO membantu merinci perilaku siswa yang diharapkan muncul setelah mereka melakukan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. KKO membentuk indikator penilaian yang lebih terukur dibandingkan dengan indikator pencapaian kompetensi, membantu guru, peserta didik, dan pengawas dalam menilai pemahaman siswa.

Contoh KKO dalam ranah kognitif mencakup berbagai tingkatan Taksonomi Bloom

Pengetahuan (C1)

  1. Mengutip
  2. Menyebutkan
  3. Menjelaskan
  4. Menggambar
  5. Membilang
  6. Mengidentifikasi
  7. Mendaftar
  8. Menunjukkan
  9. Memberi label
  10. Memberi indek
  11. Memasangkan
  12. Menamai
  13. Menandai
  14. Membaca
  15. Menyadap
  16. Menghafal
  17. Menim
  18. Mencatat
  19. Mengulang
  20. Mereproduksi
  21. Meninjau
  22. Memilih
  23. Menyatakan
  24. Mempelajari
  25. Mentabulasi
  26. Memberi kode
  27. Menelusuri
  28. Menulis

Pemahaman (C2)

  1. Memperkirakan
  2. Menjelaskan
  3. Mengkategorikan
  4. Mencirikan
  5. Merinci
  6. Mengasosiasikan
  7. Membandingkan
  8. Menghitung
  9. Mengkontrasikan
  10. Mengubah
  11. Mempertahankan
  12. Menguraikan
  13. Menjalin
  14. Membedakan
  15. Mendiskusikan
  16. Menggali
  17. Mencontohkan
  18. Menerangkan
  19. Mengemukakan
  20. Mempolakan
  21. Memperluas
  22. Menyimpulkan
  23. Meramalkan
  24. Merangkum
  25. Menjabarkan

Penerapan (C3)

  1. Menugaskan
  2. Mengurutkan
  3. Menentukan
  4. Menerapkan
  5. Menyesuaikan
  6. Mengkalkulasi
  7. Memodifikasi
  8. Mengklasifikasi
  9. Menghitung
  10. Membangun
  11. Mengurutkan
  12. Membiasakan
  13. Mencegah
  14. Menentukan
  15. Menggambarkan
  16. Menggunakan
  17. Menilai
  18. Melatih
  19. Menggali
  20. Mengemukakan
  21. Mengadaptasi
  22. Menyelidiki
  23. Mengoperasikan
  24. Mempersoalkan
  25. Mengkonsepkan

Analisis (C4)

  1. Menganalisis
  2. Mengaudit
  3. Memecahkan
  4. Menegaskan
  5. Mendeteksi
  6. Mendiagnosis
  7. Menyeleksi
  8. Memerinci
  9. Menominasikan
  10. Mendiagramkan
  11. Mengkorelasikan
  12. Merasionalkan
  13. Menguji
  14. Mencerahkan
  15. Menjelajah
  16. Membagankan
  17. Menyimpulkan
  18. Menemukan
  19. Menelaah

Kata Kerja Operasional dalam KKO Ranah Afektif

Anak SD.
Ilustrasi anak sekolah dasar sedang proses belajar di kelas. (Foto: Istimewa)

Kata Kerja Operasional (KKO) dalam ranah afektif memainkan peran utama dalam mengukur dan mengembangkan sikap, minat, serta respons emosional siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Ranah Afektif menyoroti aspek perasaan dan emosi, termasuk minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Indikator afektif membentuk sikap yang diharapkan terjadi selama dan setelah siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

KKO dalam ranah afektif disusun dengan menggunakan kata kerja operasional yang mencerminkan perilaku siswa terkait dengan sikap ilmiah. Sikap ilmiah ini mencakup hal-hal seperti berlaku jujur, peduli, tanggung jawab, dan sebagainya. Selain itu, indikator afektif juga menekankan pengembangan keterampilan sosial, seperti bertanya, menyumbangkan ide, berpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan berkomunikasi.

Beberapa contoh kata kerja operasional afektif mencakup,

Menerima (Al)

  1. Memilih
  2. Mempertanyakan
  3. Mengikuti
  4. Memberi
  5. Menganut
  6. Mematuhi
  7. Meminati

Menanggapi (A2)

  1. Menjawab
  2. Membantu
  3. Mengajukan
  4. Mengkompromikan
  5. Menyenangi
  6. Menyambut
  7. Mendukung
  8. Mendukung
  9. Menyetujui
  10. Menampilkan
  11. Melaporkan
  12. Memilih
  13. Mengatakan
  14. Memilah
  15. Menolak

Menilai (A3)

  1. Mengasumsikan
  2. Meyakini
  3. Melengkapi
  4. Meyakinkan
  5. Memperjelas
  6. Memprakarsai
  7. Mengimani
  8. Mengundang
  9. Menggabungkan
  10. Memperjelas
  11. Mengusulkan
  12. Menekankan
  13. Menyumbang

Mengelola (A4)

  1. Menganut
  2. Mengubah
  3. Menata
  4. Mengklasifikasikan
  5. Mengkombinasikan
  6. Mempertahankan
  7. Membangun
  8. Membentuk pendapat
  9. Memadukan
  10. Mengelola
  11. Bernegosiasi
  12. Berdiskusi

Kata Kerja Operasional dalam Ranah Psikomotor

Ilustrasi siswa, anak sekolah, SMP
Ilustrasi siswa, anak sekolah, SMP. (Photo by Ed Us on Unsplash)

Kata Kerja Operasional (KKO) dalam ranah psikomotorik memiliki peran sentral dalam mengukur dan mengembangkan keterampilan motorik siswa. Ranah Psikomotor menitikberatkan pada perilaku fisik dan keterampilan motorik, seperti menulis, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Indikator psikomotorik mencerminkan perilaku yang diharapkan terjadi setelah siswa mengikuti pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

Tekstual ini juga menyajikan tujuan dari Ranah Psikomotor, yang diklasifikasikan menjadi lima kategori menurut Davc (1970) sebagai berikut.

Peniruan

  1. Siswa mengamati suatu gerakan dan memberikan respons serupa.
  2. Pengurangan koordinasi dan kontrol otot-otot saraf.
  3. Peniruan biasanya dalam bentuk global dan tidak sempurna.

Manipulasi

  1. Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, dan gerakan-gerakan pilihan melalui latihan.
  2. Siswa menampilkan sesuatu sesuai dengan petunjuk, tidak hanya meniru tingkah laku.

Ketetapan

  1. Memerlukan kecermatan, proporsi, dan kepastian tinggi dalam penampilan.
  2. Respon-respon lebih terkoreksi, dan kesalahan dibatasi pada tingkat minimum.

Artikulasi

  • Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat.
  • Mencapai konsistensi internal di antara gerakan-gerakan yang berbeda.

Pengalamiahan

  1. Mencapai tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.
  2. Tingkah laku ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis.
  3. Gerakan dilakukan secara rutin.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya