Kata Konotasi adalah Sebuah Kata yang Mengandung Makna Kias, Simak Contoh dan Perbedaannya

Kata konotasi adalah kata yang memiliki makna lain di baliknya, atau sesuatu makna yang berkaitan dengan kata.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 06 Des 2023, 19:20 WIB
Diterbitkan 06 Des 2023, 19:20 WIB
Perpustakaan
Ilustrasi perpustakaan (Foto: http://www.washingtonpost.com/)

Liputan6.com, Jakarta Kata konotasi adalah sebuah kata yang memiliki makna tambahan, atau merujuk pada sesuatu yang tidak terlalu jelas atau konkret. Konotasi bisa berbeda-beda tergantung pada pengalaman, budaya, dan asosiasi pribadi seseorang. Dalam penggunaan sehari-hari, kata konotasi sering digunakan untuk memberikan nuansa atau suasana tertentu dalam percakapan.

Beberapa ciri dari kata konotasi adalah adanya asosiasi emosional, penggunaan yang bersifat subjektif, dan memiliki nuansa atau makna tambahan. Perbedaan antara konotasi dan denotasi adalah denotasi merujuk pada makna literal atau konkret suatu kata, sedangkan konotasi merujuk pada makna tambahan atau asosiasi yang dimiliki oleh kata tersebut.

Kata konotasi merujuk pada makna yang terkandung di dalam suatu kata, yang seringkali bersifat tersembunyi dan lebih subjektif. Contoh kata konotasi antara lain "putih" yang secara denotatif berarti warna putih, namun konotasinya dapat merujuk pada kebaikan atau kemurnian.

Berikut ini contoh kata konotasi yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (6/12/2023). 

Apa Itu Kata Konotasi

Ilustrasi membaca sinopsis, buku
Ilustrasi membaca sinopsis, buku. (Photo by Nathan Aguirre on Unsplash)

Konotasi merujuk pada makna tambahan, atau asosiasi yang melekat pada suatu kata atau ungkapan, selain dari makna literal atau denotasi-nya. Konotasi dapat berupa asosiasi emosional, budaya, atau bahkan personal yang terkait dengan kata tersebut. Misalnya, kata "rumah" memiliki konotasi yang berkaitan dengan kehangatan, keamanan, dan kedamaian.

Ciri-ciri dari konotasi adalah bersifat subjektif, karena bergantung pada pengalaman dan interpretasi individu. Sifat konotatif sebuah kata juga dapat berbeda-beda dalam berbagai konteks atau budaya. Contoh penggunaan konotasi dalam kalimat adalah "Dia memiliki cinta yang hangat" atau "Dia memiliki raut wajah yang dingin". Dalam kalimat-kalimat tersebut, konotasi kata "hangat" dan "dingin" bukan hanya mengacu pada suhu, tetapi juga mengekspresikan emosi atau sifat seseorang.

Konotasi merujuk pada makna tambahan, atau asosiasi emosional yang melekat pada suatu kata, yang tidak terdapat dalam makna literal atau denotasinya. Beberapa ciri-ciri makna konotasi antara lain adalah subjektif, tidak umum, dan memiliki asosiasi emosional. Contoh kata-kata dengan makna konotasi adalah “rumah”, yang konotasinya bisa berhubungan dengan kehangatan dan kedamaian, atau “merah”, yang konotasinya bisa berhubungan dengan kemarahan atau bahaya.

Contoh Kata Konotasi

Ilustrasi membaca, buku, kumpulan pantun
Ilustrasi membaca, buku, kumpulan pantun. (Photo by Amy Benton Blake on Unsplash)

 

Kata konotasi merujuk pada makna yang terkandung di dalam suatu kata, yang seringkali bersifat tersembunyi dan lebih subjektif. Berbeda dengan denotasi, yang merujuk pada makna literal atau konsep yang umumnya dikenal oleh banyak orang. Contoh kata konotasi antara lain "putih" yang secara denotatif berarti warna putih, namun konotasinya dapat merujuk pada kebaikan atau kemurnian.

1. Kelabu - Langit kelabu seperti hatiku yang sedih.

2. Muda - Ia memiliki semangat yang muda.

3. Terang - Wajahnya terlihat begitu terang ketika mendengar kabar baik.

4. Gelap - Hati yang gelap akan sulit menerima cahaya.

5. Manis - Senyumannya begitu manis, seperti gula.

6. Pahit - Kegagalan yang dialaminya membawa rasa pahit.

7. Mencengangkan - Berita tersebut sungguh mencengangkan.

8. Mengerikan - Suara anjing yang mengerikan membuatku ketakutan.

9. Gagah - Pria itu terlihat gagah dalam seragamnya.

10. Anggun - Gerakan tubuhnya begitu anggun menyanyikan lagu tersebut.

11. Lebat - Hujan deras membuat hutan menjadi lebat.

12. Dingin - Suasananya terasa begitu dingin di dalam ruangan itu.

13. Percaya - Aku percaya akan kemampuanmu.

14. Tidur - Anak kecil itu tidur dengan damai.

15. Cacing - Perutnya terasa sakit seperti dihantam cacing.

16. Cepat - Gerakannya begitu cepat sehingga sulit untuk diikuti.

17. Lelah - Aktivitas hari ini membuatku merasa begitu lelah.

18. Dangkal - Ia memiliki pemahaman yang dangkal tentang masalah ini.

19. Kumpul - Teman-teman kita akan kumpul di rumahku nanti malam.

20. Imut - Anak kucing itu terlihat begitu imut.

21. Liar - Ia memiliki rambut yang liar dan tak tertata.

22. Menderita - Anak itu menderita karena kelaparan.

23. Gembira - Suasana pesta membuat semua orang terlihat begitu gembira.

24. Tua - Kendaraan itu terlihat begitu tua.

25. Lucu - Tingkahnya begitu lucu sehingga semua orang tertawa.

26. Muram - Cuaca yang muram membuatku menjadi sedih.

27. Jernih - Air di danau itu begitu jernih.

28. Mendalam - Pikirannya begitu mendalam tentang topik ini.

29. Terang - Jalan itu begitu terang dengan lampu-lampu penerangan.

30. Ringan - Langkahnya terasa begitu ringan ketika melintas di atas karpet.

Perbedaan Konotasi dan Denotasi

Ilustrasi membaca, buku
Ilustrasi membaca, buku. (Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash)

Konotasi dan denotasi adalah dua konsep penting dalam linguistik, yang sering kali membingungkan bagi banyak orang. Konotasi merujuk pada makna tidak langsung atau asosiatif dari suatu kata, sedangkan denotasi merujuk pada makna literal atau langsung dari kata tersebut. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada tingkat kesan atau emosi yang dikandung oleh kata-kata tersebut.

Sebagai contoh, kata "rumah" secara denotatif merujuk pada tempat tinggal, namun secara konotatif bisa memiliki arti kenyamanan, kehangatan, atau kebahagiaan. Sementara itu, kata "kelelawar" secara denotatif merujuk pada hewan bersayap yang terbang pada malam hari, namun secara konotatif bisa memiliki makna buruk atau menakutkan. Perbedaan utama antara konotasi dan denotasi adalah bahwa konotasi lebih bersifat subjektif dan dapat bervariasi dari individu ke individu, sementara denotasi bersifat lebih objektif dan umumnya diterima secara luas oleh masyarakat.

Dalam penggunaan sehari-hari, penting untuk memahami perbedaan antara konotasi dan denotasi agar dapat mengkomunikasikan pesan secara efektif dan memahami makna yang sebenarnya dari kata-kata yang digunakan. Berbeda dengan denotasi yang merupakan makna literal dari kata tersebut, konotasi seringkali bersifat lebih subjektif.

1. Dia memiliki wajah yang "bulat" (menggemaskan).

2. Rumahnya "kecil" tapi nyaman (simpel).

3. Dia orangnya "ramah" (mudah bergaul).

4. Ceritanya "menarik" (seru).

5. Pekerjaannya "biasa-biasa saja" (tidak terlalu istimewa).

6. Penampilannya sangat "modis" (stylish).

7. Makanannya terasa "manis" (enak).

8. Aksinya terkesan "sinting" (gila).

9. Suaranya terdengar "merdu" (indah).

10. Perasaannya "sakit" hati (sedih).

11. Pemandangannya begitu "indah" (memukau).

12. Kebiasaannya "unik" (aneh).

13. Reaksinya begitu "tajam" (cepat).

14. Wajahnya terlihat "lemas" (lesu).

15. Aksinya "berani" (nekat).

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya