Arti SGIE Serta Menguak Potensi dan Keuntungan Ekonomi Islam Global

SGIE merujuk pada kondisi dan potensi ekonomi Islam di level global, yang mencakup berbagai aspek seperti keuangan, fashion, gaya hidup, dan makanan halal.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 23 Des 2023, 18:56 WIB
Diterbitkan 23 Des 2023, 12:45 WIB
Ilustrasi keuangan syariah
Ilustrasi keuangan syariah/Shutterstock.

Liputan6.com, Jakarta SGIE, atau State of the Global Islamic Economy, menjadi perbincangan hangat setelah debat cawapres Pemilu 2024 di Indonesia. Perlu diketahui bahwa SGIE merujuk pada kondisi dan potensi ekonomi Islam di level global, yang mencakup berbagai aspek seperti keuangan, fashion, gaya hidup, dan makanan halal. SGIE menjadi perhatian khusus karena masyarakat mulai menyadari potensi besar dari pasar ekonomi Islam yang terus berkembang.

Potensi dan keuntungan ekonomi Islam global menjadi fokus utama dalam pembahasan SGIE. Dengan populasi Muslim yang terus bertumbuh, pasar ekonomi Islam menawarkan peluang besar bagi para pelaku usaha dan investor. Berbagai produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip ekonomi Islam, seperti keuangan syariah, fashion muslim, makanan halal, dan wisata halal, semakin diminati oleh masyarakat global.

Dalam konteks Indonesia, SGIE menjadi semakin relevan mengingat jumlah penduduk Muslim yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Dengan memahami konsep SGIE, diharapkan masyarakat dan pelaku ekonomi dapat memanfaatkan potensi dan keuntungan yang ditawarkan oleh ekonomi Islam global untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Untuk memahami lebih dalam mengenai arti SGIE, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (23/12/2023).

Pengertian dan Ruang Lingkup SGIE

SGIE atau State of the Global Islamic Economy merujuk pada keadaan ekonomi dan keuangan dunia yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Ini mencakup semua aspek ekonomi, keuangan, perbankan, investasi, perdagangan, dan industri yang beroperasi sesuai dengan syariah Islam.

Lingkup ekonomi Islam mencakup berbagai sektor utama, termasuk perbankan syariah yang beroperasi tanpa bunga dan riba, serta investasi yang mengikuti prinsip keadilan dan kepatuhan terhadap hukum Islam. Selain itu, ekonomi Islam juga mencakup sektor keuangan syariah, yang mematuhi prinsip keadilan, keberlanjutan, dan etika Islam dalam transaksi keuangan.

Sektor halal juga menjadi bagian penting dalam ekonomi Islam, yang meliputi produk makanan, kosmetik, farmasi, dan lainnya yang diproduksi dan disertifikasi sesuai dengan hukum Islam.

Dengan demikian, SGIE mencakup semua aspek ekonomi global yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, memberikan pandangan yang holistik dan terintegrasi tentang bagaimana prinsip-prinsip Islam diaplikasikan dalam ranah ekonomi global.

Manfaat Ekonomi Islam Global

Proyeksi Ekonomi Indonesia
Melemahnya nilai tukar perdagangan, harga komoditas serta pelambatan ekonomi global yang bisa menghambat ekspor menjadi sejumlah faktor yang ikut membebani. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Manfaat Ekonomi Islam Global (SGIE) memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian dunia saat ini. Dengan populasi Muslim yang terus bertambah dan minat yang meningkat terhadap produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, SGIE membawa manfaat yang besar bagi perekonomian global.

Salah satu manfaat utama dari SGIE adalah memberikan kesempatan bagi negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim untuk memperluas pasar ekonomi mereka. Dengan adanya permintaan yang terus meningkat untuk produk halal, keuangan syariah, dan pariwisata halal, negara-negara Muslim dapat memanfaatkan potensi ekonomi ini untuk mengurangi tingkat pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memperkuat pertumbuhan ekonomi mereka.

Selain itu, SGIE juga membawa manfaat bagi para pelaku usaha global, baik mereka yang beragama Islam maupun non-Muslim. Dengan memahami prinsip-prinsip ekonomi Islam, pelaku usaha dapat menciptakan produk dan layanan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, menjangkau pasar yang lebih luas, dan menjalin kemitraan yang berdampak positif bagi perekonomian global.

Tidak hanya itu, SGIE juga memiliki dampak positif terhadap stabilitas dan keadilan ekonomi global. Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang menekankan keadilan, kesetaraan, dan keberlanjutan memiliki potensi untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi antara negara-negara dan masyarakat.

Dengan demikian, SGIE tidak hanya memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi negara-negara dengan mayoritas Muslim, tetapi juga membawa manfaat bagi perekonomian global secara keseluruhan. Dengan terus berkembangnya minat terhadap ekonomi Islam global, diharapkan SGIE dapat terus berperan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan adil bagi semua pihak.

 

Konsep Produk Halal

Kosmetik Halal
Ilustrasi memakai kosmetik halal/copyright shutterstock

Konsep Produk Halal telah menjadi fokus utama dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE) saat ini. Industri makanan halal dan produk lainnya mengalami perkembangan pesat, dengan semakin banyak perusahaan yang mengikuti tren pasar ini. Peran sertifikasi halal sangat penting dalam memastikan kehalalan produk-produk tersebut, dan standar global yang diakui secara luas juga menjadi penentu kualitas dalam industri ini.

Perkembangan terbaru di industri makanan halal mencakup adopsi teknologi untuk mempercepat proses produksi, serta peningkatan kualitas dan diversifikasi produk. Selain itu, produk-produk halal juga semakin populer di pasar global, membuka peluang ekspor yang lebih luas.

Peran sertifikasi halal sangat penting dalam memastikan kepercayaan konsumen terhadap produk-produk halal. Sertifikasi yang diakui secara internasional juga memberikan keuntungan kompetitif di pasar global, meningkatkan akses perusahaan ke pasar internasional.

Secara keseluruhan, konsep produk halal terus mengalami perkembangan positif dalam SGIE, dengan peran sertifikasi halal dan standar global yang semakin penting untuk menjaga kualitas dan kepercayaan konsumen.

Peran Teknologi dan Fintech dalam Mendorong Ekonomi Islam Global

Ilustrasi Fintech, Fintek, e-Payment, Pembayaran Elektronik
Ilustrasi Fintech, Fintek, e-Payment, Pembayaran Elektronik. Kredit: Ahmad Ardity from Pixabay

Peran teknologi dan fintech sangat penting dalam mendorong ekonomi Islam global. Teknologi membantu memperluas akses ke layanan keuangan syariah dan memungkinkan lebih banyak individu dan bisnis untuk berpartisipasi dalam ekonomi Islam. Fintech, atau financial technology, juga memainkan peran yang signifikan dalam memfasilitasi layanan keuangan berbasis syariah, seperti pembiayaan mikro dan keuangan inklusif.

Inovasi dalam layanan keuangan dan pembayaran berbasis syariah juga didorong oleh teknologi dan fintech. Contohnya adalah adopsi teknologi blockchain untuk memastikan transparansi dan kepatuhan syariah dalam transaksi keuangan, serta penggunaan aplikasi mobile untuk memudahkan akses dan pembayaran atas produk-produk keuangan syariah.

Melalui teknologi dan fintech, ekonomi Islam global dapat tumbuh lebih inklusif dan efisien. Inovasi dalam layanan keuangan berbasis syariah juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan investor terhadap ekonomi Islam global, yang pada gilirannya, akan memperkuat posisi ekonomi Islam dalam perekonomian global secara keseluruhan. Dengan demikian, peran teknologi dan fintech dalam mendorong ekonomi Islam global menjadi semakin penting untuk diperhatikan dan dikembangkan.

Pengaruh Perubahan Global

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana Gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/5/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan dipengaruhi oleh prospek ekonomi global. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perubahan global seperti ketegangan geopolitik dan konflik di Timur Tengah memiliki dampak signifikan terhadap Ekonomi Islam. Gejolak politik dan ekonomi global dapat mengganggu stabilitas ekonomi negara-negara muslim, yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global. Perselisihan politik antara negara-negara Barat dan Timur Tengah, perubahan kebijakan luar negeri, dan ketegangan perdagangan internasional adalah beberapa faktor yang mempengaruhi State of the Global Islamic Economy (SGIE).

Konflik-konflik di Timur Tengah juga memiliki dampak langsung terhadap ekonomi Islam global. Sebagian besar negara-negara muslim adalah eksportir minyak, dan dengan ketegangan di kawasan tersebut, harga minyak dapat meningkat drastis atau justru turun dengan cepat, yang langsung mempengaruhi SGIE.

Selain itu, adaptasi terhadap perubahan geopolitik dan ekonomi global juga berdampak pada SGIE. Negara-negara Islam perlu menyesuaikan diri dengan perubahan global, termasuk teknologi, kebijakan perdagangan, dan keuangan internasional. Dengan demikian, upaya untuk memperkuat ekonomi Islam juga harus memperhitungkan perubahan global yang terus berkembang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya