5 Fakta Satelit Merah Putih 2, Untuk Konektivitas Merata di Indonesia

Fakta-fakta menarik seputar Satelit Merah Putih 2.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 21 Feb 2024, 15:20 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2024, 15:20 WIB
Roket Falcon 9 yang meluncur dari Cape Canaveral Florida sebagai wahana yang mengantarkan Satelit Merah Putih 2 menuju orbit
Roket Falcon 9 yang meluncur dari Cape Canaveral Florida sebagai wahana yang mengantarkan Satelit Merah Putih 2 menuju orbit (dok: Telkom Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta Satelit Merah Putih 2, sebagai penerus dari Satelit Telkom-4 atau Satelit Merah Putih 1, menandai langkah maju Indonesia dalam teknologi komunikasi satelit. Diluncurkan oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., satelit ini mengadopsi teknologi canggih dengan platform Spacebus 4000B2 yang ditenagai oleh Thales Alenia Space. Dengan masa pakai 15 tahun, Merah Putih 2 menjanjikan kelangsungan layanan komunikasi geostasioner yang andal. 

Peluncuran dilaksanakan oleh perusahaan luar angkasa terkemuka, SpaceX, yang dimiliki oleh Elon Musk, pada 20 Februari 2024 waktu setempat. Dalam upayanya menjadi pionir teknologi satelit di Asia, Telkomsat, anak usaha TelkomGroup, berinvestasi dalam satelit high-throughput ini. Dari informasi yang diberikan oleh Direktur Utama Telkomsat, Lukman Hakim Abd. Rauf, Satelit Merah Putih 2 diharapkan memiliki keunggulan teknologi yang signifikan. 

Dengan peluncuran Satelit Merah Putih 2, Indonesia menegaskan komitmennya dalam meningkatkan infrastruktur satelit untuk mendukung konektivitas dan komunikasi di seluruh wilayah. Satelit Merah Putih 2 tidak hanya menawarkan daya tahan dan kinerja tinggi dengan platform canggihnya, tetapi juga menjadi bagian dari strategi nasional Indonesia dalam mengamankan posisinya di ruang angkasa. 

Menjadi salah satu kebanggan Indonesia, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber fakta-fakta menarik seputar Satelit Merah Putih 2, Rabu (21/2/2024).

1. Teknologi High Throughput Satellite (HTS)

Roket Falcon 9 yang meluncur dari Cape Canaveral Florida sebagai wahana yang mengantarkan Satelit Merah Putih 2 menuju orbit
Roket Falcon 9 yang meluncur dari Cape Canaveral Florida sebagai wahana yang mengantarkan Satelit Merah Putih 2 menuju orbit (dok: Telkom Indonesia)

Satelit Merah Putih 2, sebagai inovasi ke-11 dari TelkomGroup, mengukuhkan posisi Indonesia dalam teknologi satelit dengan menjadi satelit pertama yang mengadopsi teknologi High Throughput Satellite (HTS) atau broadband satelit. Dengan kapasitas luar biasa hingga 32Gbps, satelit ini membawa transponder aktif frekuensi C-band dan Ku-band, memberikan cakupan yang merata di seluruh wilayah Indonesia. 

Keberhasilan TelkomGroup dalam menerapkan teknologi HTS pada Satelit Merah Putih 2 menandai langkah signifikan dalam meningkatkan konektivitas dan layanan komunikasi di negara ini.

 

2. Peluncuran Melalui Falcon 9 SpaceX

Proses peluncuran Satelit Merah Putih 2 menjadi momen bersejarah dengan menggunakan roket Falcon 9 yang dimiliki oleh SpaceX, perusahaan luar angkasa yang dipimpin oleh visioner Elon Musk. Peluncuran ini berlangsung secara langsung dari Cape Canaveral, Florida, pada 20 Februari 2024 pukul 15.11 waktu setempat atau 21 Februari 2024 pukul 03.11 WIB. Dengan mengandalkan teknologi canggih dan pengalaman SpaceX dalam peluncuran satelit, Merah Putih 2 diharapkan mampu memberikan layanan komunikasi yang lebih unggul dan handal di masa mendatang.

Penggunaan Falcon 9 sebagai wahana peluncuran membuktikan keterlibatan TelkomGroup dalam menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan luar angkasa terkemuka, menggambarkan tekad untuk terus berinovasi dan memperluas kemampuan teknologi satelit di Indonesia. Dengan peluncuran ini, diharapkan Satelit Merah Putih 2 akan menjadi pilar utama dalam menghadirkan solusi konektivitas yang andal dan efisien bagi masyarakat Indonesia, baik di daratan maupun di wilayah kepulauan.

3. Frekuensi C-Band dan Ku-Band untuk Keandalan

Roket Falcon 9 yang meluncur dari Cape Canaveral Florida sebagai wahana yang mengantarkan Satelit Merah Putih 2 menuju orbit
Roket Falcon 9 yang meluncur dari Cape Canaveral Florida sebagai wahana yang mengantarkan Satelit Merah Putih 2 menuju orbit (dok: Telkom Indonesia)

Satelit Merah Putih 2, sebagai tonggak baru dalam teknologi satelit Indonesia, membawa inovasi signifikan dengan mengadopsi kombinasi frekuensi C-Band dan Ku-Band. Keputusan ini tidak hanya melibatkan aspek teknis, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk memastikan keandalan layanan komunikasi di tengah kondisi cuaca ekstrem, terutama saat curah hujan tinggi yang sering dialami oleh Indonesia. 

Frekuensi C-Band dikenal memiliki performa yang sangat baik dalam mengatasi tantangan curah hujan, menjadikannya pilihan yang tepat untuk menjawab kebutuhan geografis yang beragam di seluruh negeri.

 

4. Platform Spacebus 4000B2 dan Peran Thales Alenia Space

Satelit Merah Putih 2 didukung oleh platform Spacebus 4000B2, sebuah langkah maju dalam teknologi satelit dengan masa desain yang mencapai 15 tahun. Proyek ini dikerjakan oleh Thales Alenia Space, kontraktor utama yang mengambil peran penting dari fase awal peluncuran (LEOP) hingga pengujian performa in-orbit (IOT). 

Tak hanya itu, Thales Alenia Space juga memberikan dukungan penuh terhadap sistem pengendalian satelit dari stasiun pengendali (ground control). Kolaborasi erat ini menciptakan fondasi yang kuat untuk Satelit Merah Putih 2 dalam menghadirkan layanan komunikasi satelit yang canggih dan handal di Indonesia.

 

5. Peran Strategis Satelit Merah Putih 2 di Indonesia

Dengan rencana beroperasi pada bulan April 2024, Satelit Merah Putih 2 diharapkan memberikan manfaat yang signifikan untuk pemerataan digital, pengembangan bisnis maritim, dan dukungan terhadap kedaulatan data di Indonesia. Melalui layanan backhaul berbasis satelit, satelit ini akan menjadi pilar penting dalam menyediakan konektivitas yang andal di seluruh negeri, membawa dampak positif bagi masyarakat, bisnis, dan sektor-sektor kritis lainnya. 

Satelit Merah Putih 2 menandai langkah penting Indonesia dalam memperkuat infrastruktur satelit, menciptakan era konektivitas yang lebih baik dan kemandirian teknologi di wilayah ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya