Psikomotor adalah Kemampuan Fisik, Ketahui Apa Saja Aspek Penilaiannya

Dalam pembelajaran, psikomotor adalah konsep yang sering kali digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam melakukan tugas-tugas fisik atau aktivitas-aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 20 Mar 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2024, 10:00 WIB
Ilustrasi anak-anak berlarian (pexels)
Ilustrasi anak-anak berlarian (pexels)

Liputan6.com, Jakarta Psikomotor adalah istilah yang digunakan dalam psikologi untuk merujuk kepada kemampuan individu dalam hal gerakan fisik, koordinasi motorik, kecepatan reaksi, dan keterampilan fisik lainnya. Istilah ini sering digunakan dalam konteks pendidikan, pelatihan, dan pengembangan manusia.

Dalam pembelajaran, psikomotor adalah konsep yang sering kali digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam melakukan tugas-tugas fisik atau aktivitas-aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh. Contoh aktivitas psikomotor meliputi menari, bermain alat musik, mengendarai kendaraan, atau bahkan melakukan tindakan medis seperti melakukan prosedur bedah.

Psikomotor adalah konsep yang juga berkaitan dengan respons motorik individu terhadap situasi atau stimulus tertentu. Misalnya, dalam konteks olahraga, psikomotor dapat mengacu pada kemampuan seorang atlet untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan situasi di lapangan atau dalam bermain sebuah permainan. 

Pemahaman tentang konsep psikomotor dapat digunakan untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif dalam melatih dan meningkatkan keterampilan fisik seseorang, serta mengukur kemajuan mereka dalam hal gerakan dan koordinasi motorik. Berikut ulasan lebih lanjut tentang psikomotor adalah kemampuan fisik individu yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (20/3/2024).

Mengenal Psikomotor

2. Mendengarkan Musik dan Bermain Alat Musik
Mendengarkan musik dan bermain alat musik dapat menstimulasi kemampuan berpikir anak (foto: Pexels/Mart Production)

Psikomotorik adalah domain yang menekankan pada keterampilan fisik dan gerakan tubuh seseorang setelah mereka mengalami pengalaman belajar tertentu. Menurut Sudijono (2013), psikomotorik berkaitan erat dengan kemampuan bertindak yang kompleks dan terorganisir dengan baik untuk mencapai hasil tertentu. Hal ini tidak hanya mencakup gerakan motorik, tetapi juga manifestasi fungsi mental yang bersifat kognitif dan bisa mempengaruhi atau mendayagunakan orang lain.

Kemampuan psikomotorik melibatkan koordinasi sistem saraf motorik yang memungkinkan individu untuk melakukan berbagai kegiatan fisik. Rangkaian kerja saraf yang terkoordinasi ini disebut gerak psikomotorik, yang melibatkan proses penerimaan rangsangan oleh alat indra, pengolahan informasi oleh otak, dan respons dalam bentuk gerakan oleh saraf motorik.

Aspek Psikomotor

Berikut beberapa aspek yang termasuk dalam ranah psikomotor.

1. Menirukan

Aspek ini mencerminkan kemampuan seseorang untuk meniru gerakan atau tindakan yang diamati dari orang lain atau lingkungan sekitarnya. Kemampuan meniru yang baik dapat membantu individu dalam belajar dan mengembangkan keterampilan baru dengan cepat.

2. Memanipulasi

Kemampuan memanipulasi mengacu pada kemampuan untuk menggunakan pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari dengan cara yang berbeda atau modifikasi. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dan kreativitas dalam menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki.

3. Ketepatan (Persisi)

Aspek ketepatan mengukur sejauh mana seseorang dapat melakukan suatu tugas atau gerakan dengan benar dan tepat. Ketepatan ini penting dalam evaluasi kemampuan psikomotorik karena menunjukkan tingkat kecakapan dan keakuratan individu dalam melakukan aktivitas fisik.

4. Pengalamiahan

Kemampuan pengalamiahan menunjukkan seberapa baik seseorang dapat menguasai keterampilan atau gerakan yang telah dipelajari dan mampu mengadaptasinya dalam berbagai situasi yang berbeda. Ini mencerminkan kemampuan individu untuk berpikir secara fleksibel dan mengaplikasikan keterampilan mereka secara efektif.

5. Artikulasi

Aspek artikulasi melibatkan kemampuan individu untuk menciptakan gerakan atau tindakan baru berdasarkan pemahaman dan pengalaman sebelumnya. Ini mencerminkan kreativitas individu dalam mengembangkan gerakan atau keterampilan yang lebih kompleks atau inovatif.

Psikomotorik dalam Pembelajaran di Sekolah

Ilustrasi kegiatan sekolah, anak sekolah, SD
Ilustrasi kegiatan sekolah, anak sekolah, SD. (Photo By Unsplash)

Psikomotorik adalah ranah yang memiliki peran penting dari proses pembelajaran di sekolah. Ranah psikomotorik mencakup beragam perilaku yang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorik. Terdapat tujuh kategori dalam ranah psikomotorik yang meliputi persepsi, kesiapan, reaksi yang diarahkan, reaksi natural, reaksi kompleks, adaptasi, dan kreativitas. Kategori-kategori ini mencerminkan berbagai tingkat keterampilan fisik, mulai dari gerakan refleks hingga kemampuan ekspresif dan interaktif yang kompleks.

Pada pembelajaran di sekolah, mata pelajaran yang sering berhubungan dengan ranah psikomotorik antara lain pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, seni budaya, serta beberapa mata pelajaran ilmu pengetahuan seperti fisika, kimia, dan biologi. Kegiatan praktik di lapangan, aula, atau laboratorium menjadi sarana utama untuk melatih dan mengembangkan kemampuan psikomotorik siswa.

Penilaian psikomotorik merupakan salah satu tahap penting dalam proses pembelajaran. Ini adalah cara untuk mengukur keterampilan seseorang dalam ranah psikomotorik dan merupakan bagian dari penilaian praktik. Psikomotorik sendiri merupakan ranah yang menilai kemampuan seseorang setelah mereka menerima pelajaran tertentu. Hasil belajar dari aspek psikomotorik akan terlihat setelah individu menerima materi pembelajaran dan dinilai secara kognitif.

Dengan memahami dan mengimplementasikan penilaian psikomotorik secara efektif, pendidik dapat memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa dalam mengembangkan keterampilan fisik, koordinasi motorik, dan kreativitas mereka. Hal ini juga membantu mendorong siswa untuk mencapai pencapaian yang lebih tinggi dalam aspek psikomotorik dan mengembangkan potensi mereka secara menyeluruh.

Contoh Penilaian Psikomotor di Sekolah

Ilustrasi anak-anak bermain, liburan sekolah
Ilustrasi anak-anak bermain, liburan sekolah. (Photo by Robert Collins on Unsplash)

Penilaian psikomotorik merupakan proses evaluasi yang penting dalam konteks pendidikan untuk mengukur kemampuan fisik dan keterampilan motorik siswa. Berikut adalah beberapa contoh penilaian psikomotorik yang dapat dilakukan.

1. Penilaian Tingkah Laku

Penilaian ini melibatkan pengamatan terhadap tingkah laku siswa yang merupakan hasil pembelajaran. Misalnya, dalam pelajaran seni lukis, pendidik dapat mengamati teknik menggambar, penggunaan alat, dan keseluruhan hasil karya siswa sesuai dengan rubrik yang telah ditetapkan.

2. Penilaian Melalui Tugas

Memberikan tugas kepada siswa adalah cara lain untuk menilai kemampuan psikomotorik. Contohnya, dalam pelajaran IPA, siswa diberi tugas untuk membuat model dari sistem pencernaan manusia. Hasil karya siswa akan mencerminkan pemahaman mereka dan keterampilan dalam membuat model.

3. Penilaian Kemampuan Menulis

Kemampuan menulis adalah aspek penting dalam penilaian psikomotorik, terutama di tingkat awal pendidikan. Siswa dievaluasi berdasarkan kejelasan tulisan, teknik penulisan, dan ketepatan dalam menggunakan huruf dan angka.

4. Penilaian Melalui Portofolio

Tugas portofolio sering digunakan sebagai penilaian psikomotorik di berbagai tingkatan pendidikan. Siswa diminta untuk menyusun koleksi karya-karya mereka yang mencerminkan berbagai keterampilan dan kemajuan yang telah dicapai selama periode pembelajaran.

5. Penilaian Melalui Pembuatan Karya

Siswa dinilai berdasarkan kualitas karya yang mereka hasilkan. Misalnya, dalam pelajaran kerajinan tangan, siswa membuat produk seperti hiasan dinding atau miniatur, dan kemudian dinilai berdasarkan detail, kebersihan, dan kreativitasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya