Resensi Novel Kata by Rintik Sedu, Melepaskan Diri dari Masa Lalu

Gaya penulisan dalam novel "Kata" karya Rintik Sedu dapat dikatakan unik dan khas. Penulis memiliki kemampuan dalam menggunakan metafora, deskripsi, dan narasi yang menarik perhatian pembaca.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 19 Apr 2024, 11:10 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2024, 11:10 WIB
Ilustrasi buku, cerpen, novel
Ilustrasi buku, cerpen, novel. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta "Kata" adalah sebuah novel yang mengisahkan tentang kebimbangan seseorang dalam hidupnya, yang masih terikat dengan masa lalunya namun dihadapkan dengan cinta baru yang siap menjemputnya di masa depan. Cerita dimulai dari kisah hidup Binta, seorang mahasiswa jurusan ilmu komunikasi yang tengah menghadapi kesulitan karena ayahnya yang pergi dan ibunya yang menderita penyakit skizofrenia.

Meski Binta dikenal sebagai sosok yang dingin dan cuek di kampus, ia beruntung memiliki sahabat dekat bernama Cahyo, yang selalu ada saat Binta merasa bosan dan paham akan keadaan Binta yang berantakan. Perkenalan antara Binta dan Nug, seorang senior di kampus yang populer karena ketampanannya, menjadi titik balik dalam hidup Binta. Meski banyak perempuan yang tertarik padanya, Nug justru terpesona dengan Binta yang terlihat tidak tertarik padanya dan bahkan terlihat membosankan.

Ternyata alasan di balik sikap Binta yang demikian adalah trauma masa lalunya dengan mantan kekasih yang meninggalkannya begitu saja. Kisah cinta Binta dengan Nug terus berjalan, semakin dekat dan terbuka satu sama lain, hingga Binta mulai melupakan laki-laki masa lalunya, Biru. Namun, suatu saat Binta mendapat tiket gratis ke Banda Neira dari Cahyo dan memutuskan untuk pergi.

Di sana, Binta bertemu dengan laki-laki masa lalunya dan mereka menikmati masa-masa bahagia bersama. Namun, saat Binta harus kembali ke Jakarta, Biru memutuskan untuk tidak ikut. Hal ini membuat Binta hancur dan terpuruk. Meski demikian, ia belajar menerima kehilangan dan merelakan semua kenangan yang ada. Karena pada akhirnya, menyerah dan menerima adalah benteng terkuat untuk melindungi hati. Simak ulasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah disusun Liputan6.com pada Jumat (19/4/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tokoh-Tokoh dalam Novel Kata

Dalam novel "Kata" karya Rintik Sedu ini, terdapat beberapa karakter utama dan pendukung yang memiliki peran penting dalam cerita. Pertama, ada Binta, seorang mahasiswi ilmu komunikasi kupu-kupu yang memiliki sifat keras kepala, suka menyendiri, sulit bergaul, dan kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Meskipun memiliki sifat-sifat tersebut, Binta juga memiliki keteguhan dan kegigihan dalam menjalani kehidupannya.

Teman satu-satunya yang dimiliki Binta di kampus adalah Cahyo. Cahyo merupakan sosok yang mendukung Binta dan memberikan semangat padanya. Kemudian, ada Nugraha, seorang mahasiswa Arsitektur yang lebih senior dari Binta. Nugraha digambarkan sebagai sosok yang sabar dan gigih. Meskipun Binta sering mencoba untuk mengusirnya, Nugraha tetap berusaha meyakinkan Binta tentang keseriusannya dan tidak pernah menyerah.

Selain itu, ada juga tokoh Biru, teman masa kecil Binta yang memberi nama khusus "Senjani" padanya. Biru adalah cinta pertama Binta yang sulit ia lupakan. Meskipun telah berpisah selama bertahun-tahun, Binta selalu merindukan kehadiran Biru. Berbeda dengan Nugraha yang gigih, Biru memiliki sifat yang pesimis, suka membuat puisi, dan sering berkelana tanpa arah yang pasti.

Karakter-karakter utama dan pendukung dalam novel "Kata" ini dikembangkan dengan baik oleh penulis. Masing-masing karakter memiliki kompleksitas dan keunikan yang memadai. Penulis berhasil menghadirkan karakter-karakter yang realistis dan dapat sejalan dengan alur cerita. Tokoh-tokoh ini memberikan warna dan nuansa yang berbeda dalam kisah penemuan diri dan perjalanan hidup Binta. Overall, karakter-karakter dalam novel "Kata" dapat membuat pembaca merasa terhubung dengan ceritanya.

 


Alur Cerita Novel Kata

Ilustrasi buku, cerpen, novel
Ilustrasi buku, cerpen, novel (sumber: pixabay)

Novel "Kata" karya Rintik Sedu mengisahkan tentang perjalanan seorang tokoh utama bernama Maya yang memiliki keunikan dalam mendalami kekuatan kata-kata. Alur cerita novel ini berkembang dengan sangat menarik, mengikuti perjalanan hidup Maya yang menghadapi banyak rintangan dan tantangan.

Dalam cerita ini, terdapat plot twist yang mengejutkan pembaca. Di tengah perjalanan Maya, terbongkarlah rahasia kelam dari masa lalu yang mengubah pandangannya terhadap dunia. Momen dramatis ini berhasil membangun ketegangan dan menambah daya tarik pada cerita.

Resolusi konflik utama dalam novel ini dijelaskan secara mendalam dan dieksekusi dengan baik. Maya harus menghadapi konflik dengan dirinya sendiri, menemukan cara mengatasi ketakutan dan kebingungan yang menghantuinya. Dengan kekuatan kata-kata, Maya akhirnya berhasil menghadapi dan memecahkan konflik tersebut.

Secara keseluruhan, alur cerita novel "Kata" sangat menarik dan mampu membuat pembaca terus terjebak dalam cerita yang ditawarkan. Novel ini berhasil menampilkan momen-momen dramatis dan plot twist yang mengejutkan, serta resolusi konflik yang memuaskan. Rintik Sedu berhasil menciptakan sebuah karya yang memikat dan menghibur pembacanya.


Gaya Penulisan

Kutipan Inspiratif The Alchemist
Ilustrasi Membaca Novel Credit: pexels.com/Ena

Gaya penulisan dalam novel "Kata" karya Rintik Sedu dapat dikatakan unik dan khas. Penulis memiliki kemampuan dalam menggunakan metafora, deskripsi, dan narasi yang menarik perhatian pembaca. Bahasa yang digunakan dalam novel ini cukup mudah dipahami, namun tetap memiliki makna yang dalam.

Penulis juga dikenal menggunakan gaya bahasa yang sama di setiap novelnya. Hal ini bisa terlihat dari kemampuan penulis dalam menyampaikan perasaan yang dialami oleh tokoh dengan sangat apik. Penulis mampu menggambarkan perasaan tokoh dengan detail, sehingga pembaca bisa merasakan emosi yang sedang dialami oleh tokoh tersebut.

Selain itu, novel ini juga mengandung berbagai majas yang memperindah gaya bahasa penulis. Penggunaan majas, seperti metafora dan personifikasi, mampu membuat cerita dalam novel terasa lebih hidup dan menarik.

Secara keseluruhan, gaya penulisan penulis dalam novel "Kata" karya Rintik Sedu dapat dikatakan sangat menarik. Penulis mampu menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna, serta memiliki kemampuan dalam menggambarkan perasaan dan emosi tokoh dengan sangat apik. Selain itu, penggunaan majas dalam novel ini juga berhasil memperindah gaya bahasa penulis.


Pesan Moral

Kutipan Novel Mimpi Sejuta Dolar Bagian I
Ilustrasi Membaca Novel Credit: pexels.com/Rahul

Novel "Kata" by Rintik Sedu dapat memberikan pesan moral yang berharga kepada para pembacanya. Cerita ini mengajarkan tentang pentingnya untuk melepaskan diri dari masa lalu yang belum selesai dan menatap ke depan dengan penuh harapan.

Dalam novel ini, kita dapat melihat bahwa terjebak dalam ketidakjelasan masa lalu hanya akan menghentikan langkah kita untuk maju menuju masa depan yang lebih baik. Seringkali, kita terlalu memendam semua beban sendiri, yang pada akhirnya malah membuat kita semakin terpuruk dalam kesedihan dan penderitaan yang tak berujung.

Namun, novel ini juga mengajarkan bahwa membuka pikiran sama pentingnya dengan membuka hati. Dalam perjalanan hidup, kita perlu mencari setidaknya satu atau dua orang yang dapat kita percayai untuk membagikan beban dan membuka diri. Seperti dalam kisah "Kata", Binta memiliki Cahyo, sahabat yang selalu ada di sisinya. Dengan memiliki seseorang yang mendukung dan mendengarkan kita, beban hidup dapat terasa lebih ringan.

Akhirnya, pesan moral yang disampaikan penulis melalui "Kata" adalah bahwa kita harus berani melepaskan masa lalu dan beranjak ke arah yang baru. Menjalani hidup dengan penuh keberanian dan ketulusan akan membuka jalan menuju kebahagiaan yang sebelumnya tak terlihat.

Dengan kata-kata yang indah dan menyentuh, novel "Kata" mengingatkan kita bahwa terkadang kehidupan hanya membutuhkan satu langkah adalah cukup untuk membuka pintu menuju kata yang baru, yang penuh dengan harapan dan kebahagiaan. Dalam kesimpulannya, pesan moral dari novel ini adalah bahwa kita harus menghargai setiap momen di masa kini dan berani melepaskan diri dari ketidakpastian masa lalu, agar dapat menuju kata yang baru, penuh dengan makna dan kesempatan yang tak terbatas.

 


Kesimpulan

Assalamu'alaikum Gus karya Ruwaida Insafani.
Ilustrasi Membaca Novel Credit: pexels.com/Leo

Terkait dengan novel "Kata" karya Rintik Sedu, saya dengan tulus merekomendasikan novel ini kepada pembaca lainnya. Konflik batin yang diangkat dalam novel ini bisa terasa sangat dekat dengan pengalaman yang dialami oleh banyak orang, termasuk Grameds. Novel ini membawa pembaca ke dalam perjalanan seorang tokoh utama yang terjebak dalam masa lalu yang belum usai dan sulit untuk melangkah maju. Kisah cinta segitiga yang dihadapi oleh tokoh-tokoh dalam novel ini juga dapat membuat pembaca ikut terlibat dalam cerita yang disajikan.

Salah satu hal menarik dalam novel ini adalah penggunaan ilustrasi yang diselipkan dalam setiap bab. Hal ini memberikan kesegaran bagi mata yang lelah membaca dengan gambar-gambar yang nyaman dipandang. Gaya bahasa yang digunakan juga sangat mengagumkan, dengan kata-kata puitis yang tersebar di dalam novel ini. Pembaca akan merasa terhibur dan dapat menikmati tarian kata-kata yang indah yang ada di dalamnya.

Secara keseluruhan, novel "Kata" memberikan pengalaman membaca yang begitu mengesankan. Dengan konflik batin yang kuat, kisah cinta yang menarik, dan keindahan dalam bahasa yang digunakan, novel ini layak menjadi bacaan yang direkomendasikan bagi pembaca yang mencari cerita yang dapat menghibur.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya