Liputan6.com, Jakarta BRILink adalah layanan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang memungkinkan agen-agen di masyarakat, seperti toko kelontong atau warung, untuk menyediakan layanan perbankan kepada masyarakat di sekitar mereka. Meskipun inovatif, agen BRILink juga menghadapi beberapa kerentanan keamanan.
Hingga April 2024, BRI telah memiliki 796 ribu agen BRILink yang tersebar di 75 ribu desa. Agen-agen ini mencakup seluruh wilayah Indonesia, bahkan mencapai daerah-daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal). Sebagai perpanjangan tangan BRI, agen BRILink memainkan peran penting dalam mendukung inklusivitas ekosistem keuangan di berbagai daerah. Ini membuat pentingnya jaminan keamanan bagi agen BRILink.
Baca Juga
Supri Suharsana, pemilik agen BRILink yang ada di di Dusun Kenteng, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, DIY punya banyak pengalaman terkait kerentanan keamanan. Pria 53 tahun itu sering menemukan modus-modus penipuan yang menyasar dirinya.
Advertisement
“Pernah, sering (menemukan modus penipuan), nah saya kan berkecimpung di BRI udah lama, jadi udah hafal motifnya,” ujar Supri saat ditemui di warung miliknya pada Rabu (20/3/2024).
Rentan penipuan
Modus penipuan yang belakangan sering ditemui adalah upaya phising melalui undangan pernikahan berbentuk Apk yang dikirim lewat WhatsApp. Jika diklik, data ponsel seperti rekening bank bisa diakses penipu dan menyebabkan kerugian finansial korbannya.
“Saya juga sering dapat undangan pernikahan semacam itu. Kemarin aja dua kali dapat undangan pernikahan seperti itu,” ujar Supri.
Agen BRILink yang terhubung ke internet dapat rentan terhadap serangan siber, termasuk peretasan, malware, dan phishing. Serangan-serangan ini bisa menargetkan data transaksi, data pelanggan, atau sistem perbankan yang lebih luas.
Agen BRILink dapat menjadi sasaran kecurangan dan penipuan. Modus lain yang juga pernah ditemukan Supri adalah ada orang yang ingin minta nomor rekening BRILink Supri agar untuk bisa mengirim uang. Padahal, sistem pengiriman uang lewat agen BRILink tak memerlukan rekening semacam itu.
“Aku kok dikadali, penipuan begitu saya sudah kebal,” imbuh Supri.
Supri juga mengaku pernah kecolongan dalam penggunaan QRIS. Dulu sering sekali ada orang yang berbelanja di warungnya menggunakan QRIS, namun tidak benar-benar dibayar. Ada pula yang menunjukkan bukti palsu.
“Dari situ, saya antisipasi untuk tidak memberi QRIS pada sembarangan orang,” tambah Supri.
Advertisement
Ancaman kejahatan
Agen BRILink juga rentan menjadi target tindak kriminal, seperti perampokan atau pencurian. Hal ini dapat menempatkan agen dan pelanggan dalam bahaya. Di sejumlah daerah, ada kasus agen BRILink yang dirampok hingga mengancam nyawa.
Supri sempat khawatir mengetahui kejadian tersebut. Namun, Supri percaya dengan keamanan di desanya.
“Kalau di daerah kami aman-aman saja. Karena di lokasi saya selalu banyak orang di waktu jam buka warungnya. Namun jika di malam hari setelah tutup, warga kami giat meronda dan sudah diterapkan Jaga Warga. Jadi dari segi keamanan lingkungan, dari berbagai sisi sudah selalu siap,” jelas Supri.
Sebagai antisipasi, Supri membatasi layanan transaksi maksimal hanya sampai rp10 juta. Ia juga memastikan untuk tak terlalu banyak menyimpan uang di rumah.
“Saya tuh sistemnya kalau yang untuk transaksi cuma kasih limit paling rp10 juta, enggak banyak. Lainnya kami simpan di bank. Demi keamanan,” ujar Supri.
BRI beri bekal perlindungan untuk Agen BRILink
Dalam menghadapi tindak penipuan, Supri tetap bersikap tenang. Selama menjadi agen BRILink, ia juga kerap mendapat edukasi dari BRI tentang modus-modus penipuan dan bagaimana harus mengatasinya.
Regional CEO Bank Rakyat Indonesia (BRI) Yogyakarta, John Sarjono mengungkapkan, untuk melindungi agen BRILink dari tindak kejahatan, BRI sudah memberikan edukasi dan sosialisasi terkait keamanan fisik dan digital. BRI selalu mengingatkan dan memastikan bahwa agen BRILink paham risiko dalam menjalankan jasa layanan keuangan tersebut.
“Salah satu tindakan preventif yaitu agen harus paham jangan terlalu pamer uang di
medsos, brankas dan CCTV apakah sudah ada, dan pastikan CCTV decodernya disembunyikan,” ujar John pada Liputan6.com pada Senin (29/4/2024).
Advertisement
Jaminan keamanan oleh BRI
Selain memberi edukasi, John juga menyebut agen BRILink harus dipastikan telah tercover asuransi baik untuk kegiatan usaha dan/atau individu Agen BRILink. Agen BRILink sering menangani transaksi uang dalam jumlah besar dan menyimpan informasi sensitif. Asuransi keamanan memberikan perlindungan finansial jika terjadi pencurian, perampokan, atau penipuan yang dapat menyebabkan kerugian keuangan bagi agen.
“Untuk melindungi Agen BRILInk dari tindak kejahatan, Divisi BRILink Kantor Pusat BRI telah bekerjasama dengan Perusahaan Anak BRI yaitu PT BRI Asuransi Indonesia (BRINS) dengan adanya fasilitas CIS (Cash In Save) dan CIT (Case in Transit) dengan premi terjangkau seperti contoh untuk CIS (Cash In Save) besaran premi rp50.000 per tahun,” tambah John.
Harapannya dengan adanya asuransi ini dapat memberikan perlindungan bagi Agen BRILink jika mengalami tindak kejahatan. Khusus Agen BRILink Juragan dan Jawara pada periode Desember 2023, maka atas premi Asuransi CIS 2024 dibayarkan oleh Pihak BRI.