27 Quotes Ki Hajar Dewantara untuk Hari Pendidikan Nasional, Inspiratif dan Memotivasi

Liputan6.com, Jakarta Hari Pendidikan Nasional yang diperingati tanggal 2 Mei setiap tahunnya merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk merenungkan dan memperkuat komitmen terhadap dunia pendidikan. Di tengah perjalanan menuju kemajuan, hari ini kita mengenang jasa besar Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pencerahan yang menegaskan pentingnya pendidikan sebagai bekal utama pembangunan bangsa.

Ki Hajar Dewantara, dengan bijaknya, pernah mengatakan, "Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani." Kutipan ini merujuk pada pentingnya meneladani, membangun semangat, dan memberi contoh yang baik kepada generasi penerus. Dengan prinsip ini, kita diingatkan bahwa pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter.

Melalui peringatan Hari Pendidikan Nasional, kita diingatkan bahwa pendidikan bukanlah beban, melainkan investasi terbaik bagi masa depan bangsa. Semangat Ki Hajar Dewantara yang mewarnai perjuangan pendidikan di Indonesia mengajarkan kita untuk terus bergerak maju, memperjuangkan akses pendidikan yang merata, dan membangun generasi yang cerdas serta berakhlak mulia.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai quotes Ki Hajar Dewantara untuk Hari Pendidikan Nasional yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (2/5/2024).

1. "Mempunyai ketetapan, tidak tergoyahkan, berisi dengan berilmu pengetahuan, hingga yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa apa yang dilakukannya adalah benar dan baik."
2. "Dengan adanya budi pekerti, tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka (berpribadi), yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri. Inilah manusia beradab dan itulah maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besarnya."
3. "Pendidikan dan pengajaran di dalam Republik Indonesia harus berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia, menuju ke arah kebahagiaan batin serta keselamatan hidup lahir."
4. "Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani (Di depan, seorang pendidik harus memberi teladan yang baik, di tengah atau di antara murid guru harus menciptakan prakarsa dan ide, dari belakang seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan)."
5. "Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah."
6. "Taman Siswa menurunkan mutu pengajaran dan membawa kita kembali sepuluh tahun ke belakang! Memang kita harus kembali beberapa puluh tahun, kita amat mengingini untuk menemukan 'titik tolak' agar kita dapat berorientasi kembali: kita telah salah jalan."
7. "Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk kehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggauta persatuan (rakyat).”
8. "Di mana ada kemerdekaan di situ harus ada disiplin yang kuat. Sungguh disiplin itu bersifat self disiplin, yaitu kita sendiri mewajibkan dengan sekeras-kerasnya. Dan peraturan yang sedemikian itu harus ada di dalam suasana yang merdeka."
9. "Pengaruh pengajaran itu umumnya memerdekakan manusia atas hidupnya lahir, sedang merdekanya hidup batin terdapat dari pendidikan.”
10. "Di dalam hidupnya, anak-anak adalah tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya, yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda.”
11. "Janganlah orang mengira bahwa dasar kekeluargaan itu mengizinkan kita melanggar peraturan. Kekeluargaan kita adalah sikap kita pada yang takluk kepada organisasi kita. Barang siapa dengan terang-terangan atau dengan sengaja mengabaikan. Wajiblah kita memandang dia sebagai orang luaran."
12. "Guru jangan hanya memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja, tetapi harus juga mendidik si murid akan dapat mencari sendiri pengetahuan itu dan memakainya guna amal keperluan umum. Pengetahuan yang baik dan perlu itu yang manfaat untuk keperluan lahir batin dalam hidup bersama."
13. "Dalam berbicara seseorang harus tetap berpikiran jernih hingga dapat mencetuskan ide-ide unggul dan berakhir dengan kemenangan."
14. "Pendidikan dan pengajaran di dalam Republik Indonesia harus berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia, menuju ke arah kebahagiaan batin serta keselamatan hidup lahir."

1. "Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu."
2.  "Among system kita yaitu: menyokong kodrat alamnya anak-anak yang kita didik agar dapat mengembangkan hidupnya lahir dan batin menurut kodratnya sendiri-sendiri."
3. "Guru adalah seorang pejuang tulus tanpa tanda jasa mencerdaskan bangsa."
4. "Orang yang mempunyai kecerdasan budi pekerti itu senantiasa memikir-mikirkan dan merasa-rasakan serta selalu memakai ukuran, timbangan dan dasar-dasar yang pasti dan tetap."
5. "Kekuatan rakyat itulah jumlah kekuatan tiap-tiap anggota dari rakyat itu. Segala daya upaya untuk menjunjung derajat bangsa tidak akan berhasil kalau tidak dimulai dari bawah. Sebaliknya rakyat yang sudah kuat akan pandai melakukan segala usaha yang perlu atau berguna untuk kemakmuran negeri."
6. "Percaya, tegas, penuh ilmu hingga matang jiwanya, serta percaya diri, tidak mudah takut, tabah menghadapi rintangan apa pun."
7. "Apa pun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya."
8. "Dengan ilmu kita menuju kemuliaan."
9. “Hormatilah segala adat istiadat yang kuat dan sehat, yang terdapat di daerah-daerah dan yang tidak mengganggu atau menghambat persatuan negara dan Bangsa Indonesia."
10. "Dunia pendidikan tak lepas dari para pengajar alias guru, para pejuang tulus tanpa tanda jasa yang mencerdaskan kehidupan bangsa."
11. "Melalui ngerti, ngrasa, lan ngelakoni (menyadari, menginsyafi, dan melakukan), budi pekerti yang dibentuk untuk merdeka dan mandiri akan hadir adab."
12. "Dalam berbicara orang meniscayakan tetap berpikiran jernih, hingga dapat mencetuskan ide-ide unggul dan berakhir dengan kemenangan."
13. “Kalau suatu ketika ada orang meminta pendapatmu, apakah Ki Hajar Dewantara itu seorang nasionalis, radikalis, sosialis, demokrat, humanis, ataukah tradisionalis, maka katakanlah bahwaaku hanyalah orang Indonesia biasa saja yang bekerja untuk bangsa Indonesia dengan cara Indonesia.”