Begini Arti MOS dan Bedanya dengan MPLS, Bukan Lagi Perpeloncoan

Masa Orientasi Siswa adalah program yang memiliki tujuan baik, namun sering kali disalahartikan dan disalahgunakan, sehingga menciptakan citra negatif di masyarakat.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 11 Jul 2024, 08:40 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2024, 08:40 WIB
Ilustrasi sekolah, siswa, murid, pelajar
Ilustrasi sekolah, siswa, murid, pelajar. (Photo by Rafael Atantya on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Arti MOS atau Masa Orientasi Siswa merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh peserta didik baru di sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan peserta didik baru dengan lingkungan sekolah, aturan sekolah, serta pendidikan karakter yang dijalankan di lingkungan tersebut.

MOS dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari kegiatan pengenalan guru dan karyawan sekolah, penyampaian materi pembelajaran, hingga kegiatan sosialisasi antar peserta didik baru. Hal ini bertujuan agar peserta didik baru dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolah lebih cepat, serta merasa nyaman di lingkungan baru mereka.

Namun seiring berjalannya waktu, praktik-praktik yang terjadi di MOS sering kali menimbulkan kontroversi. Banyak kasus di mana arti MOS sendiri diidentikkan dengan perilaku perpeloncoan atau intimidasi terhadap siswa baru.

Sebagai respons terhadap stigma negatif ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menginisiasi perubahan konsep dari MOS menjadi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Transformasi dari MOS ke MPLS diharapkan dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap masa orientasi siswa, menjadikannya sebagai waktu yang positif dan bermakna dalam perjalanan pendidikan siswa di Indonesia. Berikut ini arti MOS yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (11/7/2024).

 

Apa Itu Masa Orientasi Siswa (MOS)

Ilustrasi anak sekolah, murid, pelajar SMA, siswa, 17an, MPLS
Ilustrasi anak sekolah, murid, pelajar SMA, siswa, 17an, MPLS. (Photo by Rafael Atantya on Unsplash)

Masa Orientasi Siswa (MOS) adalah sebuah kegiatan yang umumnya dilaksanakan oleh sekolah untuk menyambut peserta didik baru. MOS berperan penting dalam memperkenalkan lingkungan sekolah kepada siswa baru, memberikan informasi penting mengenai aturan sekolah, dan memfasilitasi proses adaptasi mereka ke dalam kehidupan sekolah yang baru.

Selama MOS, siswa baru akan diperkenalkan dengan guru-guru dan staf sekolah, serta mengenal teman-teman sekelas. Mereka juga akan diberikan pengetahuan mengenai tata cara berpakaian, jadwal pelajaran, dan fasilitas sekolah yang tersedia. Selain itu, MOS juga seringkali mencakup kegiatan sosialisasi, seperti kegiatan kebersamaan dan permainan dalam kelompok.

MOS bertujuan untuk memberikan pengalaman positif kepada siswa baru, memfasilitasi interaksi sosial, dan meningkatkan rasa kebersamaan. Keikutsertaan dalam MOS dapat membantu siswa baru merasa lebih nyaman dan terintegrasi dengan baik dalam lingkungan sekolah, sehingga dapat membantu mereka menghadapi tantangan belajar di masa depan.

Akan tetapi, Masa Orientasi Siswa (MOS) kini dipandang negatif oleh masyarakat, karena identik dengan kegiatan perpeloncoan. Hal ini membuat banyak orang menentang pelaksanaan MOS. Kegiatan perpeloncoan, yang sering kali melibatkan praktik-praktik yang tidak mendidik dan bahkan berpotensi merugikan siswa baru, telah menciptakan stigma buruk terhadap MOS.

Oleh karena itu, untuk menghilangkan stigma negatif tersebut, MOS kini diberi nama baru, yaitu Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Perubahan nama ini diharapkan dapat mengubah persepsi masyarakat, dan menunjukkan bahwa kegiatan orientasi siswa lebih fokus pada aspek pendidikan dan pembinaan yang konstruktif.

Perbedaan Antara MPLS dan MOS

Ilustrasi guru, wali kelas, mengajar
Ilustrasi guru, wali kelas, mengajar. (Image by macrovector on Freepik)

Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Masa Orientasi Siswa (MOS) merupakan momen penting bagi siswa baru, untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru. Kedua kegiatan ini melibatkan peran aktif dari tenaga pengajar, guru dan staf sekolah lainnya.

Guru-guru kemudian bertanggung jawab, dalam merancang dan mengatur kegiatan yang terlibat dalam MPLS dan MOS. Mereka juga memainkan peran penting dalam memberikan bimbingan dan dukungan kepada siswa baru selama masa pengenalan tersebut.

Meskipun MPLS dan MOS memiliki tujuan yang sama, yaitu membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah, terdapat beberapa perbedaan kunci antara keduanya:

1. Fokus Kegiatan

Masa Orientasi Siswa lebih fokus pada orientasi akademik dan administratif. Kegiatan yang dilaksanakan biasanya mencakup pengenalan kurikulum, jadwal pelajaran, dan aturan sekolah yang bersifat administratif.

Sedangkan, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah memiliki pendekatan yang lebih holistik, mencakup aspek non-akademik seperti sosialisasi, penanaman nilai-nilai, dan pembangunan keterampilan sosial. MPLS dirancang untuk membantu siswa baru merasa nyaman dan terhubung dengan lingkungan sekolah mereka.

2. Cakupan Kegiatan

Kegiatan MOS sering kali melibatkan pengenalan kurikulum, jadwal pelajaran, dan aturan sekolah yang bersifat administratif. Hal ini bertujuan agar siswa baru dapat memahami struktur akademik dan administrasi sekolah. Di sisi lain, MPLS melibatkan pengenalan fasilitas sekolah, interaksi dengan staf pengajar, kegiatan sosial, dan sesi pembekalan mengenai aturan sekolah. MPLS bertujuan untuk membantu siswa mengenal lingkungan fisik sekolah, seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas lainnya.

3. Waktu Pelaksanaan

MOS biasanya dilaksanakan dalam beberapa hari sebelum dimulainya tahun ajaran baru. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan gambaran umum kepada siswa baru, tentang apa yang akan mereka hadapi dalam kehidupan sekolah sehari-hari. Akan tetapi, MPLS biasanya berlangsung beberapa hari sebelum MOS dan merupakan bagian dari MOS yang lebih luas. Kegiatan MPLS bertujuan untuk membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, sebelum mereka terlibat dalam kegiatan akademik yang lebih intensif.

4. Peran Guru

Dalam MOS, peran guru lebih terfokus pada pengenalan akademik. Guru memberikan informasi mengenai mata pelajaran, metode pembelajaran, dan harapan akademik yang harus dipenuhi oleh siswa. Dalam MPLS, peran guru juga mencakup pengenalan lingkungan sekolah secara umum, dan membantu siswa baru merasa nyaman dan terhubung dengan sekolah. Guru memberikan bimbingan dalam aspek non-akademik, seperti etika bersekolah, cara berinteraksi dengan teman dan guru, serta cara memanfaatkan fasilitas sekolah secara optimal.

Secara keseluruhan, pelaksanaan MPLS dan MOS sangat penting dalam membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah mereka. Dengan peran aktif dari tenaga pengajar dan staf sekolah, serta keterlibatan pihak luar yang relevan, diharapkan siswa baru dapat memulai perjalanan pendidikan mereka dengan baik dan merasa lebih siap menghadapi tantangan akademik dan sosial di sekolah. 

Fokus Kegiatan MPLS

Ilustrasi belajar, siswa, murid, pelajar, sekolah, SMA
Ilustrasi belajar, siswa, murid, pelajar, sekolah, SMA. (Photo by Ed Us on Unsplash)

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) adalah program yang dirancang, untuk membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah mereka. MPLS memiliki berbagai fokus kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pengalaman menyeluruh bagi siswa, sehingga mereka dapat memulai perjalanan akademik mereka dengan percaya diri dan siap menghadapi tantangan yang ada. Berikut adalah beberapa kegiatan yang dilakukan selama MPLS atau juga dalam kegiatan MOS.

1. Pengenalan Program, Sarana, dan Prasarana Sekolah

Siswa baru akan diperkenalkan dengan berbagai program yang ada di sekolah, baik akademik maupun non-akademik. Program akademik mencakup mata pelajaran yang akan mereka pelajari, sedangkan program non-akademik mencakup kegiatan ekstrakurikuler seperti klub olahraga, seni, dan organisasi siswa.

Pengenalan ini bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh kepada siswa tentang kesempatan yang tersedia untuk pengembangan diri mereka di sekolah. Siswa juga diajak berkeliling untuk mengenal fasilitas-fasilitas yang tersedia di sekolah. Ini termasuk ruang kelas, perpustakaan, laboratorium sains, ruang komputer, ruang olahraga, kantin, dan fasilitas lainnya.

Pengenalan ini bertujuan agar siswa mengetahui lokasi fasilitas penting dan memahami cara memanfaatkannya dengan baik. Selain itu, siswa juga akan diberi tahu tentang prosedur penggunaan fasilitas tersebut, sehingga mereka dapat menggunakannya secara optimal dan bertanggung jawab.

2. Penanaman Konsep Pengenalan Diri

Selama MPLS, siswa diberi kesempatan untuk mengenali minat dan bakat mereka melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ini dapat berupa tes minat dan bakat, workshop, atau kegiatan praktis lainnya.

Tujuannya adalah agar siswa dapat mengeksplorasi potensi diri mereka dan menemukan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat mereka. Dengan demikian, siswa dapat lebih termotivasi dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan sekolah. Adapun kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan sosial dan emosional siswa, seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan mengelola emosi.

Siswa akan mengikuti sesi pelatihan dan simulasi, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam berinteraksi dengan orang lain, dan menghadapi situasi yang menantang secara emosional. Pengembangan keterampilan ini penting untuk membantu siswa, dalam membangun hubungan yang sehat dan produktif dengan teman sebaya dan guru.

3. Cara Belajar yang Efektif

MPLS memberikan pembekalan mengenai berbagai teknik belajar yang efektif. Siswa akan diajarkan cara mencatat yang baik, teknik membaca cepat, dan strategi menghadapi ujian. Selain itu, mereka juga akan belajar tentang metode belajar yang berbeda, seperti pembelajaran visual, auditori, dan kinestetik, sehingga mereka dapat menemukan cara belajar yang paling sesuai dengan gaya belajar mereka.

Teknik-teknik ini bertujuan untuk membantu siswa meningkatkan efektivitas belajar mereka dan mencapai hasil yang optimal. Siswa juga akan belajar cara mengatur waktu dengan baik untuk kegiatan belajar dan aktivitas lainnya. Ini termasuk bagaimana membuat jadwal belajar yang efektif, mengatur prioritas, dan menghindari prokrastinasi. Dengan keterampilan manajemen waktu yang baik, siswa dapat lebih produktif dan mengurangi stres yang disebabkan oleh tekanan akademik.

4. Pembinaan Awal Kultur Sekolah

Siswa baru akan diperkenalkan dengan budaya dan lingkungan sosial sekolah. Ini termasuk etika bersekolah, cara berinteraksi dengan guru dan teman, serta tata tertib yang harus diikuti. Etika dan tata tertib ini mencakup aturan tentang disiplin, berpakaian, penggunaan fasilitas, serta perilaku yang diharapkan di dalam dan di luar kelas.

Memahami dan mematuhi etika dan tata tertib sekolah penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, tertib, dan harmonis. MPLS juga melibatkan kegiatan-kegiatan yang mendukung pembangunan karakter dan semangat kebersamaan.

Kegiatan ini dapat berupa gotong royong, diskusi kelompok, permainan edukatif, dan kegiatan sosial lainnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membangun rasa kebersamaan, saling menghargai, dan kerja sama di antara siswa. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai positif seperti kejujuran, tanggung jawab, kepemimpinan dan kepedulian sosial.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya