5 Tips Gentle Parenting untuk Pemula, Perhatikan yang Perlu Dihindari!

Meskipun Gentle Parenting menawarkan berbagai manfaat, sangat penting untuk menerapkannya dengan teknik yang tepat.

oleh Ricka Milla Suatin diperbarui 16 Agu 2024, 12:49 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2024, 12:49 WIB
Orangtua dan Anak
Gentle parenting menjadi salah satu pilihan untuk mengasuh anak secara lembut dengan mengutamakan empati. (Foto: Freepik/Lifestylememory)

Liputan6.com, Jakarta Pengasuhan dengan pendekatan lembut atau yang lebih dikenal dengan gentle parenting kini sedang menjadi topik hangat. Gaya pengasuhan ini semakin populer berkat selebritas seperti Nikita Willy yang turut menerapkannya, sehingga menarik perhatian banyak orang.

Gentle parenting dapat memperkuat ikatan antara orangtua dan anak karena empati menjadi dasar utama dalam pendekatan ini. Namun, untuk mendapatkan manfaat maksimal, orangtua perlu benar-benar memahami cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi mereka yang baru memulai.

Berikut ini adalah informasi mengenai aspek-aspek gentle parenting, tips untuk melakukannya, dan hal-hal yang harus dihindari. Informasi ini dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (16/08/2024).

3 Aspek Gentle Parenting

Anak dan orangtua bersama
Terdapat tiga aspek dalam gentle parenting, yaitu empati, pemahaman, dan penghormatan. (Foto: Freepik/Lifestylememory)

Berikut adalah aspek-aspek penting dari gentle parenting yang perlu diketahui oleh setiap orangtua, seperti yang dilansir dari Guidepost Montessori:

1. Empati

Dalam menerapkan gentle parenting, orangtua harus benar-benar memperhatikan perasaan anak. Misalnya, ketika anak merasa kesal atau gugup, orangtua yang penuh rasa ingin tahu dapat mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh si kecil dan alasan di balik perasaan tersebut. Empati adalah pengingat yang kuat untuk memperlambat langkah kita dan benar-benar terlibat dengan apa yang sedang dihadapi oleh anak.

2. Memahami

Pemahaman adalah bagian integral dari gentle parenting. Dunia anak sangat berbeda dari dunia orang dewasa. Ini mengingatkan kita bahwa cara berpikir yang membentuk pandangan orang dewasa belum sepenuhnya berkembang pada anak-anak. Misalnya, ketika anak merasa kesal karena mainannya salah tempat atau lupa di mana menaruhnya, orangtua bisa bertanya pada diri sendiri dari mana perilaku tersebut berasal. Penting untuk diingat bahwa kematangan emosi anak masih dalam tahap perkembangan.

3. Menghormati

Gentle parenting didasarkan pada rasa saling menghormati. Ketika orangtua menunjukkan rasa hormat kepada anaknya, mereka juga mengajarkan bahwa menghormati adalah sebuah pilihan yang bisa diambil. Menghormati anak dalam praktiknya berarti mengganti perintah yang kasar dengan permintaan yang lembut, serta menyampaikan ajakan untuk bekerja sama sebagai pengganti peringatan yang didasarkan pada rasa takut.

Tips Menerapkan Gentle Parenting

Orangtua dan anak
Agar dapat mendapatkan manfaat dari gentle parenting, orangtua perlu memahami teknik yang sesuai dalam mengaplikasikannya.

Berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti oleh orangtua yang ingin menerapkan gentle parenting, berdasarkan panduan dari Guidepost Montessori dan The Bump.

1. Fokus pada tindakan, bukan pribadi anak

Langkah pertama adalah memisahkan tindakan anak dari identitasnya saat berbicara. Misalnya, daripada mengatakan Kamu jahat pada adikmu, cobalah menggantinya dengan Menurutku, adikmu tidak suka jika kamu melakukan itu. Mari kita coba cara lain dan lihat bagaimana reaksinya. Ini membantu anak memahami bahwa kesalahan adalah hal yang wajar dan semua orang bisa melakukannya. Selain itu, pendekatan ini mendorong anak untuk memahami dan memperbaiki tindakannya.

2. Jadilah teladan yang baik

Tunjukkan kebaikan melalui tindakan sehari-hari. Anak-anak cenderung meniru perilaku orangtua mereka, sehingga menunjukkan kesabaran, empati, dan kebaikan dalam interaksi sehari-hari dapat memberikan dampak positif yang signifikan. Misalnya, ketika orangtua menunjukkan kesabaran dan kebaikan dalam interaksi dengan orang lain, anak akan belajar untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya.

3. Pilih kata-kata dengan bijak

Orangtua sering kali cenderung mengancam anak. Namun, dalam konsep gentle parenting, hal ini sebaiknya dihindari. Daripada mengatakan Jika kamu berteriak lagi, tidak ada iPad selama sisa minggu ini, cobalah menggantinya dengan Aku tahu kamu merasa marah sekarang. Mari kita cari cara lain untuk mengekspresikan perasaanmu tanpa berteriak. Komunikasi yang tepat akan memberikan pemahaman yang mendalam tanpa menimbulkan ketakutan.

4. Izinkan anak membuat kesalahan

Berikan anak kesempatan untuk membuat pilihan dalam batas yang aman dan wajar, serta biarkan mereka menghadapi konsekuensi dari keputusan tersebut. Kesalahan adalah bagian alami dari kehidupan dan merupakan peluang berharga bagi anak untuk belajar dan berkembang. Ketika anak membuat kesalahan, gunakan kesempatan tersebut untuk mengajarkan cara memperbaiki dan belajar darinya, tanpa memberikan hukuman yang keras.

5. Luangkan waktu bersama

Strategi efektif lainnya dalam menerapkan gentle parenting adalah dengan meluangkan waktu bersama anak. Ambil jeda sejenak untuk family time, yang dapat memperkuat hubungan antara orangtua dan anak. Hindari gangguan dari pekerjaan dan ponsel. Orangtua bisa menonton film, membaca buku, atau bermain permainan yang menyenangkan bersama anak.

Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Menerapkan Gentle Parenting

Keluarga Berbahagia
Banyak kesalahan umum yang sering terjadi saat menerapkan gentle parenting. (Foto: Freepik/our-team)

Berikut adalah beberapa kesalahan yang perlu dihindari saat menerapkan gentle parenting, menurut Jumbaloo:

1. Bersikap terlalu lembut

Memang benar bahwa kelembutan adalah inti dari gentle parenting. Namun, jika berlebihan, sikap lunak tanpa batasan dapat mendorong perilaku buruk pada anak. Disiplin yang masuk akal, tegas namun penuh kasih sayang, tetap harus diterapkan dalam pengasuhan.

2. Tidak konsisten

Konsistensi adalah kunci dalam gentle parenting. Kurangnya konsistensi dapat menimbulkan kebingungan dan gangguan dalam dinamika keluarga, yang pada akhirnya bisa memunculkan lebih banyak masalah di kemudian hari.

3. Tidak meluangkan waktu dengan benar

Banyak orang tua yang terburu-buru memberikan hukuman tanpa mendengarkan penjelasan anak terlebih dahulu. Mendengarkan dengan baik adalah bagian penting dari gentle parenting, terutama ketika anak melakukan kesalahan. Kesabaran dan waktu yang cukup diperlukan untuk memahami situasi dari perspektif anak.

4. Tidak menetapkan batasan

Meskipun gentle parenting menekankan empati dan pengertian, aturan dan batasan tetap diperlukan agar anak merasa aman dan terarah. Batasan ini bukanlah bentuk kontrol yang ketat, melainkan panduan yang membantu anak memahami apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana berperilaku dengan baik.

5. Mengharapkan Hasil yang instan

Pengasuhan adalah proses yang memerlukan waktu untuk melihat hasil yang signifikan. Orang tua mungkin tidak langsung melihat perubahan pada perilaku anak setelah menerapkan gentle parenting. Tergantung pada usia dan kepribadian anak, hasil nyata mungkin memerlukan beberapa minggu atau bahkan bulan. Oleh karena itu, kesabaran adalah kunci untuk mencapai hasil yang memuaskan. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini, gentle parenting dapat diterapkan dengan lebih efektif dan memberikan dampak positif bagi perkembangan anak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya