Mata Kedutan, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mata kedutan adalah masalah umum yang bisa dialami oleh siapa saja, dan meskipun sering dianggap sepele, kondisi ini dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 03 Agu 2024, 13:47 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2024, 13:47 WIB
Ilustrasi Mata
Ilustrasi Mata. Foto: Ade Nasihudin (9/9/2020).

Liputan6.com, Jakarta Mata kedutan adalah masalah umum yang bisa dialami oleh siapa saja, dan meskipun sering dianggap sepele, kondisi ini dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Mata kedutan, atau dalam istilah medis dikenal sebagai blepharospasm, adalah kontraksi involunter dari otot-otot di sekitar mata yang sering kali disebabkan oleh faktor-faktor seperti stres, kelelahan, dan kelebihan konsumsi kafein.

Ketidaknyamanan ini bisa berupa kedutan ringan atau bahkan berlanjut menjadi kondisi yang lebih serius jika tidak ditangani dengan baik.Memahami penyebab dan solusi untuk mengatasi mata kedutan sangat penting untuk mengurangi dampak negatifnya.

Dengan mengidentifikasi penyebab utama, seperti kurang tidur atau paparan layar yang berlebihan, serta menerapkan solusi efektif seperti teknik relaksasi dan pengaturan pola hidup yang sehat, bisa mengatasi masalah ini dengan lebih baik. Artikel ini akan menjelaskan lebih dalam tentang penyebab mata kedutan dan memberikan berbagai tips praktis untuk mengatasi serta mencegah kondisinya agar tetap nyaman dan produktif dalam aktivitas sehari-hari, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (3/8/2024).

Jenis-Jenis Mata Kedutan

Contoh ilustrasi mata kering
Berikut adalah berbagai gejala computer vision syndrome yang harus kamu ketahui dan waspadai. (Foto: Pexels.com/Victoria Emerson)

1. Kedutan Minor: Kedutan halus pada kelopak mata adalah hal yang sering dialami oleh banyak orang. Banyak faktor yang bisa menyebabkannya, mulai dari kelelahan karena kurang istirahat, stres yang berkepanjangan, kebiasaan merokok, hingga minum terlalu banyak minuman berkafein dan beralkohol. Ketegangan otot di sekitar mata membuatnya berkontraksi tanpa sadar, menyebabkan kedutan yang mengganggu.

2. Blefarospasme Esensial Jinak: Ini adalah kondisi di mana kedutan mata menjadi kronis dan sulit dikendalikan. Gejala ini biasanya mempengaruhi kedua mata secara bersamaan, dan bisa mengganggu penglihatan serta menimbulkan ketidaknyamanan yang signifikan. Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan risiko terkena kondisi ini, seperti mata kering dan konjungtivitis.

3. Hemifacial Spasm: Kedutan pada wajah, yang melibatkan otot-otot di sekitar mulut dan kelopak mata, adalah jenis kedutan mata yang jarang terjadi. Berbeda dengan kedutan mata biasa, kedutan ini hanya memengaruhi satu sisi wajah. Kondisi ini bisa sangat mengganggu bagi penderitanya, karena otot yang berkontraksi secara tidak disengaja sering terjadi dan sangat mengganggu kenyamanan.

Penyebab Mata Kedutan

ilustrasi mata
ilustrasi mata (sumber: Pixabay)

Sebagian besar kasus mata kedutan disebabkan oleh hal-hal yang sederhana dan sementara. Misalnya, terlalu banyak minum kafein, kelelahan, stres, kurang tidur, atau terlalu sering menggunakan komputer. Biasanya, mata kedutan ini akan berhenti dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu. Beberapa kondisi medis yang mungkin terkait dengan mata kedutan adalah sebagai berikut:

1. Gangguan pada sistem saraf: Ada beberapa kondisi seperti multiple sclerosis, kelumpuhan Bell, dystonia, atau tremor esensial yang bisa menyebabkan mata kedutan.

2. Sindrom Mata Kedutan Bergerak Terganggu (Benign Essential Blepharospasm): Ini adalah kondisi langka yang ditandai dengan kontraksi otot kelopak mata yang tidak terkendali. Mata kedutan yang kronis dan berulang adalah gejala utama dari kondisi ini.

3. Defisiensi vitamin atau mineral: Kekurangan magnesium, kalsium, atau vitamin B12 dalam tubuh bisa menyebabkan gangguan pada sistem saraf dan menyebabkan mata kedutan.

4. Gangguan Mata: Beberapa masalah kesehatan mata seperti blefaritis atau gangguan penglihatan seperti rabun jauh atau rabun dekat juga bisa menjadi penyebab mata kedutan. Jika kamu mengalami mata kedutan yang terus-menerus atau semakin parah, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Seorang profesional medis dapat menentukan penyebab pasti dari mata kedutan melalui pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatanmu. Mereka juga dapat memberikan pengobatan atau saran mengenai langkah-langkah yang bisa diambil untuk meredakan gejala atau mencegahnya kembali.

Cara Mengatasi Mata Kedutan

Ilustrasi mata, sakit mata, pemeriksaan mata, glaukoma
Ilustrasi mata, sakit mata, pemeriksaan mata, glaukoma. (Image by freepik)

Mata kedutan seringkali menjadi gangguan yang mengganggu aktivitas sehari-hari, namun ada beberapa langkah sederhana yang bisa membantu mengatasinya. Mengurangi konsumsi kafein dari kopi, teh, atau minuman berenergi dapat membantu meringankan masalah ini, karena kafein dapat memicu kelelahan otot-otot di sekitar mata. Selain itu, teknik relaksasi seperti meditasi dan pernapasan dalam dapat membantu mengelola stres, yang juga merupakan penyebab umum mata kedutan.

Selanjutnya, penting untuk memastikan tubuh mendapatkan waktu istirahat dan tidur yang cukup. Kurang tidur dapat memperburuk masalah mata kedutan, sehingga penting untuk menjaga kualitas tidur yang baik. Selain itu, mengurangi paparan terhadap layar komputer atau gadget dalam jangka waktu lama juga dapat mengurangi kelelahan mata. Mengambil istirahat secara teratur dari layar dan memberikan waktu istirahat pada mata dapat membantu meringankan gejala kedutan.

Namun, jika mata kedutan berlangsung terus-menerus atau semakin parah, ini mungkin menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang lebih serius. Dalam kasus seperti ini, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan dan perawatan yang sesuai, diharapkan mata kedutan dapat dikendalikan dan kesehatan mata tetap terjaga.     

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya