Liputan6.com, Jakarta Kabut Berduri, sebuah film orisinal Netflix yang disutradarai oleh Edwin, kini menjadi tontonan terbaru yang ramai diperbincangkan di media sosial. Film bergenre crime thriller ini mengisahkan perjalanan seorang detektif dari kota besar yang menyelidiki serangkaian kasus pembunuhan berantai misterius di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Penyelidikan ini akhirnya memaksa sang detektif untuk menghadapi masa lalunya yang kelam.
Dikutip Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (6/8/2024) detektif dalam film tersebut adalah Sanja yang diperankan oleh Putri Marino, dan bertugas untuk mengusut kasus pembunuhan di Kalimantan. Dalam menjalankan misinya, Sanja harus berhadapan dengan luka lama yang selama ini ia pendam. Tidak sendirian, Sanja ditemani oleh dua polisi lokal, yaitu Panca (Lukman Sardi) dan Thomas (Yoga Pratama). Selama proses penyelidikan, Sanja bertemu dengan Bujang (Yudi Ahmad Tajudin), seorang pendatang yang telah lama menetap di sana.
Baca Juga
Bujang sering kali membantu Sanja dalam penyelidikan, namun sayangnya, kasus ini tidak mudah untuk dipecahkan. Sanja juga harus menghadapi berbagai kasus lain, mulai dari korupsi, perdagangan manusia, hingga mitos lokal. Akankah Sanja berhasil mengungkap kebenaran dan menangkap pelaku di balik serangkaian pembunuhan ini?
Advertisement
1. Pengalaman Baru
Bukan kali pertama memainkan peran sebagai polisi, Putri Marino mengungkapkan bahwa ia menemukan tantangan tersendiri saat memerankan tokoh Sanja.
"Sebagai Sanja, saya harus lebih memahami hierarki dan profesionalisme dalam kepolisian. Hal ini penting untuk mendalami pikiran karakter yang dikirim dari Jakarta, kota besar, ke daerah perbatasan," ujar Putri seperti yang dilansir Liputan6.com dari Fimela pada Selasa (6/8/2024).
Putri juga merasa beruntung memiliki cukup waktu untuk reading dan workshop guna mendalami karakternya.
"Workshop menembak sangat membantu dalam adegan-adegan yang melibatkan penggunaan pistol," tambahnya.
Advertisement
2. Syuting di Kalimantan
Dengan latar belakang perbatasan Indonesia-Malaysia, film Kabut Berduri digarap di Kalimantan. Proses pembuatan film ini menghadirkan tantangan tersendiri bagi seluruh tim yang terlibat. Sang sutradara, Edwin, dengan sengaja memilih untuk datang langsung ke Kalimantan, karena ia ingin menangkap realitas budaya dan kehidupan masyarakat di daerah tersebut.
"Lebih dari itu, Edwin memanfaatkan kesempatan ini untuk mempersembahkan kisah-kisah dari luar Jawa yang jarang terangkat di industri film Indonesia. Saya sangat tertarik dengan cerita, budaya, dan kehidupan masyarakat di sana. Ternyata, apa yang kita lihat dari sudut pandang orang yang tinggal di Jakarta atau Jawa terhadap mereka yang tinggal di perbatasan sangat berbeda dari kenyataan yang sebenarnya terjadi. Saya belajar banyak tentang Indonesia melalui perspektif perbatasan," ungkap Edwin.