Liputan6.com, Jakarta Nursing strike atau penolakan menyusu pada bayi adalah situasi yang sering terjadi dan dapat sangat menguras emosi ibu yang ingin memberikan ASI eksklusif. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh ketidaknyamanan yang dirasakan bayi saat menyusu. Meskipun melelahkan, ibu harus tetap sabar dan terus memompa ASI untuk menjaga suplainya serta mencegah pembengkakan payudara.
Baca Juga
Advertisement
Penyebab bayi mogok menyusu terkadang sulit ditebak karena bisa terjadi secara mendadak. Namun, dengan pengamatan yang cermat, orang tua dapat menyimpulkan alasan di balik penolakan ini. Durasi nursing strike biasanya berlangsung antara satu hingga lima hari, meskipun bisa lebih lama dalam beberapa kasus.
Menghadapi situasi ini, orang tua perlu memberikan perhatian ekstra dan mencari tahu penyebab serta solusi agar bayi dapat kembali menyusu. Penting untuk memahami bahwa ini adalah fase yang umumnya sementara dan dengan pendekatan yang tepat, bayi akan kembali menyusu dan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Kesabaran dan konsistensi adalah kunci dalam mengatasi periode nursing strike ini.
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai kenapa bayi tidak mau menyusu dan cara mengatasinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (19/8/2024).
Penyebab Bayi Tidak Mau Menyusu
1. Bayi sedang sakit
Bayi mungkin menolak menyusu karena berbagai alasan, termasuk kolik, tumbuh gigi, infeksi telinga, sariawan, atau flu yang menyebabkan ketidaknyamanan saat menyusu. Hidung tersumbat akibat flu dapat menyulitkan bayi untuk menyusu dan bernapas bersamaan. Penting juga untuk memeriksa mulut bayi, karena terkadang benda asing seperti potongan kertas di langit-langit mulut dapat mengganggu proses menyusu. Setelah mengatasi penyebab ketidaknyamanan, bayi biasanya akan kembali menyusu dengan normal.
2. Perubahan rasa ASI
Rasa ASI dapat berubah berdasarkan makanan yang dikonsumsi ibu, obat-obatan, atau bahkan perubahan hormonal. Beberapa makanan seperti bawang putih, asparagus, atau makanan pedas dapat mempengaruhi rasa ASI. Jika ibu mulai mengonsumsi pil KB atau obat-obatan tertentu, ini juga dapat mengubah rasa ASI. Beberapa bayi sangat sensitif terhadap perubahan rasa ini dan mungkin menolak untuk menyusu.
3. Stres pada ibu
Bayi memiliki kemampuan luar biasa untuk merasakan emosi ibu mereka. Jika ibu mengalami stres, kecemasan, atau depresi, bayi dapat merasakannya. Ini dapat mempengaruhi perilaku menyusu bayi. Bayi mungkin menjadi gelisah, sulit berkonsentrasi pada menyusu, atau bahkan menolak payudara sebagai respons terhadap ketegangan yang mereka rasakan dari ibu.
4. Aliran ASI yang terlalu deras
Beberapa ibu memiliki refleks let-down yang sangat kuat, menyebabkan aliran ASI yang terlalu deras. Ini dapat membuat bayi tersedak, batuk, atau kesulitan bernafas saat menyusu. Akibatnya, bayi mungkin menjadi takut atau frustrasi saat menyusu dan mulai menolaknya. Bayi mungkin menarik diri dari payudara, menangis, atau bahkan menolak untuk menyusu sama sekali sebagai respons terhadap aliran yang terlalu kencang ini.
5. Fase perkembangan
Seiring pertumbuhan bayi, mereka menjadi lebih sadar akan lingkungan sekitar. Bayi yang mulai belajar keterampilan baru seperti merangkak atau berjalan mungkin terlalu bersemangat atau terdistraksi untuk duduk diam dan menyusu. Mereka mungkin lebih tertarik untuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka daripada menghabiskan waktu lama untuk menyusu.
6. Terlalu banyak stimulasi
Lingkungan yang terlalu ramai atau penuh rangsangan dapat mengalihkan perhatian bayi dari menyusu. Suara televisi yang keras, percakapan di sekitar, atau bahkan cahaya yang terlalu terang dapat membuat bayi sulit berkonsentrasi pada menyusu. Bayi mungkin mulai lebih tertarik pada apa yang terjadi di sekitarnya daripada menyusu.
7. Kurangnya produksi ASI
Jika produksi ASI ibu menurun, bayi mungkin menjadi frustrasi karena tidak mendapatkan cukup susu. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti dehidrasi, stres, kelelahan, atau masalah kesehatan ibu. Bayi mungkin menunjukkan ketidakpuasan ini dengan menolak payudara, menangis saat menyusu, atau sering melepaskan payudara dan kembali menyusu dalam waktu singkat.
Advertisement
Cara Mengatasi Bayi yang Tidak Mau Menyusu
Apa pun penyebabnya, untuk mengembalikan mood bayi agar mau menyusu rupanya tak semudah yang dibayangkan. Oleh sebab itu, berikut cara mengatasi bayi yang tidak mau menyusu, yakni:
- Pastikan teknik pelekatan bayi ke payudara sudah tepat dan nyaman.
- Jangan menyerah. Teteskan sedikit ASI ke bibir bayi untuk merangsang keinginan menyusu. Jika bayi tampak kesal, istirahat sejenak dan coba lagi nanti.
- Tawarkan payudara saat bayi setengah mengantuk atau baru terbangun. Banyak bayi lebih responsif dalam kondisi ini. Lakukan dengan lembut tanpa paksaan.
- Pilih area menyusui yang tenang dan minim gangguan, jauh dari keramaian atau suara-suara yang mengganggu. Ini penting terutama untuk bayi usia 6-9 bulan yang mulai peka terhadap lingkungan.
- Eksplorasi berbagai posisi menyusui hingga menemukan yang paling nyaman bagi bayi. Untuk bayi yang sedang flu, coba posisi lebih tegak atau bersihkan hidungnya terlebih dahulu.
- Coba menyusui sambil menggendong dan bergerak perlahan. Gerakan lembut bisa menenangkan bayi.
- Tingkatkan kontak kulit ke kulit, misalnya dengan menyusui tanpa atasan atau berendam bersama di air hangat. Ini bisa memperkuat ikatan fisik dan emosional.
- Mainkan musik lembut atau bersenandung pelan saat menyusui. Suasana tenang bisa membantu ibu dan bayi lebih rileks.
- Untuk bayi yang sedang tumbuh gigi, pijat lembut gusinya sebelum menyusui. Jika bayi menggigit puting, hindari reaksi berlebihan dan lepaskan gigitannya dengan hati-hati.
- Teliti perubahan dalam keseharian Anda. Apakah ada faktor baru seperti stres, obat-obatan, perubahan pola makan, atau penggunaan produk baru yang mungkin mempengaruhi bayi?
- Jaga ketenangan dan hindari kecemasan berlebih. Stres dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI.
- Sedapat mungkin hindari penggunaan dot atau botol selama fase ini. Jika terpaksa, berikan ASI melalui alternatif seperti cangkir khusus, sendok, atau pipet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.