Jumlah Mahasiswa Kedokteran Naik, Negara Ini Kehabisan Mayat untuk Studi Medis

Permasalahan ini tengah dialami para mahasiswa kedokteran

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 30 Agu 2024, 12:19 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2024, 10:15 WIB
Jadi Mahasiswi Kedokteran Itu Berat, Tapi Aku Cinta..
Jesryn Dhillon, seorang mahasiswa kedokteran yang sedang koas menceritakan kisahnya menangani beragam pasien.

Liputan6.com, Jakarta Dunia kedokteran yang semakin berkembang menuntut seorang dokter profesional. Seperti dokter bedah yang diharuskan bisa melakukan praktik bedah sebelum bisa membedah tubuh pasien secara langsung. Namun, hal ini jadi permasalahan tersendiri di dunia pendidikan dokter.

Rumah sakit di Skotlandia kini menghadapi masalah unik, yaitu kehabisan mayat untuk studi medis. Masalah ini membuat mahasiswa kedokteran sulit melakukan praktek bedah mayat, yang sangat penting untuk menguasai keterampilan medis.

“Kami menghadapi tantangan besar dalam menyediakan tubuh untuk pelatihan medis,” ujar Prof. Gordon Findlater, Inspektur Anatomi HM untuk Skotlandia dikutip liputan6.com dari BBC News, Jumat (30/8/2024).

Jumlah pendonor tubuh di Skotlandia masih sangat rendah, sehingga tak cukup banyak mayat tersedia untuk praktek dokter bedah. Padahal, jumlah mahasiswa kedokteran terus meningkat setiap tahunnya, membuat situasi semakin sulit. Permintaan mayat untuk studi medis semakin tinggi, namun ketersediaannya tak sebanding.

Perguruan tinggi kedokteran di Skotlandia bahkan terpaksa membatalkan beberapa kursus pelatihan karena kekurangan mayat. Hal ini menjadi tantangan besar bagi dunia medis, terutama untuk memastikan dokter masa depan mendapatkan pelatihan yang memadai. Keadaan ini menggambarkan betapa pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjadi donor tubuh.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kekurangan Jumlah Dokter

Ilustrasi operasi plastik
Ilustrasi operasi plastik (dok.unsplash/ H Shaw)

Skotlandia mengalami kekurangan jumlah dokter yang semakin kronis. Meskipun jumlah mahasiswa kedokteran meningkat, tidak ada cukup mayat untuk mereka berlatih. Kekurangan mayat ini memperburuk situasi, menghambat praktik dokter bedah yang sangat diperlukan.

Menurut laporan pemerintah, jumlah mahasiswa kedokteran Skotlandia meningkat dari 3.928 pada 2015 menjadi 5.930 pada tahun ajaran 2023-24. Namun, peningkatan ini tidak sejalan dengan ketersediaan mayat untuk studi medis. Banyak dokter masa depan yang kesulitan mendapatkan pelatihan bedah yang memadai karena kurangnya mayat.

Krisis ini juga mempengaruhi kualitas pendidikan kedokteran. Mahasiswa yang tidak dapat melakukan praktek bedah mayat secara langsung akan kurang siap ketika terjun ke dunia medis.

Rumah sakit dan universitas di Skotlandia kini harus mencari solusi agar dokter masa depan tetap mendapatkan pelatihan berkualitas. Salah satu cara yang dipertimbangkan adalah mendatangkan lebih banyak mayat dari luar negeri. Namun, ini bukan solusi jangka panjang yang ideal.


Permintaan Mayat Naik

Ilustrasi Mayat (Afandi Ibrahim/Liputan6.com)
Ilustrasi Mayat (Afandi Ibrahim/Liputan6.com)

Permintaan mayat untuk studi medis di Skotlandia terus meningkat. Jumlah mahasiswa kedokteran yang terus bertambah setiap tahun membuat kebutuhan akan mayat semakin mendesak. Namun, ketersediaan mayat masih jauh dari mencukupi, menyebabkan krisis dalam pendidikan medis.

Menurut Prof Gordon Findlater, tingginya permintaan mayat membuat beberapa universitas harus membatalkan kursus pelatihan. "Kami tidak dapat memenuhi kebutuhan pelatihan tanpa adanya cukup mayat," ujarnya melansir dari laporan anatomi terbaru. Hal ini menjadi tantangan besar bagi dunia medis di Skotlandia.

Kekurangan mayat ini juga menghambat proses pembelajaran pembedahan. Tanpa praktik bedah yang memadai, mahasiswa kedokteran tidak akan siap menghadapi kasus-kasus nyata di lapangan. "Mayat adalah alat pembelajaran yang tak tergantikan dalam studi medis," kata seorang dokter senior.

Universitas di Skotlandia kini tengah mencari cara untuk meningkatkan jumlah pendonor tubuh. Namun, mengubah kesadaran masyarakat untuk mendonorkan tubuh mereka masih menjadi tantangan tersendiri. Kesulitan ini membuat situasi semakin kompleks.


Cara Mendonorkan Tubuh untuk Studi Medis

Ilustrasi Operasi Sunat
Kontes Sunat Online Oleh Ratusan Dokter (Sumber: Ilustrasi Pexels/Pixabay)

Mendonorkan mayat untuk studi medis menjadi langkah penting dalam mendukung pendidikan kedokteran. Skotlandia, dengan kekurangan mayat untuk praktik dokter bedah, sangat membutuhkan lebih banyak pendonor tubuh. Proses mendonorkan tubuh sendiri sebenarnya cukup sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja.

Melansir dari University of Dundee, Jumat (30/8/2024), langkah pertama dalam mendonorkan tubuh adalah dengan menghubungi universitas terdekat yang memiliki program studi medis. Calon pendonor akan menerima paket informasi lengkap, termasuk formulir yang perlu diisi untuk menyatakan keinginan mendonorkan tubuh. 

Selain itu, penting untuk memastikan bahwa keinginan untuk mendonorkan tubuh dicatat dalam surat wasiat. Hal ini untuk memastikan bahwa tubuh Anda dapat segera dimanfaatkan untuk studi medis setelah Anda meninggal. Universitas juga akan menanggung biaya kremasi, namun tidak untuk biaya penguburan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya