Liputan6.com, Jakarta Partai Buruh Indonesia kembali muncul dalam kancah politik nasional setelah sempat vakum beberapa tahun. Partai ini dibentuk kembali pada tanggal 5 Oktober 2021, sebagai hasil dari Kongres ke-4 Partai Buruh yang diadakan di Jakarta. Meskipun membawa nama yang sama, Partai Buruh saat ini berbeda dengan versi sebelumnya, baik dalam hal dukungan organisasi buruh maupun platform perjuangannya. Artikel ini akan membahas profil lengkap Partai Buruh Indonesia serta sejarah perjalanannya di dunia politik Indonesia.
Partai Buruh Indonesia memiliki akar sejarah yang kuat dalam perjuangan hak-hak buruh di Indonesia. Partai ini awalnya didirikan pada tahun 1998 oleh Muchtar Pakpahan dengan nama "Partai Buruh Nasional." Partai ini muncul sebagai bagian dari semangat reformasi yang berkembang setelah jatuhnya Presiden Soeharto. Muchtar Pakpahan, seorang aktivis buruh terkemuka, menjadi sosok sentral dalam pendirian partai ini.
Advertisement
Baca Juga
Pada tahun 2004, Partai Buruh Nasional berganti nama menjadi "Partai Buruh Sosial Demokrat." Namun, partai ini tidak mampu mencapai kesuksesan yang signifikan dalam pemilihan umum, dan pada tahun 2014 serta 2019, Partai Buruh absen dari kancah politik nasional.
Kebangkitan kembali Partai Buruh pada tahun 2021 dipicu oleh ketidakpuasan yang meluas di kalangan serikat buruh terhadap pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja. Banyak serikat buruh merasa bahwa undang-undang ini mengancam hak-hak pekerja yang telah lama diperjuangkan. Hal ini mendorong mereka untuk berkumpul kembali dan membentuk Partai Buruh yang baru.
Simak sejarah Partai Buruh Indonesia beserta perjuangan mereka di bidang politik, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (6/9/2024).
Sejarah dan Perkembangan Partai Buruh Indonesia
Awal Pendirian dan Perkembangan Partai Buruh (1998-2014)
Partai Buruh pertama kali didirikan pada 28 Agustus 1998, beberapa bulan setelah lengsernya Presiden Soeharto. Di bawah kepemimpinan Muchtar Pakpahan, Partai Buruh Nasional terlibat dalam pemilu 1999, namun tidak meraih hasil yang memuaskan. Pada tahun 2004, partai ini berganti nama menjadi Partai Buruh Sosial Demokrat dan kembali mencoba peruntungannya dalam pemilu, namun hasilnya tetap tidak memuaskan.
Keterlibatan Partai Buruh dalam politik nasional terhenti pada tahun 2014 dan 2019 ketika mereka tidak mengikuti pemilu. Namun, momentum reformasi serikat buruh yang dipicu oleh pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja membawa Partai Buruh kembali ke panggung politik nasional pada tahun 2021.
Kebangkitan Kembali Partai Buruh (2021)
Pada 4-5 Oktober 2021, Partai Buruh menggelar Kongres ke-4 yang menghasilkan pembentukan kembali partai ini dengan struktur yang lebih kuat. Said Iqbal, seorang tokoh buruh terkemuka dan Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), terpilih sebagai Presiden Partai Buruh yang baru. Kongres ini juga dihadiri oleh lebih dari 50 federasi serikat pekerja tingkat nasional, forum guru, tenaga kerja honorer, serta organisasi petani dan nelayan.
Partai Buruh yang baru ini didukung oleh berbagai organisasi serikat buruh yang besar, termasuk Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), dan Serikat Petani Indonesia (SPI). Dukungan dari banyak organisasi buruh ini menandai perbedaan mencolok antara Partai Buruh yang baru dengan versi lamanya, yang hanya didukung oleh satu organisasi serikat buruh.
Partai Buruh dalam Pemilu 2024
Setelah resmi dinyatakan lolos verifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Desember 2022, Partai Buruh siap berpartisipasi dalam Pemilu 2024. Partai ini mendapatkan nomor urut 6 dalam pemilihan umum. Untuk pemilu legislatif, Partai Buruh mencalonkan lebih dari 580 calon anggota DPR, 1.888 calon anggota DPRD Provinsi, dan 13.500 calon anggota DPRD Kabupaten/Kota.
Kampanye Partai Buruh dalam Pemilu 2024 berfokus pada demografi kalangan pekerja, menggunakan pendekatan langsung melalui program seperti 'Sasapa' (Salam Satu Pabrik) dan 'Sasatu' (Salam Satu Pintu).
Advertisement
Visi, Misi, dan Platform Perjuangan Partai Buruh
Visi dan Misi Partai Buruh
Visi utama Partai Buruh adalah mewujudkan Indonesia sebagai negara sejahtera atau "welfare state." Dalam visi ini, Partai Buruh menekankan tiga prinsip utama, yaitu kesetaraan kesempatan, distribusi kekayaan yang adil dan merata, serta tanggung jawab publik.
Partai Buruh memiliki 13 sasaran kerja utama, yang mencakup kedaulatan rakyat, jaminan sosial, kedaulatan pangan, upah yang layak, dan perlindungan hak-hak pekerja.
Platform Perjuangan
Partai Buruh memiliki berbagai program kerja dan tuntutan yang pro-rakyat dan pro-buruh, di antaranya adalah:
- Pencabutan UU Cipta Kerja (UU No. 11 Tahun 2020)
- Penghentian sistem outsourcing dan kontrak kerja tanpa batas
- Mendorong undang-undang yang menjamin upah layak dan jam kerja manusiawi
- Reformasi agraria dan kedaulatan pangan
- Perlindungan buruh perempuan dan hak-hak pekerja lainnya
Selain itu, Partai Buruh juga memperjuangkan peningkatan jaminan sosial, seperti jaminan kesehatan, pensiun, kecelakaan kerja, dan jaminan pengangguran.
Struktur Kepengurusan Partai Buruh (2021-2026)
Berikut adalah struktur kepengurusan Partai Buruh untuk periode 2021-2026:Presiden: Said Iqbal
Wakil Presiden: Agus Supriyadi
Sekretaris Jenderal: Ferri Nurzarli
Bendahara Umum: Luthano Budyanto
Ketua Majelis Nasional: Agus Ruli Ardiansyah
Ketua Mahkamah: Riden Hatam Aziz
Ketua Badan Pendiri / Majelis Rakyat: Sony Pudjisasono
Partai Buruh Indonesia telah mengalami perjalanan panjang sejak pertama kali didirikan pada tahun 1998. Setelah sempat vakum, partai ini kembali bangkit pada tahun 2021 dengan dukungan dari berbagai organisasi serikat buruh yang kuat. Partai Buruh berfokus pada perjuangan hak-hak pekerja dan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program pro-rakyat dan pro-buruh. Dengan visi untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara sejahtera, Partai Buruh siap berperan aktif dalam politik nasional, terutama dalam Pemilu 2024.
Sebagai partai yang berakar kuat dalam gerakan buruh, Partai Buruh Indonesia memiliki potensi untuk menjadi suara penting bagi pekerja dan masyarakat marjinal di Indonesia.
Advertisement