Liputan6.com, Banyuwangi - Kabar duka menyelimuti keluarga Rizal Sampurna, seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Banyuwangi, yang meninggal dunia di Kamboja.
Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Banyuwangi membenarkan informasi tersebut, namun menyampaikan bahwa detail terkait kematian dan keberadaan jenazah pria berusia 30 tahun itu masih sangat terbatas.
Kepala P4MI Banyuwangi, Fery Meryanto, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima kabar meninggalnya Rizal Sampurna sejak tanggal 7 April lalu. Informasi awal diterima dari kantor Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) pusat, yang memperolehnya dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja. Selang sehari kemudian, kabar serupa juga diterima dari seorang pegiat PMI.
Advertisement
"Kami mendapat kabar dari kantor kami di pusat setelah mendapat kabar dari KBRI. Bahwa benar ada PMI dari Banyuwangi atas nama Rizal Sampurna yang meninggal di Kamboja. Tapi dokumen yang kami terima masih minim, hanya paspor," jelas Fery pada Selasa (15/4/2025).
"Kami masih menunggu informasi lengkap dari KBRI," imbuhnya.
Terkait proses pemulangan jenazah, Fery menyatakan bahwa pengajuan telah dilakukan. Namun, proses tersebut masih menunggu keputusan lebih lanjut dari KBRI di Kamboja. Saat ini, KBRI tengah melakukan penyelidikan terhadap pihak atau perusahaan yang mempekerjakan Rizal.
Perusahaan tersebut nantinya akan dimintai pertanggungjawaban terkait proses pemulangan dan segala hal yang berkaitan.
"KBRI akan meminta pertanggungjawaban kepada pihak yang mempekerjakan atau perusahaan untuk proses pemulangannya. Ini masih dalam penyelidikan," tegasnya.
Informasi Penyebab Kematian Rizal Minim
Fery menjelaskan bahwa kasus yang menimpa Rizal tergolong rumit lantaran minimnya informasi yang tersedia. Diduga kuat, Rizal berangkat menjadi TKI melalui jalur non-prosedural atau ilegal.
"Nah, pada kasus Rizal ini informasinya masih minim, dan itu yang masih diselidiki oleh KBRI. Statusnya unprosedural. Di sana bekerja sebagai apa dan apa sebab meninggalnya, di mana jenazahnya, kami belum bisa pastikan karena belum ada pernyataan pasti dari KBRI," terangnya.
Lebih lanjut, Fery mengungkapkan bahwa kasus PMI asal Banyuwangi yang bekerja di Kamboja bukan kali pertama. Sebelumnya, P4MI juga pernah menangani kasus serupa, namun saat itu tidak berujung pada kematian dan hanya berupa pemulangan pekerja.
Berdasarkan keterangan dari PMI lain yang bekerja di Kamboja, mereka umumnya dipekerjakan sebagai scammer judi online. Mereka berangkat melalui jalur tidak resmi dan tergiur oleh iming-iming gaji tinggi.
"Karena unprosedural, jumlahnya itu tidak bisa diperkirakan. Selain Kamboja, juga ada Thailand dan Myanmar. PMI yang bekerja di tiga negara ini kebanyakan unprosedural. Menurut keterangan mereka, di sana ya mereka bekerja jadi scammer," pungkasnya.
Pihak keluarga Rizal Sampurna dan P4MI Banyuwangi kini berharap agar KBRI di Kamboja dapat segera memberikan informasi yang lebih jelas terkait kondisi Rizal dan proses pemulangannya.
Â
Advertisement
