Keguguran Diseruduk Anjing, Wanita Ini Dapat Kompensasi Rp 193 Juta

Nasib malang ibu hamil diseruduk anjing berujung di pengadilan.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 18 Sep 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 20:30 WIB
Ibu Hamil Sedih
Ilustrasi ibu hamil sedih/copyright shutterstock.com/aslysun

Liputan6.com, Jakarta Ibu yang tengah mengandung butuh perhatian ekstra dari segi keamanannya. Seiring bertambahnya usia kehamilan, ibu dan janin semakin rentan kecelakaan. Bahkan hal-hal tak terduga sekalipun justru jadi malapetaka. Seperti kisah ibu hamil yang ketakutan diseruduk anjing ini.

Seorang wanita hamil di Shanghai mengalami insiden tragis ketika seekor anjing galak melompat ke arahnya. Wanita bermarga Yan, 41 tahun, mengalami keguguran setelah diserang anjing tersebut saat sedang berjalan di sekitar rumahnya. Peristiwa tersebut terjadi pada awal 2024, memicu kehebohan di dunia maya.

Yan sedang mengambil paket di lingkungan tempat tinggalnya ketika tiba-tiba seekor anjing berlari keluar dari sebuah gedung. Anjing pemandu tuna netra tersebut menyebabkan Yan mundur dan terluka, sehingga ia merasakan sakit di perutnya. Sayangnya, keesokan harinya janin yang dikandungnya tidak lagi memiliki detak jantung.

 Kasus ini menjadi viral dan menarik perhatian publik, dengan banyak yang bersimpati pada Yan, yang telah menjalani IVF selama tiga tahun demi kehamilan tersebut. Berikut Liputan6.com merangkum kisahnya melansir dari South China Morning Post, Rabu (18/9/2024).

Kronologi Ibu Hamil Diseruduk Anjing

Anjing Pemandu Arus Mudik Tahun Baru Imlek
Ilustrasi Seekor anjing pemandu dan pelatihnya menaiki kereta di Stasiun Kereta Selatan Baoji di Baoji, Provinsi Shaanxi, China pada 12 Januari 2020. Anjing-anjing pemandu dilatih untuk beradaptasi dengan kereta peluru guna membantu para penumpang tunanetra selama arus mudik Tahun Baru Imlek. (Xinhua/Li Yibo)

Peristiwa dimulai ketika Yan sedang berjalan di sekitar rumahnya untuk mengambil paket dari kantor kurir. Saat berjalan, seekor anjing pemandu tuna netra tiba-tiba melompat ke arahnya, membuatnya terkejut dan mundur. Yan langsung merasakan nyeri di bagian punggung, pinggang, dan perutnya.

Anjing tersebut ternyata milik tetangganya, Li, yang tidak mengikatnya saat itu. Yan merasa ketakutan ketika anjing melompat, yang berujung pada cedera fisik serta emosi. Polisi dipanggil untuk menangani perselisihan antara Yan dan pemilik anjing tersebut.

Setelah insiden itu, Yan segera pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi kandungannya. Sayangnya, pada pagi hari berikutnya, dokter menyatakan bahwa detak jantung janin tidak lagi terdengar. Keguguran tersebut diyakini akibat ketakutan yang dialaminya saat anjing melompat.

Nasib Malang Ibu Hamil Keguguran

ilustrasi ibu hamil
Ilustrasi Kuning telur baik untuk perkembangan otak bayi/Copyright unsplash.com/freestocks

Yan mengaku sudah menjalani berbagai prosedur IVF selama tiga tahun untuk bisa hamil. Ia hancur ketika mengetahui bahwa janin yang sangat diinginkan itu tidak dapat diselamatkan. 

“Saya sudah hamil hampir empat bulan,” kata Yan, menahan tangis.

Yan merasakan sakit luar biasa di perutnya setelah anjing itu menyerang. Meskipun segera pergi ke rumah sakit, tidak ada yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan bayinya. 

"Sangat sulit bagi saya untuk memiliki bayi ini," ucapnya dengan kesedihan mendalam.

Kesedihan yang dialami Yan semakin mendalam karena ia merasa sudah melakukan segala upaya untuk kehamilannya. Anjing yang tidak diikat tersebut mengakhiri harapannya untuk menjadi ibu setelah perjuangan panjang. Yan kini harus menerima kenyataan pahit atas keguguran yang dialaminya.

Diperintahkan Hakim Bayar Rp 193 Juta

[Bintang] 9 Kisah Anjing yang Punya Rasa Setia Lebih dari Manusia
Ilustrasi Anjing ini membantu anak-anak mengatasi stress di kursi pengadilan untuk mengatakan yang sebenarnya. (Via: rsi.ch)

Pengadilan memutuskan bahwa Li, pemilik anjing, harus membayar kompensasi kepada Yan sebesar 90.000 yuan atau Rp 193 juta. Hakim menyatakan bahwa pemilik anjing galak itu bertanggung jawab atas keguguran yang dialami Yan. Keputusan ini berdasarkan Undang-Undang Pencegahan Epidemi Hewan di Tiongkok.

Li mengakui bahwa anjingnya tidak diikat pada saat kejadian. Meskipun anjing tersebut adalah pemandu bagi tuna netra, tetap ada kewajiban untuk memastikan keselamatan orang lain di tempat umum. Hakim menilai bahwa keguguran tersebut adalah akibat langsung dari ketakutan Yan terhadap anjing tersebut.

Menurut undang-undang, pemilik hewan yang tidak mengikat anjing di tempat umum dapat dikenai denda. Dalam kasus ini, pengadilan memutuskan bahwa Yan layak menerima gant

Kisahnya Viral di Media Sosial

Presiden Korea Selatan Pertimbangkan Larangan Konsumsi Daging Anjing
Ilustrasi anjing Golden Retriever. (dok. Helena Lopes/Unsplash.com)

Kasus ini menarik perhatian besar di media sosial, terutama di platform Weibo, yang mencatat lebih dari 110 juta kali penayangan. Banyak pengguna internet bersimpati dengan Yan dan merasa pemilik anjing tersebut lalai. “Saya tidak percaya anjing itu bisa begitu berbahaya,” tulis seorang pengguna.

Pengguna lain menyatakan ketidakpuasannya terhadap tanggapan Li, pemilik anjing, yang menganggap enteng kejadian tersebut. Menurut mereka, Yan seharusnya lebih dihargai karena kondisinya sebagai ibu hamil. “Wanita malang. Akan sulit baginya untuk hamil lagi,” tulis salah satu komentar.

Kasus ini memicu perdebatan sengit tentang tanggung jawab pemilik anjing di tempat umum. Beberapa orang meminta aturan yang lebih ketat terkait anjing pemandu tuna netra yang berkeliaran tanpa pengawasan. Viral di media sosial, kisah ini terus menjadi sorotan netizen.

Bercanda Tepuk Punggung Teman Dituntut Rp 90 Juta

Ilustrasi Sakit Punggung
Ilustrasi Kisah bercanda tepuk punggung jadi perkara serius (Sumber Ilustrasi Pexels/Yankrukov)

Kasus unik lainnya melibatkan seorang wanita di Tiongkok yang menuntut kompensasi setelah cedera akibat tepukan di punggung oleh rekannya. Wanita tersebut, bermarga Zheng, mengalami cedera parah setelah seorang rekan kerja menepuknya. Ia meminta ganti rugi sebesar 40.000 yuan atau sekitar Rp 90 juta.

Zheng, yang bekerja sebagai penjaga keamanan, merasa sensasi seperti sengatan listrik setelah ditepuk oleh rekannya. Tepukan tersebut membuat leher dan lengannya mati rasa, dan ia tidak bisa bekerja selama setahun. Kejadian yang awalnya dianggap sepele ini berakhir dengan tuntutan hukum.

Rekan Zheng, Lu, mengaku hanya bercanda dan tidak menyangka tepukannya akan berakibat serius. Namun, kasus ini menjadi sorotan karena menunjukkan bahwa tindakan kecil pun bisa menimbulkan konsekuensi besar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya