Liputan6.com, Jakarta Menjalin komunikasi yang terbuka dan efektif dengan anak-anak sering kali menjadi tantangan bagi banyak orangtua. Seiring dengan pertumbuhan mereka, anak-anak mengalami berbagai perubahan emosional dan menghadapi tekanan dari lingkungan sekitar, baik itu dari sekolah maupun teman sebaya.
Tantangan ini sering kali membuat mereka merasa enggan atau sulit untuk berbagi cerita, pikiran, atau perasaan mereka secara jujur kepada orangtua. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami cara-cara efektif dalam menjalin koneksi emosional yang dapat mendorong anak untuk lebih terbuka dan merasa nyaman berbicara. Peran orangtua dalam masalah ini sangatlah krusial.Â
Advertisement
Baca Juga
Dengan pendekatan yang tepat, orangtua dapat membantu anak merasa didukung dan dipahami, sehingga mereka lebih mudah untuk berbagi. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu anak merasa lebih nyaman dan terbuka dalam berbicara, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(14/10/2024).
Advertisement
1. Buat Suasana yang Mendukung Secara Emosional
Anak-anak lebih mungkin untuk bersikap terbuka ketika mereka merasa aman dan tidak dinilai. Orangtua perlu membangun suasana yang mendukung secara emosional, di mana anak-anak merasa bebas untuk berbicara tanpa khawatir akan reaksi berlebihan atau kritik yang keras. Saat anak merasa didengarkan dengan empati dan dimengerti, mereka akan lebih nyaman dalam berbagi pengalaman.
Advertisement
2. Simak Tanpa Memotong
Salah satu metode paling efektif untuk membuat anak merasa dihargai adalah dengan mendengarkan mereka sepenuhnya tanpa menyela. Ketika anak berbicara, berikan kesempatan bagi mereka untuk menyelesaikan cerita atau penjelasan yang mereka sampaikan. Seringkali, orangtua terlalu cepat menawarkan solusi atau nasihat, padahal anak hanya ingin didengarkan. Mendengarkan tanpa interupsi menunjukkan bahwa orangtua benar-benar peduli terhadap perasaan anak.
3. Ajukan Pertanyaan Terbuka
Mengajukan pertanyaan dengan cara yang benar dapat membuat anak lebih mau berbagi. Alih-alih menanyakan, "Bagaimana sekolah hari ini?" yang sering kali dijawab singkat, coba tanyakan, "Apa yang paling menarik yang kamu pelajari hari ini?" atau "Adakah sesuatu yang membuatmu bahagia hari ini?" Pertanyaan terbuka semacam ini dapat mendorong anak untuk berbagi cerita lebih panjang dan mendetail.
Advertisement
4. Hindari Menekan Perasaan Anak
Menekan anak untuk selalu berbicara terbuka dapat memiliki efek sebaliknya. Anak mungkin merasa tertekan dan malah memilih menutup diri. Biarkan keterbukaan terjadi secara alami, tanpa tekanan. Penting untuk menghargai saat mereka memutuskan untuk berbagi, dan jangan memaksa mereka untuk bercerita jika mereka belum siap.
5. Berikan Teladan Positif
Anak cenderung meniru perilaku orangtua mereka. Apabila orangtua berharap anaknya lebih terbuka, mereka juga perlu menunjukkan keterbukaan dalam berbicara mengenai perasaan atau masalah yang dihadapi. Berikan contoh kepada anak bahwa mendiskusikan emosi adalah suatu yang sehat dan wajar. Dengan menjadi teladan yang baik, anak akan lebih mudah untuk mengikuti dan menyadari betapa pentingnya komunikasi yang terbuka.
Membangun keterbukaan dengan anak memerlukan kesabaran dan usaha dari pihak orangtua. Dengan menciptakan lingkungan yang aman, mendengarkan dengan seksama, dan menjadi teladan yang baik, anak akan merasa lebih nyaman untuk mengungkapkan perasaan dan cerita mereka. Komunikasi terbuka ini pada akhirnya akan memperkuat hubungan antara orangtua dan anak, membuat mereka merasa lebih dekat satu sama lain.
Advertisement