Liputan6.com, Jakarta Penanggalan Hijriyah telah menjadi bagian integral dari kehidupan umat Islam selama berabad-abad. Sistem kalender ini tidak hanya berfungsi sebagai penanda waktu, tetapi juga menyimpan makna mendalam yang mencerminkan sejarah, budaya, dan nilai-nilai spiritual Islam. Nama-nama bulan Hijriyah, yang berbeda dari kalender Masehi, memiliki arti dan signifikansi tersendiri yang menarik untuk dipelajari.
Baca Juga
Advertisement
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi nama-nama bulan Hijriyah, mengungkap sejarah di balik sistem penanggalan Islam, dan memahami makna serta latar belakang penamaan setiap bulan. Pengetahuan ini tidak hanya penting bagi umat Muslim untuk menjalani ibadah dan kehidupan sehari-hari, tetapi juga menarik bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang budaya dan tradisi Islam.
Mari kita mulai perjalanan menarik ini dengan memahami asal-usul penanggalan Hijriyah dan bagaimana sistem ini berbeda dari kalender Masehi yang umum digunakan di seluruh dunia, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (16/10/2024).
Sejarah Penanggalan Hijriyah
Penanggalan Hijriyah, juga dikenal sebagai kalender Islam atau kalender lunar Islam, adalah sistem penanggalan yang didasarkan pada pergerakan bulan mengelilingi bumi. Sistem ini resmi ditetapkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, sekitar 17 tahun setelah peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.
Asal Usul Penanggalan Hijriyah
Kebutuhan akan sistem penanggalan yang seragam muncul ketika wilayah kekuasaan Islam semakin meluas. Khalifah Umar bin Khattab, setelah berkonsultasi dengan para sahabat, memutuskan untuk membuat sistem penanggalan yang dimulai dari peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini dipilih karena dianggap sebagai titik balik penting dalam sejarah Islam, menandai awal dari era baru bagi umat Muslim.
Perbedaan dengan Kalender Masehi
Berbeda dengan kalender Masehi yang berbasis matahari (solar), kalender Hijriyah berbasis bulan (lunar). Akibatnya, satu tahun Hijriyah terdiri dari 354 atau 355 hari, lebih pendek sekitar 11 hari dari tahun Masehi. Hal ini menyebabkan bulan-bulan Hijriyah bergeser maju setiap tahunnya jika dibandingkan dengan kalender Masehi.
Advertisement
Nama-nama Bulan Hijriyah dan Maknanya
Berikut adalah daftar nama-nama bulan Hijriyah beserta makna dan latar belakang penamaannya:
1. Muharram
Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Nama ini berarti "yang diharamkan" atau "yang suci". Muharram adalah salah satu dari empat bulan suci dalam Islam di mana peperangan dilarang. Bulan ini dinamakan Muharram karena statusnya sebagai bulan yang dihormati sejak zaman pra-Islam. Orang-orang Arab kuno menganggap bulan ini sebagai waktu untuk menghentikan permusuhan dan peperangan.
2. Safar
Safar adalah bulan kedua dalam kalender Hijriyah. Ada beberapa teori tentang asal-usul nama ini. Satu teori menyatakan bahwa nama ini berasal dari kata "sifr" yang berarti "kosong", karena pada bulan ini banyak rumah yang ditinggalkan kosong saat penduduknya pergi berperang. Teori lain menyebutkan bahwa nama ini terkait dengan wabah penyakit kuning yang sering terjadi pada masa itu.
3. Rabiul Awal
Rabiul Awal adalah bulan ketiga dalam kalender Hijriyah. "Rabi" berarti "musim semi" dalam bahasa Arab. Nama ini dikaitkan dengan musim semi, meskipun karena sifat lunar kalender Hijriyah, bulan ini tidak selalu jatuh pada musim semi. Bulan ini juga penting karena merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
4. Rabiul Akhir
Rabiul Akhir, juga dikenal sebagai Rabi' al-Thani, adalah bulan keempat dalam kalender Hijriyah. Nama ini berarti "musim semi kedua" atau "akhir musim semi", melanjutkan tema dari bulan sebelumnya.
5. Jumadil Awal
Jumadil Awal adalah bulan kelima dalam kalender Hijriyah. "Jumada" berasal dari kata Arab yang berarti "membeku". Nama ini dikaitkan dengan musim dingin, ketika air cenderung membeku. Meskipun, seperti bulan-bulan lainnya, waktu aktualnya bergeser dalam kalender Masehi.
6. Jumadil Akhir
Jumadil Akhir, juga dikenal sebagai Jumada al-Thani, adalah bulan keenam dalam kalender Hijriyah. Nama ini berarti "pembekuan kedua" atau "akhir pembekuan", melanjutkan tema dari bulan sebelumnya.
7. Rajab
Rajab adalah bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah dan salah satu dari empat bulan suci dalam Islam. Nama "Rajab" berasal dari kata Arab yang berarti "menghormati". Ini mencerminkan status bulan ini sebagai waktu yang dihormati dan dimuliakan.
8. Syaban
Syaban adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah.
Latar belakang penamaan: Nama ini berasal dari kata Arab "sha'aba" yang berarti "menyebar". Ada teori yang mengatakan bahwa nama ini merujuk pada kebiasaan orang Arab pra-Islam yang menyebar mencari air pada bulan ini.
9. Ramadan
Ramadan adalah bulan kesembilan dan bulan puasa dalam kalender Hijriyah. Nama "Ramadan" berasal dari kata Arab "ramida" yang berarti "terbakar". Ini bisa merujuk pada rasa haus dan lapar selama puasa, atau bisa juga diartikan sebagai pembakaran dosa-dosa melalui ibadah puasa.
10. Syawal
Syawal adalah bulan kesepuluh dalam kalender Hijriyah, dimulai dengan perayaan Idul Fitri. Nama ini berasal dari kata "syala" yang berarti "mengangkat" atau "membawa". Ini bisa diartikan sebagai pengangkatan dosa-dosa setelah bulan Ramadan.
11. Dzulqadah
Dzulqadah adalah bulan kesebelas dalam kalender Hijriyah dan salah satu dari empat bulan suci. Nama ini berarti "pemilik tempat duduk" atau "yang duduk". Ini merujuk pada tradisi Arab pra-Islam untuk menghentikan peperangan dan "duduk" damai selama bulan ini.
12. Dzulhijjah
Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender Hijriyah dan bulan di mana ibadah Haji dilaksanakan. Nama ini berarti "pemilik haji", merujuk langsung pada ibadah Haji yang dilaksanakan pada bulan ini.
Signifikansi Bulan-bulan Hijriyah dalam Islam
Beberapa bulan dalam kalender Hijriyah memiliki signifikansi khusus dalam Islam:
1. Muharram, Rajab, Dzulqadah, dan Dzulhijjah adalah empat bulan suci di mana peperangan dilarang.
2. Ramadan adalah bulan puasa wajib bagi umat Muslim.
3. Dzulhijjah adalah bulan pelaksanaan ibadah Haji.
4. Rabiul Awal dikenal sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
5. Syaban sering diisi dengan ibadah sunnah sebagai persiapan menjelang Ramadan.
Nama-nama bulan Hijriyah tidak hanya sebagai penanda waktu, tetapi juga menyimpan kekayaan makna dan sejarah. Memahami arti dan latar belakang penamaan bulan-bulan ini dapat memperdalam apresiasi kita terhadap warisan budaya dan spiritual Islam.
Sistem penanggalan Hijriyah, dengan perhitungannya yang berbasis lunar, mengingatkan kita akan siklus alam dan pentingnya memperhatikan tanda-tanda waktu yang Allah SWT ciptakan. Setiap pergantian bulan menjadi kesempatan baru untuk introspeksi dan peningkatan diri.
Bagi umat Muslim, pengetahuan tentang nama-nama bulan Hijriyah bukan sekadar informasi, tetapi panduan praktis dalam menjalani kehidupan beragama. Dari menentukan waktu puasa Ramadan hingga merencanakan ibadah Haji, pemahaman tentang kalender Hijriyah menjadi kunci dalam menjalankan berbagai ritual dan ibadah.
Terlepas dari latar belakang agama, mempelajari nama-nama bulan Hijriyah dan sistem penanggalan Islam dapat memperkaya wawasan kita tentang keragaman budaya dan cara manusia memahami waktu. Ini adalah bagian dari warisan intelektual dan spiritual yang telah membentuk peradaban selama berabad-abad.
Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang nama-nama bulan Hijriyah dan signifikansinya. Mari kita hargai kekayaan budaya dan spiritual yang terkandung dalam sistem penanggalan ini, sambil terus menggali kebijaksanaan yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Advertisement