22 Desember Hari Apa? Pahami Momen Bersejarah di Hari Ini dan Cara Merayakannya

22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu Nasional di Indonesia. Temukan sejarah lengkap, makna peringatan, dan bagaimana tradisi merayakan Hari Ibu yang khas Indonesia.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 22 Des 2024, 14:30 WIB
Diterbitkan 22 Des 2024, 14:30 WIB
Ilustrasi muslim, ibu dan anak perempuan
Ilustrasi muslim, ibu dan anak perempuan. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Setiap tanggal 22 Desember, Indonesia memperingati Hari Ibu Nasional sebagai momen istimewa untuk menghargai peran dan perjuangan perempuan Indonesia. Berbeda dengan Hari Ibu Internasional yang dirayakan pada Minggu kedua bulan Mei, Hari Ibu di Indonesia memiliki sejarah unik yang berkaitan erat dengan perjuangan perempuan dalam membangun bangsa.

Tanggal 22 Desember dipilih bukan tanpa alasan. Penetapan ini memiliki makna historis yang mendalam, yaitu bertepatan dengan hari pertama Kongres Perempuan Indonesia I pada tahun 1928. Kongres yang diselenggarakan di Yogyakarta ini menjadi tonggak penting dalam sejarah perjuangan perempuan Indonesia untuk mencapai kesetaraan dan kemajuan.

Tahun 2024 menandai peringatan Hari Ibu yang ke-96, dengan tema yang diusung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) adalah "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045." Tema ini mencerminkan semangat dan harapan akan peran aktif perempuan dalam pembangunan bangsa.

Untuk memahami lebih dalam tentang tanggal 22 Desember hari apa, simak penjelasan selengkapnya berikut ini sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (22/12/2024).

Sejarah Hari Ibu di Indonesia

Sejarah penetapan Hari Ibu di Indonesia memiliki latar belakang yang sangat kuat terkait dengan perjuangan perempuan Indonesia di masa pra-kemerdekaan. Berbeda dengan Hari Ibu Internasional yang diperingati pada Minggu kedua bulan Mei, pemilihan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional memiliki makna historis yang berkaitan erat dengan semangat kebangkitan perempuan Indonesia.

Cikal bakal Hari Ibu bermula dari pertemuan bersejarah yang dikenal dengan Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22-25 Desember 1928. Kongres yang diselenggarakan di Gedung Dalem Joyodipuran, Yogyakarta, ini menjadi titik balik penting dalam sejarah pergerakan perempuan Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 1.000 peserta yang mewakili 30 organisasi perempuan dari berbagai wilayah di Jawa dan Sumatera. Di bawah kepemimpinan RA Soekonto, kongres ini mendapat dukungan luas tidak hanya dari organisasi perempuan tetapi juga dari organisasi nasional seperti Budi Utomo, Muhammadiyah, dan Partai Nasional Indonesia.

Kongres Perempuan Indonesia I membahas berbagai isu penting terkait kemajuan perempuan, termasuk pendidikan, pernikahan, dan kesejahteraan. Hasil kongres ini melahirkan tiga mosi penting: tuntutan penambahan sekolah untuk perempuan, perbaikan aturan pernikahan, dan dukungan untuk janda serta anak yatim. Lebih dari itu, kongres ini juga berhasil membentuk federasi organisasi perempuan pertama yang diberi nama Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI).

Semangat perjuangan ini terus berlanjut melalui kongres-kongres berikutnya. Pada Kongres Perempuan III yang diselenggarakan di Bandung pada 23-27 Juli 1938, para peserta membahas lebih dalam mengenai tuntutan persamaan hak antara pria dan wanita. Dalam kongres ini juga disetujui Rancangan Undang-Undang tentang perkawinan modern yang disusun oleh Ny. Maria Ulfah, yang menjadi tonggak penting dalam perjuangan hak-hak perempuan Indonesia.

Pengakuan resmi terhadap peran historis ini akhirnya diwujudkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959. Melalui keppres ini, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional, yang masuk dalam kategori Hari-Hari Nasional yang bukan Hari Libur. Penetapan ini menjadi pengakuan formal atas perjuangan dan peran vital perempuan dalam pembangunan bangsa.

Sejarah panjang Hari Ibu di Indonesia menunjukkan bahwa peringatan ini bukan sekadar momentum untuk menghormati sosok ibu, tetapi juga simbol kebangkitan dan perjuangan perempuan Indonesia. Melalui berbagai kongres dan perjuangan yang dilakukan, para perempuan Indonesia telah membuktikan bahwa mereka mampu berkontribusi secara signifikan dalam memajukan bangsa, baik melalui peran mereka dalam keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Warisan sejarah ini terus menginspirasi generasi perempuan Indonesia hingga saat ini untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Makna dan Tujuan Peringatan Hari Ibu

keluarga bahagia memberi hadiah hari ibu
ilustrasi ibu dan anak sayang/Chay_Tee/Shutterstock

Peringatan Hari Ibu di Indonesia memiliki dimensi yang jauh lebih luas dari sekedar momen mengucapkan terima kasih kepada sosok ibu. Peringatan ini membawa makna mendalam yang mencerminkan semangat perjuangan dan pemberdayaan perempuan Indonesia, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya peran perempuan dalam membangun bangsa dari berbagai aspek kehidupan.

Pada tataran personal, Hari Ibu menjadi momentum untuk mengapresiasi jasa dan pengorbanan para ibu dalam membangun keluarga. Sosok ibu yang tidak hanya berperan sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak-anaknya, tetapi juga menjadi pilar utama yang menopang kesejahteraan keluarga. Penghargaan ini diwujudkan melalui berbagai bentuk ungkapan kasih sayang dan rasa terima kasih, mulai dari pemberian hadiah hingga pelaksanaan kegiatan yang bermakna bersama keluarga.

Di level yang lebih luas, peringatan ini menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Hari Ibu mengingatkan bahwa perempuan Indonesia memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa, baik di bidang pendidikan, ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Pengakuan ini tidak hanya berbentuk simbolis, tetapi juga mendorong terciptanya kebijakan dan program yang mendukung kemajuan perempuan.

Tema Hari Ibu 2024, "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045," membawa makna yang sangat strategis. "Perempuan Menyapa" menekankan pentingnya keterlibatan aktif perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari lingkup keluarga hingga masyarakat luas. Ini menunjukkan bahwa perempuan Indonesia tidak lagi hanya menjadi penonton, tetapi aktif berpartisipasi dalam pembangunan bangsa.

"Perempuan Berdaya" dalam tema tersebut menegaskan bahwa perempuan Indonesia memiliki kekuatan, kemampuan, dan keberanian untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Pemberdayaan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga kepemimpinan. Perempuan berdaya adalah mereka yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sambil tetap memperjuangkan hak-haknya.

Frasa "Menuju Indonesia Emas 2045" dalam tema tersebut menghubungkan pemberdayaan perempuan dengan visi besar bangsa Indonesia. Ini menegaskan bahwa pencapaian Indonesia Emas tidak mungkin terwujud tanpa partisipasi aktif dan pemberdayaan perempuan. Perempuan Indonesia diharapkan menjadi agen perubahan yang berkontribusi signifikan dalam mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera di tahun 2045.

Dengan demikian, makna dan tujuan peringatan Hari Ibu melampaui dimensi personal dan menjangkau aspek yang lebih luas dalam pembangunan bangsa. Peringatan ini bukan hanya tentang menghormati sosok ibu atau perempuan, tetapi juga tentang memperkuat komitmen bersama dalam mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Melalui peringatan ini, diharapkan muncul kesadaran dan tindakan nyata dari seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung dan memberdayakan perempuan Indonesia dalam mewujudkan potensi terbaiknya bagi kemajuan bangsa.

Cara Memperingati Hari Ibu di Indonesia

Pernah Dengar Istilah Uninvolved Parenting? Kenali Ciri-ciri dan Dampaknya! (pexels.com/emir kentir)
Ilustrasi seorang ibu yang menyayangi anaknya (pexels.com/emir kentir).

Peringatan Hari Ibu di Indonesia dilaksanakan dengan berbagai cara yang unik dan bermakna. Sebagai hari nasional yang menandai kebangkitan perempuan Indonesia, peringatan ini tidak hanya berfokus pada ungkapan kasih sayang kepada sosok ibu, tetapi juga merayakan prestasi dan pemberdayaan perempuan secara luas. Berikut adalah berbagai cara yang dilakukan masyarakat Indonesia dalam memperingati Hari Ibu:

1. Mengenakan Kebaya Nasional

Salah satu tradisi yang paling khas dalam peringatan Hari Ibu adalah mengenakan kebaya. Tradisi ini bukan sekadar pilihan berbusana, tetapi merupakan bentuk pelestarian budaya dan identitas nasional. Setiap tanggal 22 Desember, perempuan Indonesia dari berbagai kalangan mengenakan kebaya sebagai simbol persatuan dan keanggunan perempuan Indonesia. Gerakan mengenakan kebaya ini juga menjadi cara untuk mengedukasi generasi muda tentang pentingnya melestarikan warisan budaya bangsa.

2. Penyelenggaraan Acara Penghargaan

Berbagai institusi, baik pemerintah maupun swasta, menyelenggarakan acara pemberian penghargaan kepada perempuan berprestasi. Program ini bertujuan untuk mengapresiasi kontribusi perempuan dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, ekonomi, sosial, hingga pemberdayaan masyarakat. Penghargaan ini tidak hanya diberikan kepada tokoh-tokoh terkenal, tetapi juga kepada perempuan-perempuan inspiratif di tingkat akar rumput yang telah memberikan dampak positif bagi lingkungannya.

3. Program Pemberdayaan Perempuan

Momentum Hari Ibu juga dimanfaatkan untuk meluncurkan atau mengevaluasi berbagai program pemberdayaan perempuan. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bersama dengan organisasi perempuan mengadakan seminar, workshop, dan pelatihan yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan keterampilan perempuan Indonesia. Program-program ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kewirausahaan, literasi digital, hingga kepemimpinan.

4. Kegiatan Sosial dan Kemasyarakatan

Organisasi perempuan dan komunitas sosial memanfaatkan momen Hari Ibu untuk mengadakan berbagai kegiatan sosial. Kegiatan ini dapat berupa bakti sosial, donor darah, penyuluhan kesehatan ibu dan anak, atau program pendampingan bagi perempuan korban kekerasan. Melalui kegiatan ini, semangat Hari Ibu diterjemahkan dalam bentuk aksi nyata yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

5. Perayaan dalam Lingkup Keluarga

Di tingkat keluarga, Hari Ibu dirayakan dengan cara-cara yang lebih personal dan intim. Mulai dari pemberian hadiah, kartu ucapan, hingga menyiapkan kejutan kecil untuk ibu. Beberapa keluarga memilih untuk menghabiskan waktu bersama dengan melakukan aktivitas yang bermakna, seperti makan bersama, berdiskusi, atau sekadar berbagi cerita. Momen ini menjadi kesempatan untuk mempererat ikatan keluarga dan mengungkapkan rasa terima kasih kepada sosok ibu.

6. Kampanye Digital dan Media Sosial

Di era digital, peringatan Hari Ibu juga diwarnai dengan berbagai kampanye di media sosial. Masyarakat berbagi cerita inspiratif tentang ibu mereka, menggunakan tagar khusus, atau membuat konten kreatif yang mengangkat isu-isu seputar perempuan dan keibuan. Kampanye digital ini menjadi cara efektif untuk menyebarkan pesan-pesan positif dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran perempuan dalam masyarakat.

Beragam cara memperingati Hari Ibu tersebut mencerminkan kompleksitas dan kedalaman makna peringatan ini bagi masyarakat Indonesia. Lebih dari sekadar perayaan, setiap kegiatan yang dilakukan mengandung nilai-nilai penghormatan, pemberdayaan, dan pengakuan terhadap peran vital perempuan dalam pembangunan bangsa. Melalui peringatan yang bermakna ini, diharapkan semangat perjuangan dan pemberdayaan perempuan Indonesia dapat terus terjaga dan ditularkan kepada generasi mendatang.

Hari Ibu 22 Desember menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk kesetaraan dan pemberdayaan perempuan masih terus berlanjut. Peringatan ini tidak hanya tentang mengapresiasi sosok ibu, tetapi juga tentang memperkuat komitmen bersama dalam mendukung kemajuan perempuan Indonesia di segala bidang kehidupan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya