Status Gunung Ibu Naik Jadi Awas, BNPB Imbau Warga untuk Mengungsi dan Waspada

Status Gunung Ibu naik menjadi Awas, warga diimbau mengungsi, dan radius aman ditetapkan 5-6 kilometer.

oleh Nurul Diva diperbarui 16 Jan 2025, 11:53 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 11:53 WIB
Gunung Ibu
Gunung Ibu kembali erupsi pada Selasa (24/12/2024), pukul 10.32 WIT. (Liputan6.com/ Dok PVMBG)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, kini berstatus Awas (Level IV) setelah aktivitas vulkaniknya meningkat tajam pada Januari 2025. Berdasarkan laporan Badan Geologi, erupsi mencapai rata-rata 70 kejadian per hari, dengan kolom abu yang menyembur hingga ketinggian 4.000 meter di atas puncak. Peningkatan aktivitas ini memicu imbauan evakuasi bagi ribuan warga di sekitar kawasan rawan bencana.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bersama BPBD Maluku Utara telah menetapkan radius aman hingga lima kilometer dari kawah aktif dan enam kilometer ke arah utara bukaan kawah. Sementara itu, pemerintah setempat juga menetapkan status tanggap darurat untuk mempercepat penanganan dampak erupsi.

Peristiwa ini berdampak pada enam desa di Kecamatan Tabaru, dengan jumlah warga terdampak mencapai 3.000 jiwa. Evakuasi ke lokasi pengungsian telah dimulai, dengan fasilitas seperti masker dan tempat tinggal sementara disiapkan untuk menjamin keselamatan masyarakat. Berikut informasinya, dirangkum Liputan6, Kamis (16/1).

Kronologi Peningkatan Status Gunung Ibu

Status Gunung Ibu meningkat dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) pada Rabu, 15 Januari 2025, setelah terdeteksi lonjakan aktivitas vulkanik sejak awal bulan. Berdasarkan data PVMBG, erupsi eksplosif terjadi sebanyak lima kali pada puncaknya, dengan kolom abu yang cenderung lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

Periode 1-14 Januari mencatat total 748 gempa letusan, 70 gempa guguran, dan lebih dari 6.976 gempa vulkanik dangkal, yang menunjukkan aktivitas magma di dalam gunung semakin intens. Pos Pengamatan Gunung Ibu di Desa Gam Ici melaporkan adanya dentuman dan gemuruh yang terdengar hingga radius beberapa kilometer dari puncak.

Kondisi visual menunjukkan asap kawah berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang, yang mengindikasikan peningkatan tekanan di dalam kawah. Dalam situasi ini, PVMBG segera merekomendasikan peningkatan status gunung demi keamanan warga.

"Kami imbau masyarakat waspada dan tidak beraktivitas di radius yang telah ditentukan," Ujar, Kepala BPBD Maluku Utara Fehby Alting, dilansir dari ANTARA.

Imbauan dan Langkah Pengamanan dari BPBD

BPBD Maluku Utara mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di dalam radius lima kilometer dari kawah aktif, serta enam kilometer ke arah utara bukaan kawah. Langkah ini diambil untuk menghindari risiko paparan awan panas, lontaran material vulkanik, dan lahar yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Jika terjadi hujan abu, masyarakat disarankan menggunakan masker dan kacamata untuk melindungi saluran pernapasan serta mata dari iritasi. Selain itu, BPBD meminta masyarakat tetap tenang, tidak terpancing isu yang tidak jelas, dan selalu mengikuti arahan dari otoritas terkait.

Dua lokasi pengungsian telah disiapkan, yaitu di Desa Tungute Sungi dan Desa Akesibu, dengan prioritas utama memastikan keselamatan dan kebutuhan dasar warga terpenuhi. Masker telah didistribusikan, dan sosialisasi pengurangan risiko bencana dilakukan secara berkala.

Dampak Erupsi pada Komunitas Lokal

Erupsi Gunung Ibu berdampak langsung pada enam desa di Kecamatan Tabaru, yaitu Desa Sangaji Nyeku, Soasangaji, Tuguis, Togoreba Sungi, Borona, dan Todoke. Sekitar 3.000 jiwa terancam oleh lontaran material vulkanik, abu, dan potensi aliran lahar.

Kondisi ini memaksa banyak warga meninggalkan rumah dan ladang mereka untuk mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Pemerintah daerah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan kebutuhan logistik seperti makanan, air bersih, dan perlengkapan tidur tersedia di tempat pengungsian.

Selain ancaman langsung, dampak jangka panjang terhadap lahan pertanian dan ekonomi masyarakat juga menjadi perhatian utama. Abu vulkanik dapat merusak tanaman, mencemari sumber air, dan mengganggu aktivitas sehari-hari penduduk.

"Saat ini persiapan evakuasi warga sedang dilakukan dan dua lokasi pengungsian telah disiapkan, yaitu gedung gereja di Desa Tungute Sungi dan Desa Akesibu," tambahnya.

Langkah Tanggap Darurat dan Koordinasi Penanganan

Pemkab Halmahera Barat menetapkan status tanggap darurat melalui Surat Keputusan Bupati Halmahera Barat Nomor 33/KPTS/I/2025 untuk mempercepat langkah penanganan. Tim BPBD bersama TNI, Polri, dan relawan telah dikerahkan untuk mendukung evakuasi dan distribusi bantuan ke wilayah terdampak.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi terus memantau aktivitas Gunung Ibu dan memberikan pembaruan berkala kepada masyarakat melalui kanal resmi. Evaluasi rutin terhadap kondisi vulkanik dilakukan untuk memastikan keselamatan warga dan meminimalkan risiko lebih lanjut.

Dalam situasi ini, kolaborasi antarinstansi menjadi kunci untuk mengelola krisis dengan efektif. Keterlibatan masyarakat juga penting, terutama dalam mengikuti arahan evakuasi dan menjaga ketertiban di lokasi pengungsian.

Apa arti status Awas pada gunung berapi?

Status Awas menunjukkan aktivitas vulkanik yang sangat tinggi dengan potensi letusan besar yang dapat membahayakan wilayah sekitarnya.

Berapa radius bahaya Gunung Ibu?

Radius bahaya ditetapkan lima kilometer dari kawah aktif dan enam kilometer ke arah utara bukaan kawah.

Apa dampak abu vulkanik bagi masyarakat?

Abu vulkanik dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi mata, dan kerusakan pada tanaman serta sumber air.

Apa langkah pemerintah untuk membantu warga terdampak?

Pemerintah telah menyiapkan lokasi pengungsian, mendistribusikan masker, dan memberikan bantuan logistik kepada warga.

Apakah Gunung Ibu masih dalam pemantauan?

Ya, PVMBG terus memantau aktivitas Gunung Ibu dan memberikan informasi terkini untuk memastikan keselamatan masyarakat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya