Liputan6.com, Jakarta Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 pada 20 Januari 2025, menghadirkan tantangan baru bagi ekonomi global. Kebijakan Trump yang dikenal dengan pendekatan proteksionis dan penerapan tarif perdagangan yang ketat memunculkan spekulasi tentang dampak besar terhadap pasar global. Ketidakpastian ini menjadi perhatian utama bagi para pelaku pasar dan analis ekonomi.
Menurut Bank Dunia, ekonomi global diperkirakan hanya tumbuh sebesar 2,7% pada tahun 2025, menjadikannya kinerja terlemah sejak pandemi Covid-19. Tarif perdagangan baru yang direncanakan Trump dapat memperburuk situasi ini, dengan memengaruhi sektor manufaktur dan komoditas. Sementara itu, harga emas diprediksi akan melonjak sebagai respons terhadap ketegangan geopolitik dan risiko inflasi.
Advertisement
Baca Juga
Berikut dampak pelantikan Trump terhadap ekonomi global, dirangkum Liputan6, Senin (20/1).
Advertisement
Ketidakpastian Ekonomi Global Akibat Kebijakan Trump
Donald Trump telah menjanjikan tarif perdagangan baru yang agresif terhadap negara-negara seperti Tiongkok, Meksiko, dan Kanada. Tarif ini bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri AS, tetapi juga dapat menimbulkan konsekuensi ekonomi global. Kenaikan tarif impor sebesar 10% diperkirakan akan menurunkan pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,2%.
Ketegangan perdagangan yang meningkat dapat menghambat aliran barang dan jasa di pasar internasional. Negara-negara mitra dagang AS kemungkinan akan membalas dengan tarif serupa, yang akan memperburuk situasi. Hal ini menciptakan ketidakpastian dalam perdagangan internasional, memengaruhi sektor manufaktur, dan menekan harga komoditas.
Di sisi lain, tarif yang lebih tinggi juga dapat meningkatkan biaya produksi dan harga barang di AS, sehingga memperburuk tekanan inflasi. Situasi ini memaksa pemerintah dan bank sentral di seluruh dunia untuk menyesuaikan kebijakan ekonomi mereka guna menghadapi tantangan ini.
"Ia berpotensi mengerem pertumbuhan ekonomi global, melalui berbagai kebijakan tarif dan ide-ide aneh seperti menjadikan Kanada provinsi ke-51, mengajak Greenland bergabung, dan menguasai Terusan Panama,” sebut Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto, mengutip Liputan6 Bisnis
Advertisement
Pengaruh Tarif Baru terhadap Pasar Global
Pertumbuhan ekonomi global yang stagnan menjadi salah satu kekhawatiran terbesar pada tahun 2025. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan hanya mencapai 2,7%, jauh di bawah rata-rata 3% pada dekade sebelum pandemi. Kondisi ini dapat menghambat peningkatan standar hidup di banyak negara.
Stagnasi ini juga memengaruhi upaya pengurangan kemiskinan dan pendanaan layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan. Ketika inflasi tetap tinggi, daya beli masyarakat akan terus tertekan, sehingga meningkatkan ketimpangan ekonomi. Negara-negara berkembang, yang sangat bergantung pada ekspor ke negara maju, akan merasakan dampak ini secara signifikan.
Dalam situasi ini, kebijakan ekonomi strategis menjadi semakin penting untuk mendorong investasi, menciptakan lapangan kerja, dan menjaga stabilitas pasar. Tanpa langkah-langkah konkret, stagnasi ekonomi dapat memperburuk ketidakstabilan sosial dan politik di banyak wilayah.
Harga Emas: dari Penurunan ke Rekor Baru
Harga emas diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi baru pada tahun 2025, dengan proyeksi mencapai USD 3.000 per ons. Lonjakan ini didorong oleh ketidakpastian global yang meningkat, termasuk ketegangan perdagangan, inflasi, dan konflik geopolitik. Emas, sebagai aset lindung nilai, menjadi pilihan utama bagi investor di tengah situasi ini.
Menurut Gary Wagner, editor TheGoldForecast.com, tarif baru yang diusulkan oleh Trump dapat menciptakan tekanan inflasi yang signifikan. Inflasi yang meningkat biasanya mendorong permintaan emas sebagai perlindungan terhadap penurunan nilai mata uang. Selain itu, ketegangan geopolitik seperti perang di Ukraina dan Timur Tengah juga memperkuat peran emas sebagai aset aman.
Harga emas telah menunjukkan pola kenaikan yang konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Tren ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran investor terhadap volatilitas pasar, yang sering kali dipicu oleh kebijakan proteksionis seperti yang diterapkan oleh Trump.
"Saya melihat emas tidak hanya mencapai USD 2.800, tetapi angka saya telah mencapai sekitar USD 2.900, dengan level tertinggi USD 3.000. Yang menjadi dasar saya adalah berbagai tahapan kenaikan," kata editor TheGoldForecast.com, Gary Wagner, dalam pemberitaan Kitco News.
Advertisement
Implikasi terhadap Pasar Saham Indonesia: Berpotensi Merugikan?
Pasar finansial global merespons kebijakan Trump dengan pergerakan yang fluktuatif. Indeks utama seperti Dow Jones dan Nasdaq mencatat kenaikan tajam, didorong oleh optimisme terhadap kebijakan pro-bisnis Trump. Namun, ketegangan perdagangan dan risiko inflasi tetap menjadi ancaman bagi stabilitas pasar.
Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 35,58 poin atau 0,11 persen ke posisi 7.778,66 menjelang pelantikan Trump. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,37 poin atau 0,53 persen ke posisi 836,65.
Investor lokal dan asing akan terus memantau perkembangan kebijakan Trump dan dampaknya terhadap pasar. Stabilitas nilai tukar rupiah dan kebijakan moneter domestik menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ini.
“IHSG berpeluang bergerak fluktuatif pada awal pekan ini," ujar Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya, merujuk ANTARA, Senin (20/01).
Strategi Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi
Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, negara-negara perlu mengambil langkah-langkah strategis. Diversifikasi ekonomi menjadi prioritas utama untuk mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu. Selain itu, stabilitas kebijakan fiskal dan moneter menjadi penting untuk menjaga kepercayaan investor.
Kerjasama internasional juga menjadi kunci dalam menghadapi tantangan global. Negara-negara perlu bekerja sama untuk menciptakan kebijakan perdagangan yang adil dan mengurangi risiko proteksionisme. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dapat tercapai meskipun di tengah ketidakpastian global.
Bagi individu dan investor, penting untuk diversifikasi portofolio dan mempertimbangkan aset aman seperti emas. Dalam kondisi pasar yang tidak menentu, strategi investasi yang bijaksana dapat membantu mengurangi risiko dan melindungi nilai aset.
Advertisement
Mengapa kebijakan tarif Donald Trump memengaruhi ekonomi global?
Tarif perdagangan yang tinggi meningkatkan biaya impor, menurunkan daya saing, dan memperlambat pertumbuhan global.
Bagaimana dampak tarif terhadap harga emas?
Tarif dapat menciptakan inflasi, meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai, sehingga mendorong kenaikan harga.
Advertisement
Apa risiko utama bagi pasar finansial di bawah Trump?
Risiko utama termasuk ketidakpastian kebijakan, ketegangan geopolitik, dan potensi perlambatan ekonomi global.
Apa langkah yang dapat diambil negara berkembang untuk menghadapi kebijakan Trump?
Negara berkembang dapat fokus pada diversifikasi ekonomi, meningkatkan stabilitas makroekonomi, dan memperkuat kerjasama internasional.
Advertisement