Liputan6.com, Jakarta Kekuatan militer menjadi salah satu tolak ukur utama dalam menentukan stabilitas dan kemampuan suatu negara dalam menghadapi ancaman eksternal maupun internal. Namun, tidak semua negara mampu memiliki militer yang tangguh. Beberapa negara harus menghadapi keterbatasan dalam anggaran, logistik, hingga kondisi geopolitik yang memengaruhi kekuatan militernya.
Menurut data Global FirePower (GFP) 2025, beberapa negara menempati posisi terendah dalam peringkat kekuatan militer dunia. Penilaian ini dilakukan berdasarkan lebih dari 60 faktor, termasuk jumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista), kemampuan logistik, kondisi keuangan, hingga lokasi geografis negara. Semakin tinggi skor PowerIndex, semakin lemah kemampuan militer suatu negara.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa negara dengan kekuatan militer terlemah justru sedang berada dalam konflik berkepanjangan atau terlibat dalam perselisihan geopolitik. Hal ini menunjukkan bahwa keberlangsungan sebuah negara tidak selalu bergantung pada kekuatan militer semata.Â
Advertisement
Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (23/1/2025), berikut daftar negara dengan kekuatan paling lemah di dunia.Â
Bagaimana Global FirePower Menentukan Peringkat Kekuatan Militer?
Global FirePower (GFP) adalah lembaga yang dikenal luas dalam menganalisis dan merilis data peringkat kekuatan militer dunia. Setiap tahunnya, GFP mengevaluasi 145 negara berdasarkan lebih dari 60 faktor yang memengaruhi kemampuan pertahanan. Beberapa indikator utama meliputi jumlah personel militer, jumlah kendaraan tempur, kapal perang, hingga pesawat militer.
Skor PowerIndex adalah hasil utama dari analisis GFP. Semakin kecil skor PowerIndex suatu negara, semakin kuat militernya. Sebaliknya, skor yang lebih tinggi menunjukkan kelemahan dalam kekuatan militer. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak ada negara yang dapat mencapai skor sempurna 0,0000 karena faktor logistik, keuangan, dan geopolitik yang sangat kompleks.
Dalam konteks ini, beberapa negara kecil menghadapi tantangan besar dalam membangun militer yang kuat. Faktor-faktor seperti keterbatasan anggaran, populasi yang sedikit, dan prioritas pembangunan lainnya sering kali menjadi penyebab utama lemahnya kekuatan militer mereka.
Advertisement
Daftar Negara dengan Kekuatan Militer Terlemah
Berikut 10 negara dengan kekuatan militer paling lemah berdasarkan data Global FirePower (GFP) tahun 2025. Penilaian ini dilakukan berdasarkan skor PowerIndex, di mana semakin tinggi skornya, semakin lemah kekuatan militernya.
1. Bhutan
PowerIndex: 6,3934
Faktor: Militer hanya terdiri dari 8.000 personel aktif tanpa cadangan, alutsista sangat terbatas, dan tidak memiliki angkatan laut karena kondisi geografis
2. Benin
PowerIndex: 4,3156
Faktor: Kendala ekonomi dan stabilitas regional membuat negara ini sulit membangun militer tangguh, dengan hanya 4.750 personel aktif.
3. Republik Afrika Tengah
PowerIndex: 4,2347
Faktor: Konflik internal dan ketidakstabilan politik, dengan total 10.000 personel aktif dan alutsista terbatas.
4. Somalia
PowerIndex: 3,9006
Faktor: Konflik berkepanjangan dan masalah ekonomi membuat militer Somalia hanya memiliki 15.000 personel aktif dengan alutsista yang minim.
5. Kosovo
PowerIndex: 3,9038
Faktor: Proses transformasi militer yang masih berjalan, dengan 6.500 personel aktif tanpa angkatan udara dan angkatan laut.
6. Sierra Leone
PowerIndex: 3,5433
Faktor: Dampak dari perang saudara dan ekonomi terbatas membuat negara ini hanya memiliki 13.000 personel aktif dengan alutsista sederhana.
7. Suriname
PowerIndex: 3,6437
Faktor: Negara kecil dengan 2.000 personel aktif, tidak ada cadangan militer, dan alutsista minimal.
8. Liberia
PowerIndex: 3,7262
Faktor: Setelah perang saudara, negara ini hanya memiliki 1.500 personel aktif tanpa kekuatan udara.
9. Belize
PowerIndex: 3,7191
Faktor: Populasi kecil dan anggaran terbatas membuat negara ini memiliki militer yang kecil dengan 1.500 personel aktif.
10. Islandia
PowerIndex: 3,5038
Faktor: Tidak memiliki militer aktif, tetapi tetap stabil berkat ekonomi yang baik dan aliansi strategis dengan negara lain.
Negara-negara ini memiliki berbagai tantangan, mulai dari ekonomi, populasi, hingga konflik internal, yang membuat kekuatan militernya tergolong lemah dibandingkan negara lainnya.
Apa yang Membuat Negara-Negara Ini Lemah dalam Kekuatan Militer?
Ada beberapa alasan utama mengapa negara-negara ini memiliki militer yang lemah. Faktor pertama adalah keterbatasan anggaran. Negara-negara seperti Bhutan dan Benin, misalnya, memiliki ekonomi yang kecil sehingga tidak dapat mendukung pengadaan alutsista canggih atau gaji untuk personel militer.
Faktor kedua adalah populasi yang kecil. Negara-negara seperti Suriname dan Belize memiliki jumlah penduduk yang terbatas, sehingga tenaga kerja untuk militer pun minim. Selain itu, banyak negara kecil yang lebih fokus pada diplomasi dan aliansi internasional untuk menjaga stabilitas daripada membangun militer yang kuat.
Ketiga, konflik internal dan ketidakstabilan politik juga menjadi faktor signifikan. Somalia dan Republik Afrika Tengah, misalnya, menghadapi perang saudara yang berkepanjangan, yang tidak hanya melemahkan kekuatan militernya tetapi juga ekonomi negara secara keseluruhan.
Advertisement
Dampak Kelemahan Militer terhadap Stabilitas Nasional
Lemahnya kekuatan militer dapat memengaruhi stabilitas nasional sebuah negara. Negara-negara yang tidak memiliki pertahanan kuat sering kali bergantung pada aliansi internasional untuk melindungi kedaulatannya. Bhutan, misalnya, memiliki hubungan diplomatik yang kuat dengan India sebagai bentuk perlindungan dari ancaman eksternal.
Namun, ketergantungan ini juga memiliki risiko. Negara-negara seperti Liberia dan Sierra Leone yang bergantung pada bantuan internasional sering kali kehilangan kemandirian dalam mengambil keputusan strategis. Selain itu, lemahnya militer membuat negara-negara ini rentan terhadap ancaman invasi atau tekanan dari negara-negara yang lebih kuat.
Meskipun demikian, beberapa negara seperti Islandia berhasil mempertahankan stabilitasnya melalui fokus pada pembangunan ekonomi dan diplomasi damai. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan militer bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan keberlanjutan sebuah negara.
Bisakah Negara-Negara Ini Meningkatkan Kekuatan Militernya?
Peningkatan kekuatan militer di negara-negara ini memerlukan pendekatan yang holistik. Langkah pertama adalah meningkatkan anggaran pertahanan. Namun, ini sulit dilakukan jika negara masih menghadapi masalah ekonomi yang signifikan.
Langkah kedua adalah memperkuat aliansi internasional. Negara-negara seperti Kosovo dan Bhutan telah menunjukkan bahwa aliansi strategis dengan negara-negara kuat dapat membantu mempertahankan kedaulatan.
Selain itu, investasi dalam teknologi dan pelatihan personel militer juga dapat membantu meningkatkan efisiensi pasukan. Dalam era modern, teknologi memainkan peran penting dalam memperkuat militer, bahkan untuk negara dengan sumber daya terbatas.
Advertisement
Mengapa Bhutan memiliki militer yang sangat lemah?
Bhutan memiliki populasi kecil dan anggaran pertahanan yang terbatas. Negara ini lebih fokus pada diplomasi damai dan hubungan aliansi dengan India untuk menjaga stabilitasnya.
Apa peran aliansi internasional bagi negara dengan militer lemah?
Aliansi internasional memberikan perlindungan dan dukungan strategis bagi negara-negara dengan kekuatan militer terbatas, seperti yang terlihat pada hubungan Bhutan dengan India.
Advertisement
Bagaimana Global FirePower menghitung PowerIndex?
GFP menghitung PowerIndex berdasarkan lebih dari 60 faktor, termasuk jumlah personel militer, alutsista, kondisi ekonomi, dan geografi negara.
Apakah Islandia memiliki militer?
Islandia tidak memiliki militer aktif tetapi tetap memiliki kemampuan pertahanan yang didukung oleh anggaran keuangan yang stabil dan aliansi internasional.
Advertisement