Liputan6.com, Jakarta Lebaran di Jawa Timur adalah lebih dari sekadar perayaan keagamaan; ini adalah momen di mana tradisi dan budaya berpadu dalam harmoni yang indah. Tradisi Lebaran di Jawa Timur menciptakan atmosfer yang unik dan berbeda dari daerah lainnya di Indonesia. Setiap tahun, masyarakat di Jawa Timur merayakan Idul Fitri dengan semangat kebersamaan yang tinggi, menghidupkan kembali tradisi-tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu tradisi yang paling dinanti adalah mudik, di mana ribuan orang kembali ke kampung halaman untuk merayakan kebersamaan bersama keluarga.
Selain mudik, tradisi Lebaran di Jawa Timur juga disemarakkan dengan berbagai perayaan unik yang menambah kekayaan budaya daerah ini. Di Probolinggo, misalnya, Festival Balon Udara menjadi daya tarik tersendiri selama Lebaran. Tradisi ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga simbol harapan dan doa yang terbang tinggi ke angkasa. Festival ini menjadi salah satu contoh bagaimana tradisi Lebaran di Jawa Timur menawarkan pengalaman yang berbeda dan memperkaya makna perayaan Idul Fitri.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, tradisi Lebaran di Jawa Timur juga melibatkan berbagai kegiatan sosial dan keagamaan yang memperkuat tali persaudaraan di antara masyarakat. Dari acara halal bihalal hingga berbagi dengan sesama, setiap aktivitas sarat dengan nilai-nilai kebersamaan dan saling menghargai. Tradisi Lebaran di Jawa Timur, dengan segala keunikannya, tidak hanya menjadi momen untuk merayakan kemenangan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga untuk merayakan kekayaan budaya dan tradisi yang terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat.
Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber informasi lengkapnya, pada Kamis (13/2).
Mudik: Tradisi Pulang Kampung
Seperti di banyak wilayah Indonesia, tradisi mudik atau pulang kampung menjadi momen utama menjelang Lebaran di Jawa Timur. Keluarga yang terpisah jarak berkumpul kembali untuk merayakan hari kemenangan bersama. Jalanan di Jawa Timur pun akan dipadati kendaraan yang membawa para perantau kembali ke kampung halaman mereka. Momen ini menjadi ajang silaturahmi dan mempererat ikatan keluarga.
Selain mudik, tradisi takbir keliling juga menjadi bagian penting dari perayaan Lebaran di Jawa Timur. Anak-anak muda berkeliling kampung sambil mengumandangkan takbir, seringkali diiringi obor dari bambu yang menambah semarak suasana malam Lebaran. Warga lain menyambut dengan antusias, menciptakan suasana kebersamaan dan kegembiraan di tengah masyarakat.
Advertisement
Ziarah Kubur dan Ater-ater
Di Jawa Timur, ada sebuah tradisi yang penuh makna dan sarat akan nilai-nilai budaya, yang dilakukan baik sebelum maupun sesudah perayaan Lebaran, yaitu ziarah kubur. Dalam tradisi ini, banyak masyarakat setempat yang berbondong-bondong mengunjungi makam leluhur mereka.
Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memanjatkan doa serta membersihkan makam sebagai bentuk penghormatan dan cara untuk mengenang jasa-jasa para pendahulu yang telah tiada. Ziarah kubur bukan hanya sekadar rutinitas tahunan, tetapi juga merupakan cerminan dari penghormatan mendalam terhadap leluhur serta nilai-nilai tradisi yang tetap dijunjung tinggi dari generasi ke generasi.
Setelah beberapa hari berlalu pasca Lebaran, masyarakat Jawa Timur kembali melestarikan tradisi unik lainnya yang dikenal dengan istilah 'ater-ater'. Tradisi ini melibatkan kegiatan saling mengirimkan makanan khas kepada tetangga dan kerabat terdekat. Hidangan seperti ketupat yang lezat, opor ayam yang gurih, dan sate yang menggugah selera menjadi pilihan umum untuk dibagikan.
'Ater-ater' bukan sekadar bertukar makanan, tetapi juga menjadi simbol kebahagiaan yang dibagikan serta sarana untuk mempererat hubungan silaturahmi antarwarga. Dengan berbagi makanan, masyarakat tidak hanya merayakan kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan menumbuhkan rasa kebersamaan di antara mereka.
Lebaran Ketupat dan Tellasan Ketupat
Di berbagai wilayah di Jawa Timur, terutama di pulau Madura, terdapat sebuah tradisi unik yang dikenal dengan sebutan Lebaran Ketupat atau dalam bahasa setempat disebut Tellasan Ketupat. Tradisi ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Idul Fitri dan biasanya dilaksanakan beberapa hari setelah hari raya tersebut. Ketupat menjadi simbol utama dalam perayaan ini, dan acara tersebut menjadi momen yang sangat dinantikan oleh masyarakat setempat.
Pada hari yang ditentukan, warga berkumpul di tempat-tempat ibadah seperti masjid atau mushola. Di sana, mereka bersama-sama menikmati hidangan ketupat yang telah disiapkan. Acara makan bersama ini bukan sekadar kegiatan bersantap, melainkan juga sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat rasa kebersamaan di antara mereka. Suasana penuh keakraban dan kekeluargaan terasa begitu kental, menciptakan kenangan yang berkesan bagi setiap orang yang terlibat. Di Madura, Tellasan Ketupat bahkan dianggap sebagai puncak dari rangkaian perayaan Lebaran.
Setiap keluarga dengan antusias menyiapkan ketupat di rumah masing-masing untuk kemudian dibawa ke tempat pertemuan. Saat tiba waktunya, semua orang berkumpul dan berbagi ketupat yang mereka bawa. Tradisi ini tidak hanya menonjolkan kelezatan kuliner khas, tetapi juga menjadi cerminan dari kekompakan dan kedekatan masyarakat Madura dalam merayakan hari yang penuh berkah ini. Kebersamaan yang terjalin dalam acara tersebut menjadi salah satu kekayaan budaya yang terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Advertisement
Sungkeman dan Bersalaman
Di Jawa Timur, terdapat sebuah tradisi yang sarat makna dan penuh kehangatan, yaitu sungkeman dan bersalaman, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Lebaran. Dalam tradisi sungkeman, anak-anak dengan penuh hormat mendekati orang tua mereka, lalu dengan khidmat mencium tangan sebagai simbol penghormatan yang mendalam dan permohonan maaf yang tulus.
Momen ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah pelajaran berharga yang menanamkan nilai-nilai sopan santun dan pentingnya saling memaafkan dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya berhenti pada sungkeman, tradisi bersalaman juga menjadi bagian penting dari perayaan ini. Bersalaman dilakukan tidak hanya di antara anggota keluarga, tetapi juga melibatkan tetangga dan seluruh warga sekitar.
Momen bersalaman ini menjadi kesempatan emas untuk saling meminta maaf, menyampaikan ucapan selamat, dan mempererat ikatan silaturahmi yang ada. Dalam suasana yang penuh keakraban dan kebersamaan, setiap jabat tangan mengandung doa dan harapan agar hubungan yang terjalin semakin erat dan harmonis. Tradisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama, serta mengukuhkan kembali tali persaudaraan yang mungkin sempat renggang.
Makan Besar dan Tradisi 'Serba Baru'
Di Jawa Timur, tradisi makan besar bersama keluarga dan tetangga selama Lebaran adalah salah satu momen yang paling dinanti. Acara ini bukan sekadar kesempatan untuk menikmati hidangan lezat, tetapi juga menjadi sarana penting untuk mempererat hubungan dan menjalin silaturahmi yang lebih hangat.
Dalam suasana penuh kebersamaan ini, berbagai hidangan khas Lebaran seperti opor ayam yang gurih, rendang dengan cita rasa kaya rempah, dan ketupat yang menjadi simbol kebersamaan, tersaji sebagai menu utama yang menggugah selera. Lebih dari sekadar perayaan kuliner, banyak warga Jawa Timur juga menjalani tradisi yang sarat makna, yaitu mengenakan pakaian baru dan membersihkan rumah menjelang datangnya Lebaran.
Ritual ini bukan hanya tentang penampilan fisik, tetapi juga mencerminkan kesiapan batin untuk menyambut hari kemenangan dengan hati yang suci dan semangat yang diperbarui. Dengan rumah yang bersih dan pakaian baru, mereka berharap dapat merayakan Lebaran dengan penuh kebahagiaan dan keberkahan, menciptakan suasana yang lebih meriah dan bermakna.
Advertisement
Festival Balon Udara di Probolinggo
Di Probolinggo, sebuah tradisi yang relatif baru namun sangat menarik perhatian, yakni menerbangkan balon udara secara bersama-sama, dirayakan dengan meriah pada hari ketujuh setelah Lebaran. Tradisi ini tidak hanya berhasil memikat hati para wisatawan, tetapi juga diyakini oleh masyarakat setempat sebagai pembawa keberuntungan.
Festival Balon Udara ini telah menjadi magnet wisata yang memikat dan turut memperkaya tradisi Lebaran di Jawa Timur dengan warna dan semarak yang unik. Keberagaman tradisi Lebaran di Jawa Timur mencerminkan betapa kayanya warisan budaya dan kearifan lokal yang masih terjaga hingga kini.
Setiap tradisi yang dilaksanakan bukan hanya sekadar perayaan yang meriah, tetapi juga berperan penting sebagai perekat kebersamaan antar warga dan menjadi jembatan penghubung antara generasi yang lebih tua dengan generasi muda. Dengan demikian, tradisi-tradisi ini tidak hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai luhur dan kebersamaan terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)