10 Tradisi Lebaran Idul Fitri di Indonesia yang Unik, Tidak Ada di Negara Lain

Jelajahi 10 tradisi Lebaran Idul Fitri di Indonesia yang tak ada di negara lain, mulai dari mudik hingga Halal Bihalal, bukti kekayaan budaya Nusantara!

oleh Mabruri Pudyas Salim Diperbarui 25 Feb 2025, 12:45 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2025, 12:00 WIB
arti halal bihalal dalam bahasa arab
arti halal bihalal dalam bahasa arab ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Idul Fitri di Indonesia bukan sekadar hari raya keagamaan, melainkan perayaan budaya yang semarak dan unik. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki tradisi Lebaran yang kaya dan beragam, berbeda dengan perayaan Idul Fitri di negara lain. Tradisi-tradisi ini merupakan perpaduan indah antara nilai-nilai Islam dengan kearifan lokal Nusantara, menciptakan pengalaman Lebaran yang khas dan tak terlupakan.

Artikel ini akan mengupas 10 tradisi Lebaran Idul Fitri di Indonesia yang tidak ada di negara lain, menunjukkan betapa kayanya budaya Indonesia dalam merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Mari kita telusuri tradisi lebaran idul fitri di Indonesia yang tidak ada di negara lain!

Mudik, Halal Bihalal, dan ketupat Lebaran mungkin sudah familiar, namun masih banyak tradisi unik lainnya yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia. Dari Grebeg Syawal di Yogyakarta hingga Festival Meriam Karbit di Kalimantan Barat, setiap tradisi menyimpan cerita dan makna yang mendalam. Tradisi-tradisi ini bukan hanya sekadar ritual, melainkan juga perekat sosial yang memperkuat persatuan dan kebersamaan di tengah keberagaman budaya Indonesia. Siap-siap terpukau dengan keunikan tradisi lebaran idul fitri di Indonesia yang tidak ada di negara lain!

Berikut ini 10 tradisi Lebaran Idul Fitri di Indonesia yang membedakannya dari perayaan Idul Fitri di negara lain. Dari tradisi yang sudah dikenal luas hingga tradisi lokal yang unik, semuanya memiliki pesona tersendiri dan mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. Simak selengkapnya dan temukan keunikan tradisi lebaran idul fitri di Indonesia yang tidak ada di negara lain, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (25/2/2025).

1. Mudik, Eksodus Massal Terbesar di Dunia

Peningkatan Arus Mudik Lebaran 2022 di Stasiun Pasar Senen
Seorang porter membantu membawa barang bawaan penumpang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (26/4/2022). Sepekan menjelang Lebaran, lonjakan jumlah penumpang kereta api sudah mulai terlihat pada Selasa siang ini, dan diperkirakan akan terus bertambah hingga 30 April atau H-2 Idul Fitri. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Mudik, tradisi pulang kampung halaman menjelang Lebaran, merupakan fenomena unik Indonesia. Dimulai sejak era industrialisasi, tradisi ini berkembang pesat hingga menjadi perpindahan massal terbesar di dunia yang terjadi secara rutin setiap tahun. Jutaan orang dari berbagai penjuru Indonesia rela menempuh perjalanan panjang untuk berkumpul bersama keluarga.

Puncak arus mudik biasanya terjadi beberapa hari sebelum Lebaran. Mudik bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perekat sosial yang memperkuat ikatan keluarga dan memperkokoh nilai-nilai kekeluargaan. Makna mudik yang mendalam ini menjadikannya tradisi unik yang tak ditemukan di negara lain.

Tradisi mudik ini memperlihatkan betapa kuatnya ikatan kekeluargaan dalam budaya Indonesia. Tidak ada negara lain yang memiliki tradisi mudik dalam skala sebesar dan serumit di Indonesia. Ini menunjukkan betapa pentingnya silaturahmi dan kebersamaan keluarga dalam budaya Indonesia.

Mudik juga menjadi momen refleksi dan penyucian diri, kembali ke akar kehidupan dan mempererat hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitar. Keunikan tradisi mudik ini menjadikannya salah satu tradisi lebaran idul fitri di Indonesia yang tidak ada di negara lain.

2. Halal Bihalal, Tradisi Asli Indonesia

arti halal bihalal
arti halal bihalal ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Halal Bihalal, tradisi saling memaafkan setelah Lebaran, merupakan tradisi asli Indonesia yang dipopulerkan oleh KH. Wahab Chasbullah pada tahun 1948. Istilah ini berasal dari kata 'halal' yang berarti suci dan 'bi' yang berarti 'dengan', meskipun bukan frasa baku dalam bahasa Arab.

Halal Bihalal memiliki makna filosofis yang mendalam, yaitu penguraian benang kusut, penjernihan air keruh, dan penghapusan dosa. Tradisi ini dapat dilakukan secara formal maupun informal, mulai dari hari pertama Lebaran hingga sebulan setelahnya.

Berbeda dengan silaturahmi biasa, Halal Bihalal menekankan pada saling memaafkan dan membersihkan diri dari kesalahan masa lalu. Tradisi ini memperkuat persatuan dan menciptakan harmoni sosial, menjadikannya unik dan tak ditemukan di negara lain.

Halal Bihalal juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkokoh persatuan bangsa. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi ini menjadikannya salah satu tradisi lebaran idul fitri di Indonesia yang tidak ada di negara lain.

3. Ketupat Lebaran, Simbol Filosofis Khas Nusantara

ketupat
Ketupat ilustrasi/copyright via: en.wikipedia.org... Selengkapnya

Ketupat, makanan khas Lebaran, telah menjadi simbol yang tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri di Indonesia sejak era Wali Songo. Proses pembuatannya yang penuh makna, dari menganyam janur hingga memasak beras di dalamnya, mengajarkan nilai-nilai kehidupan.

Ketupat melambangkan kesempurnaan dan permohonan maaf. Bentuknya yang dianyam rapat melambangkan hati yang tertutup rapat dari kesalahan, sementara isinya yang putih melambangkan kesucian hati setelah Lebaran. Di beberapa daerah, ada tradisi 'Lebaran Ketupat' yang dirayakan tujuh hari setelah Idul Fitri.

Penyajian ketupat pun beragam di berbagai daerah Indonesia, menambah kekayaan tradisi ini. Makna simbolik ketupat yang mendalam dan variasi penyajiannya menjadikannya tradisi unik yang tak ditemukan di negara lain.

Ketupat menjadi simbol permohonan maaf dan kesucian hati, menjadikannya tradisi yang khas dan penuh makna dalam perayaan Idul Fitri di Indonesia. Keunikan ini menjadikannya salah satu tradisi lebaran idul fitri di Indonesia yang tidak ada di negara lain.

4. THR dalam Konteks Kekeluargaan

Ilustrasi THR.
Ilustrasi THR. (Liputan6.com)... Selengkapnya

Tunjangan Hari Raya (THR) di Indonesia tidak hanya diberikan dalam konteks formal ketenagakerjaan, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi sosial dan kekeluargaan. Pemberian THR kepada keluarga dan kerabat telah ada sejak lama, awalnya berupa bahan makanan atau pakaian, kini lebih sering berupa uang.

Pemberian THR dalam konteks keluarga biasanya dilakukan saat bersilaturahmi, yang lebih tua memberikan kepada yang lebih muda sebagai bentuk kasih sayang dan berbagi keberkahan. Amplop THR pun menjadi bagian dari budaya visual Lebaran.

Tradisi THR keluarga ini mengajarkan nilai-nilai berbagi dan kedermawanan, mempererat ikatan keluarga dan menebarkan kebahagiaan. Keunikan ini membedakannya dengan konsep serupa di negara lain.

THR dalam konteks kekeluargaan di Indonesia menjadi tradisi yang memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian antar anggota keluarga. Keunikan ini menjadikannya salah satu tradisi lebaran idul fitri di Indonesia yang tidak ada di negara lain.

5. Takbir Keliling, Pawai Budaya Khas Indonesia

Takbir keliling
Anak-anak mengikuti takbir keliling pada malam Hari Raya Idul Fitri. Fotografer: Juni Kriswanto / AFP... Selengkapnya

Takbir keliling merupakan tradisi unik yang menggabungkan unsur spiritual dengan kreativitas lokal. Masyarakat berkeliling kampung atau kota sambil mengumandangkan takbir, diiringi alat musik tradisional. Setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri.

Di beberapa daerah, ada festival atau kompetisi takbir keliling yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat. Tradisi ini dilaksanakan pada malam menjelang Idul Fitri, menjadi sarana pemersatu masyarakat dan wadah kreativitas.

Takbir keliling merupakan bentuk syiar Islam yang dikemas dalam balutan budaya lokal, berbeda dengan perayaan takbiran di negara muslim lainnya. Keunikan dan kreativitasnya menjadikannya tradisi yang khas.

Takbir keliling menjadi tradisi yang unik dan meriah, memperlihatkan semangat kebersamaan dan kreativitas masyarakat Indonesia dalam menyambut Idul Fitri. Keunikan ini menjadikannya salah satu tradisi lebaran idul fitri di Indonesia yang tidak ada di negara lain.

6. Grebeg Syawal, Tradisi Keraton Yogyakarta

20160708-Keraton Surakarta Gelar Tradisi Grebeg Syawal-Surakarta
Warga memperebutkan sesaji gunungan pada acara Grebeg Syawal di halaman Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, Jumat (8/7). Grebeg Syawal merupakan tradisi Keraton Kasunanan Surakarta untuk merayakan Idul Fitri. (Liputan6.com/Boy Harjanto)... Selengkapnya

Grebeg Syawal, tradisi dari Keraton Yogyakarta, merupakan wujud syukur setelah Ramadhan. Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-16, melibatkan tujuh gunungan yang diarak dari Keraton menuju Masjid Gedhe Kauman dan lokasi penting lainnya.

Tujuh gunungan tersebut memiliki makna tersendiri dan kemudian diperebutkan masyarakat. Grebeg Syawal merupakan perpaduan unik antara budaya kerajaan dengan nilai-nilai Islam.

Tradisi ini menunjukkan perpaduan harmonis antara budaya Jawa dan ajaran Islam, menciptakan perayaan Lebaran yang unik dan meriah. Keunikan ini menjadikannya tradisi yang khas Indonesia.

Grebeg Syawal merupakan perpaduan unik antara tradisi kerajaan dan nilai-nilai keagamaan, menjadikannya tradisi yang khas dan tak ditemukan di negara lain. Keunikan ini menjadikannya salah satu tradisi lebaran idul fitri di Indonesia yang tidak ada di negara lain.

7. Perang Topat, Simbol Kerukunan di Lombok

Perang Topat
Perang Topat menceritakan damainya masyarakat Lombok Barat mempraktikkan hidup dalam keberagaman.... Selengkapnya

Perang Topat, tradisi unik di Lombok, NTB, merupakan simbol kerukunan antara umat Hindu dan Islam. Tradisi ini melibatkan saling melempar ketupat, yang kemudian diperebutkan karena dipercaya membawa kesuburan.

Sebelum 'perang' dimulai, ada rangkaian prosesi doa dan ziarah ke makam-makam tertentu. Tradisi ini menunjukkan nilai toleransi dan kebersamaan yang tinggi antarumat beragama.

Perang Topat merupakan tradisi yang unik dan penuh makna, memperlihatkan kerukunan dan toleransi antarumat beragama di Lombok. Keunikan ini menjadikannya tradisi yang khas Indonesia.

Perang Topat menjadi bukti nyata toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia, menjadikannya tradisi yang unik dan tak ditemukan di negara lain. Keunikan ini menjadikannya salah satu tradisi lebaran idul fitri di Indonesia yang tidak ada di negara lain.

8. Ronjok Sayak, Tradisi Api dari Bengkulu

Ronjok Sayak, Tradisi Api dari Bengkulu
Ronjok Sayak, Tradisi Api dari Bengkulu/Instagram/sekundangsetungguan... Selengkapnya

Ronjok Sayak, tradisi membakar batok kelapa kering di Bengkulu, sudah berlangsung ratusan tahun. Api dalam tradisi ini dianggap sebagai penghubung antara manusia dan leluhur.

Tradisi ini dilakukan setelah salat Isya pada 1 Syawal, diiringi doa-doa yang dipanjatkan. Ronjok Sayak merupakan tradisi yang unik dan penuh nilai spiritual.

Ronjok Sayak merupakan tradisi yang unik dan penuh makna spiritual, memperlihatkan kearifan lokal dan kepercayaan masyarakat Bengkulu. Keunikan ini menjadikannya tradisi yang khas Indonesia.

Ronjok Sayak merupakan tradisi yang unik dan hanya ditemukan di Bengkulu, memperlihatkan kearifan lokal dan kepercayaan masyarakat setempat. Keunikan ini menjadikannya salah satu tradisi lebaran idul fitri di Indonesia yang tidak ada di negara lain.

9. Binarundak, Tradisi Kuliner dari Sulawesi Utara

Tradisi Unik Lebaran di Indonesia Binarundak di Sulawesi Utara
Tradisi Unik Lebaran di Indonesia Binarundak di Sulawesi Utara/Instagram/genpiindonesia... Selengkapnya

Binarundak, tradisi memasak nasi jaha bersama-sama di Sulawesi Utara, dilakukan selama tiga hari setelah Idul Fitri. Nasi jaha merupakan makanan khas Sulawesi Utara dengan rasa gurih dan aroma jahe yang kuat.

Tradisi ini menjadi sarana silaturahmi dan ungkapan syukur. Binarundak merupakan tradisi kuliner yang unik dan mempererat hubungan sosial masyarakat.

Binarundak merupakan tradisi kuliner yang unik dan hanya ditemukan di Sulawesi Utara, memperlihatkan kekayaan kuliner dan kearifan lokal masyarakat setempat. Keunikan ini menjadikannya tradisi yang khas Indonesia.

Binarundak merupakan tradisi kuliner yang unik dan mempererat hubungan sosial masyarakat Sulawesi Utara. Keunikan ini menjadikannya salah satu tradisi lebaran idul fitri di Indonesia yang tidak ada di negara lain.

10. Festival Meriam Karbit, Tradisi Unik dari Kalimantan Barat

Bledugan, Tradisi Anak-Anak Bogor Menyambut Idul Fitri
Anak-anak bermain meriam bambu atau bledugan saat merayakan malam takbiran di kawasan Cijeruk, Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/6/2019). Tradisi yang dilakukan setiap malam Idul Fitri ini tetap dipertahankan oleh warga setempat. (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Festival Meriam Karbit di Kalimantan Barat, digelar selama tiga hari sebelum, saat, dan setelah Lebaran. Tradisi ini berkaitan dengan sejarah berdirinya Kota Pontianak dan menjadi pengingat keberanian serta semangat kebersamaan.

Festival ini merupakan perpaduan unik antara perayaan agama dengan identitas lokal. Festival Meriam Karbit merupakan tradisi yang meriah dan penuh semangat.

Festival Meriam Karbit merupakan tradisi yang unik dan hanya ditemukan di Kalimantan Barat, memperlihatkan kekayaan budaya dan sejarah lokal. Keunikan ini menjadikannya tradisi yang khas Indonesia.

Festival Meriam Karbit merupakan tradisi yang unik dan meriah, memperlihatkan semangat kebersamaan dan identitas lokal masyarakat Kalimantan Barat. Keunikan ini menjadikannya salah satu tradisi lebaran idul fitri di Indonesia yang tidak ada di negara lain.

Dari 10 tradisi Lebaran Idul Fitri di atas, terlihat betapa kayanya budaya Indonesia dalam merayakan hari kemenangan ini. Tradisi-tradisi ini merupakan warisan leluhur yang perlu dilestarikan sebagai bagian dari identitas nasional.

Di era modern, tradisi-tradisi ini perlu beradaptasi dengan perkembangan zaman agar tetap relevan dan menarik bagi generasi muda. Namun, esensi dan nilai-nilai luhurnya harus tetap dijaga agar keberagaman budaya Indonesia dalam merayakan Idul Fitri tetap lestari. Mari kita lestarikan tradisi lebaran idul fitri di Indonesia yang tidak ada di negara lain!

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya