Liputan6.com, Jakarta Puasa Ramadan adalah salah satu ibadah yang sangat penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Namun, banyak yang mungkin tidak tahu tentang hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai hal yang bisa membatalkan puasa, beserta penjelasannya agar kita semua bisa menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik.
Puasa yang dilakukan selama bulan Ramadan bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melibatkan berbagai aspek lain yang harus diperhatikan. Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Sabtu (1/3/2025), berikut beberapa tindakan yang jika dilakukan dengan sengaja, dapat membatalkan puasa.
Makan hingga Muntah dengan Sengaja
1. Makan dan Minum dengan Sengaja
Salah satu penyebab utama batalnya puasa adalah makan dan minum secara sadar di siang hari. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 187:
"Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam..." (QS. Al-Baqarah: 187).
Jika seseorang makan atau minum secara tidak sengaja—misalnya lupa bahwa ia sedang berpuasa—maka puasanya tetap sah. Namun, jika dilakukan dengan sengaja, maka puasanya batal dan wajib diganti di hari lain setelah Ramadan (qadha).
2. Memasukkan Sesuatu ke dalam Tubuh Melalui Rongga Tertentu
Menurut syariat Islam, memasukkan benda atau cairan ke dalam tubuh melalui rongga yang berpangkal ke organ dalam dapat membatalkan puasa. Beberapa contoh tindakan yang bisa membatalkan puasa antara lain:
- Penggunaan obat melalui dubur atau vagina, seperti supositoria.
- Pemasangan kateter urin yang berkaitan dengan pengobatan medis.
- Suntikan yang bersifat nutrisi, seperti infus yang menggantikan asupan makanan dan minuman.
Namun, tidak semua tindakan medis membatalkan puasa. Suntikan non-nutrisi, seperti vaksin atau obat tertentu yang tidak menggantikan makanan dan minuman, tetap diperbolehkan.
3. Muntah dengan Sengaja
Muntah yang terjadi tanpa disengaja, seperti karena sakit atau mabuk perjalanan, tidak membatalkan puasa. Namun, jika seseorang dengan sengaja memicu muntah—misalnya memasukkan jari ke dalam mulut agar muntah—maka puasanya batal.
Hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud menegaskan hal ini:
"Barang siapa yang terpaksa muntah, maka tidak wajib baginya mengqadha puasanya. Dan barang siapa muntah dengan sengaja, maka wajib baginya mengqadha puasanya." (HR. Abu Daud).
Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menjaga kondisi tubuh agar tidak melakukan tindakan yang dapat memicu muntah secara sengaja selama berpuasa.
Advertisement
Haid hingga Keluar Mani dengan Sengaja
4. Haid dan Nifas bagi Wanita
Bagi wanita, datangnya haid (menstruasi) atau nifas (darah setelah melahirkan) secara otomatis membatalkan puasa. Hal ini berlaku meskipun darah keluar hanya beberapa saat sebelum waktu berbuka.
Seorang wanita yang haid atau nifas tidak diperbolehkan untuk berpuasa dan wajib menggantinya di hari lain setelah Ramadan. Rasulullah SAW bersabda:
"Bukankah kalau wanita tersebut haidh, dia tidak shalat dan juga tidak menunaikan puasa?” Para wanita menjawab, “Betul.” Lalu beliau bersabda, “Itulah kekurangan agama wanita." (HR. Bukhari).
Dikarenakan kondisi ini bersifat alami dan bukan kesalahan individu, Islam memberikan keringanan bagi wanita untuk mengganti puasanya di lain waktu.
5. Berhubungan Suami Istri di Siang Hari
Berhubungan badan antara suami istri pada siang hari di bulan Ramadan merupakan pelanggaran berat dalam hukum Islam. Selain batal puasanya, pelakunya juga diwajibkan menjalankan kafarat (denda), sebagaimana disebutkan dalam hadis:
"Jika seorang muslim melakukan hubungan suami istri ketika berpuasa, maka ia wajib menggantinya dengan memerdekakan budak mukmin. Jika tidak, ia wajib mengganti puasanya selama dua bulan berturut-turut. Jika tidak bisa, ia wajib memberi makan 60 fakir miskin." (HR. Muslim).
Oleh karena itu, penting bagi pasangan suami istri untuk menjaga batasan selama berpuasa agar ibadah tidak menjadi sia-sia.
6. Keluar Mani dengan Sengaja
Jika seseorang mengeluarkan air mani dengan sengaja, seperti melalui onani atau rangsangan fisik dengan lawan jenis, maka puasanya batal. Namun, jika mani keluar karena mimpi basah (ihtilam), maka puasanya tetap sah.
Hal ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW:
“(Allah Ta’ala berfirman): ketika berpuasa ia meninggalkan makan, minum, dan syahwat karena-Ku.” (HR. Bukhari)
Maka dari itu, menahan diri dari hal-hal yang dapat memicu keluarnya air mani menjadi bagian dari kesempurnaan puasa.
Gila hingga Murtad
7. Hilang Akal atau Gila
Puasa wajib dijalankan oleh orang yang berakal sehat. Jika seseorang mengalami gangguan jiwa atau tiba-tiba kehilangan akal di siang hari saat berpuasa, maka puasanya batal.
Dalam Islam, orang yang hilang akal tidak memiliki kewajiban untuk mengganti puasanya karena ia tidak memiliki tanggung jawab hukum (taklif). Hal ini berbeda dengan orang yang pingsan atau koma sebentar, di mana puasanya tetap sah jika ia sadar kembali sebelum matahari terbenam.
8. Pingsan atau Hilang Kesadaran Seharian Penuh
Jika seseorang pingsan atau mengalami kondisi medis yang membuatnya tidak sadar sepanjang hari, maka puasanya batal. Namun, jika ia masih sempat sadar di sebagian waktu puasa—misalnya sebelum Maghrib—maka puasanya tetap sah.
Ulama berpendapat bahwa puasa seseorang tetap sah jika ia memiliki kesadaran di sebagian waktu siang. Namun, jika ia benar-benar tidak sadar dari fajar hingga Maghrib, maka ia harus mengqadha puasanya di lain hari.
9. Murtad atau Keluar dari Islam
Puasa adalah ibadah yang hanya diwajibkan bagi Muslim. Jika seseorang yang sedang berpuasa menyatakan keluar dari Islam atau melakukan tindakan yang menyebabkan kemurtadan, maka puasanya otomatis batal.
Sebagaimana dijelaskan dalam kitab-kitab fiqih, murtad membatalkan semua amal ibadah yang telah dilakukan, termasuk puasa. Jika ia kembali masuk Islam, ia harus mengqadha puasanya dan bertobat kepada Allah.
Perlu diperhatikan, beberapa sumber menyebutkan hal-hal lain yang mungkin membatalkan puasa, seperti menelan dahak (jika sengaja), suntikan (tergantung jenis dan tujuan suntikan), dan berenang (jika air masuk ke dalam tubuh). Namun, pendapat mengenai hal-hal ini masih beragam dan perlu dikaji lebih lanjut. Sebaiknya konsultasikan dengan ulama atau ahli agama untuk kepastian hukumnya.
Intensinya sangat penting. Jika suatu tindakan dilakukan tanpa sengaja (lupa), umumnya puasa tidak batal. Namun, segera hentikan tindakan tersebut begitu sadar. Informasi ini bersifat umum dan sebagai panduan. Untuk pemahaman yang lebih mendalam dan akurat, konsultasikan dengan ulama atau referensi agama yang terpercaya.
Advertisement
Pertanyaan Umum Seputar Puasa yang Batal
Apa yang harus dilakukan jika saya makan atau minum karena lupa?
Jika Anda makan atau minum karena lupa, puasa Anda tidak batal. Segera hentikan tindakan tersebut begitu Anda ingat.
Apakah muntah yang tidak disengaja membatalkan puasa?
Tidak, muntah yang terjadi tanpa disengaja tidak membatalkan puasa Anda.
Bagaimana jika saya berhubungan suami istri di siang hari Ramadan?
Itu akan membatalkan puasa, dan Anda perlu menggantinya dengan puasa di hari lain atau membayar fidyah.
Apakah wanita yang sedang haid diwajibkan berpuasa?
Tidak, wanita yang sedang haid atau nifas tidak diwajibkan untuk berpuasa.
