Akhiri Kutukan 18 Tahun di Sirkuit Buriram, Marc Marquez Berhasil Pecahkan Dua Rekor di MotoGP 2025

Marc Marquez berhasil mematahkan dua rekor, yaitu kutukan 18 tahun di Sirkuit Buriram dan rekor pribadinya yang bertahan selama 11 tahun.

oleh Fardi Rizal Diperbarui 03 Mar 2025, 11:54 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2025, 11:54 WIB
Marc Marquez
Pembalap Ducati, Marc Marquez, berhasil meraih podium juara di MotoGP Thailand 2025 yang berlangsung di Sirkuit Buriram, Thailand, Minggu (2/3/2025) siang WIB. Sebelumnya, dia juga berhasil finis terdepan di Sprint Race dan meraih pole position. (AP Photo/Kittinun Rodsupan) - Bola.com... Selengkapnya

Bola.com, Jakarta - Marc Marquez berhasil memecahkan dua rekor penting, yaitu mengakhiri kutukan 18 tahun di Sirkuit Buriram dan mempertahankan catatan pribadinya selama 11 tahun. Semua pencapaian ini diraih ketika pembalap Ducati tersebut memenangkan balapan pembuka MotoGP 2025 di Thailand.

Marquez menjadi pembalap pertama dari pabrikan Ducati yang memenangkan grand prix debutnya untuk produsen itu sejak Casey Stoner pada tahun 2007. "Sejak saat itu, pembalap debut Ducati lainnya tidak berhasil meraih kemenangan," kata seorang analis MotoGP.

Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo tidak meraih kesuksesan yang sama, sementara Francesco Bagnaia juga gagal memenangkan balapan pertamanya sebagai pembalap pabrikan Ducati. MotoGP Thailand menjadi kemenangan pembuka musim pertama Marquez sejak tahun 2014. Menariknya, sudah 93 balapan grand prix berlalu sejak terakhir kali ia memimpin kejuaraan.

Angka tersebut tampaknya terus membayangi perjalanan kariernya. Marquez berhasil mengatasi kekhawatiran tentang penalti tekanan ban yang memaksanya mundur dari posisi terdepan di belakang adiknya, Alex Marquez, untuk meraih kemenangan di Buriram. Ia memulai dari posisi pole pada akhir pekan yang mencolok dengan mengenakan warna merah, mengakhiri rekor yang ditetapkan oleh Stoner ketika pindah dari Honda ke Ducati pada musim 2007.

Permulaan yang menyenangkan

Marc Marquez
Marc Marquez setelah race MotoGP Thailand 2025 di Sirkuit Buriram, Minggu (2-3-2025). (Bola.com/motogp.com) - Bola.com... Selengkapnya

Stoner memulai musim MotoGP dengan gemilang dengan mengantongi kemenangan di Qatar. Selanjutnya, ia berhasil menjuarai tiga dari empat balapan grand prix awal. Pada tahun 2007, Stoner mengejutkan dunia balap dengan meraih gelar juara MotoGP dalam musim pertamanya bersama Ducati.

Pada masa itu, proyek pabrikan dari Italia ini berada dalam situasi yang sangat berbeda dibandingkan sekarang. "Stoner tidak dipandang sebagai favorit pada waktu itu," sementara saat ini, Marquez diprediksi akan menjadi pesaing kuat untuk gelar tahun 2025.

Marquez telah meninggalkan Gresini, tim satelit Ducati yang memberinya akses ke motor Desmosedici yang lebih tua satu tahun. Kini, ia memiliki peralatan yang setara dengan Pecco Bagnaia, sementara juara Jorge Martin sedang dalam masa pemulihan dari cedera dan harus beradaptasi kembali dengan Aprilia.

Kemenangan pertama Marquez pada tahun 2025 berpotensi menjadi awal dari banyak kemenangan lainnya. Jika sejarah menjadi panduan, hal ini dapat menjadi indikasi menuju gelar kesembilan yang sangat diidam-idamkan.

Ban yang kurang angin

Marc Marquez
Marc Marquez pada tes pramusim MotoGP Thailand 2025 di Sirkuit Buriram. (MANAN VATSYAYANA / AFP) - Bola.com... Selengkapnya

Di awal balapan grand prix, Marquez menunjukkan performa yang mengesankan, namun ia kehilangan posisi terdepan setelah memperlambat laju saat keluar dari Tikungan 3 pada lap ketujuh. Ia menjelaskan bahwa masalah ini muncul karena adanya peringatan terkait tekanan ban depan, yang memaksanya untuk segera memperbaiki kondisi tersebut dalam waktu tiga lap sebelum terkena penalti.

Ketika ditanya oleh TNT Sport mengenai masalah tekanan ban, ia menjawab, "Ya." Marquez mengungkapkan bahwa balapan ini sangat menantang, terutama karena ia merasa sangat baik di awal. Ia mengatakan, "Oke, saya melaju santai," dan sudah berhasil membuka jarak. Tetapi, ia kemudian menyadari bahwa tekanan ban tidak mencukupi, sehingga ia mulai mencari slipstream untuk mengatasi situasi tersebut.

Marquez hanya memiliki tiga lap tersisa untuk bisa menyalip Alex, karena jika tidak, ia tidak akan mampu melakukannya. "Dan saya hanya memiliki tiga lap sisa, dan karena itu saya hanya menyalip Alex dengan tiga lap tersisa karena jika saya tidak menyelesaikan lap, saya tidak akan bisa menyalipnya," ungkapnya. Situasi ini sangat kritis, sebab terkena penalti akan menjadi bencana. Namun, dengan kerjasama tim yang baik, mereka berhasil mengatasi tantangan tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang menggunakan Artificial Intelligence dari Bola.com

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya