Amalan Sunnah Nabi saat Idulfitri, Penting Diketahui dan Diamalkan

Hari raya Idulfitri bukan sekadar momen kemenangan, tetapi juga waktu yang penuh dengan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

oleh Andre Kurniawan Kristi Diperbarui 30 Mar 2025, 16:09 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2025, 16:09 WIB
Khusyuk Jemaah Muhammadiyah Sholat Lebaran Idul Fitri
Jemaah tampak antusias mengikuti Sholat Id meski satu hari lebih dulu dari yang sudah ditetapkan Kemenag, Sabtu, 22 April. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Idulfitri adalah momen kemenangan bagi umat Islam setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Namun, lebih dari sekadar perayaan, hari raya ini memiliki sejumlah sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mengamalkan sunnah ini tidak hanya menambah pahala, tetapi juga memberikan makna lebih dalam pada hari kemenangan.

Menurut berbagai riwayat, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan tuntunan dalam merayakan Idulfitri dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam. Tuntunan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari persiapan sebelum shalat Id hingga interaksi sosial sesudahnya. Setiap amalan memiliki makna tersendiri yang berhubungan dengan kebersihan, kesucian, serta rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Sebagai umat Muslim, memahami dan mengamalkan sunnah Nabi saat Idulfitri menjadi bagian dari cara kita meneladani kehidupan beliau. Berikut beberapa sunnah yang bisa diamalkan saat menyambut hari kemenangan ini.

Promosi 1

Mandi Sunnah Sebelum Shalat Id

Salah satu sunnah yang dianjurkan sebelum berangkat shalat Idulfitri adalah mandi. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, ketika seseorang bertanya tentang mandi yang dianjurkan dalam Islam, beliau menjawab, “Mandi pada hari Jumat, hari ‘Arafah, hari Iduladha dan Idulfitri.” (HR. Al-Baihaqi, 3:278).

Imam Nawawi rahimahullah juga menegaskan bahwa para ulama sepakat akan sunnahnya mandi sebelum shalat ‘ied. Mandi sebelum shalat Id tidak hanya bertujuan untuk kebersihan fisik tetapi juga sebagai simbol kesucian dalam menyambut hari kemenangan.

Praktik ini juga didasarkan pada kebiasaan para sahabat Nabi, seperti Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma yang selalu mandi sebelum pergi ke tempat shalat. (HR. Malik dalam Al-Muwatho’). Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk mandi sebelum shalat Id agar hadir dalam kondisi bersih dan segar.

Berhias dan Memakai Pakaian Terbaik

Sunnah berikutnya adalah mengenakan pakaian terbaik pada hari Idulfitri. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki jubah khusus yang dikenakannya pada hari Jumat dan hari raya. (HR. Ibnu Khuzaimah).

Meski demikian, Islam juga mengatur batasan bagi perempuan dalam berhias di luar rumah. Dalam kitab Asna al-Mathalib, Syekh Zakariyya al-Anshari menegaskan bahwa wanita dianjurkan berhias dengan tetap memperhatikan syariat, seperti tidak membuka aurat dan tidak mengenakan wewangian yang dapat menarik perhatian laki-laki bukan mahram.

Tradisi membeli baju baru saat lebaran yang berkembang di masyarakat juga memiliki dasar dalam ajaran Islam, selama dilakukan dengan niat menampakkan kebahagiaan dan tidak berlebihan.

Makan Sebelum Berangkat Shalat Idulfitri

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berangkat ke tempat shalat Idulfitri dalam keadaan berpuasa. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Pada waktu Idulfitri Rasulullah saw. tidak berangkat ke tempat shalat sebelum memakan beberapa buah kurma dengan jumlah yang ganjil.” (HR. Ahmad dan Bukhari).

Sunnah ini memiliki hikmah bahwa hari Idulfitri adalah hari berbuka. Para ulama juga menjelaskan bahwa makan sebelum shalat Idulfitri bertujuan untuk menegaskan bahwa bulan Ramadan telah berakhir dan tidak ada lagi puasa di hari tersebut.

Jika tidak memiliki kurma, umat Muslim diperbolehkan makan makanan halal lainnya sebelum shalat sebagai bentuk mengikuti sunnah Rasulullah.

Bertakbir Sejak Malam Idulfitri

Takbir merupakan bagian penting dalam menyambut Idulfitri. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185).

Takbir dilakukan mulai dari tenggelamnya matahari di malam Idulfitri hingga pelaksanaan shalat Id. Dalam riwayat disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumandangkan takbir sepanjang perjalanan menuju tempat shalat. (HR. Ibnu Abi Syaibah).

Lafaz takbir yang sering dibaca adalah:

Allahu Akbar, Allahu Akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu Akbar walillahil hamd.

Ulama berbeda pendapat mengenai jumlah takbir, namun baik dua kali atau tiga kali tetap diperbolehkan.

Saling Mengucapkan Selamat

Mengucapkan selamat di hari raya adalah tradisi yang telah dilakukan sejak zaman Rasulullah. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa para sahabat saling mengucapkan, “Taqabbalallahu minna wa minkum” (Semoga Allah menerima amalan kami dan kalian). (HR. Al-Baihaqi, dengan sanad hasan).

Ucapan selamat ini memiliki makna doa, sehingga dianjurkan untuk dilakukan. Selain itu, tidak ada aturan baku dalam redaksi ucapan, sehingga berbagai ungkapan seperti “Selamat Idulfitri” atau “Minal aidin wal faizin” tetap sah digunakan.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Sunnah Idulfitri

Q: Apakah mandi sebelum shalat Idulfitri wajib?

A: Tidak, mandi sebelum shalat Idulfitri hukumnya sunnah, namun sangat dianjurkan karena telah dicontohkan oleh Nabi dan para sahabat.

Q: Apakah harus makan kurma sebelum shalat Id?

A: Jika memungkinkan, lebih utama memakan kurma dalam jumlah ganjil. Namun, jika tidak ada kurma, boleh menggantinya dengan makanan halal lainnya.

Q: Kapan waktu terbaik untuk bertakbir di malam Idulfitri?

A: Sunnahnya takbir dimulai sejak matahari terbenam di malam 1 Syawal hingga imam memulai shalat Idulfitri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya