Bola.com, Jakarta - Ratu Tisha Destria, yang menjabat sebagai Wakil Ketua PSSI, berkesempatan menjadi pembicara dalam acara yang diselenggarakan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan tema "Securing the Legacy: Debriefing from Paris 2024 for Future Major Sport Events Marking".
Acara ini secara khusus diadakan oleh Kantor Penanggulangan Terorisme PBB (UNOCT) melalui Program Global terkait Keamanan Acara Olahraga Besar dan Promosi Olahraga serta Nilai-nilainya. Program ini bertujuan untuk mencegah ekstremisme kekerasan dan dilaksanakan bekerja sama dengan Misi Tetap Prancis untuk PBB.
Advertisement
Baca Juga
Event tersebut berlangsung di markas PBB yang terletak di New York, Amerika Serikat, pada tanggal 5 Maret 2025. Tidak hanya Ratu Tisha yang hadir, tetapi juga Dito Ariotedjo, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, yang turut diundang sebagai pembicara.
Advertisement
Menurut Ratu Tisha, undangan dari PBB ini merupakan kelanjutan dari seminar olahraga yang sebelumnya diadakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bersama UNOCT dan Yayasan Grha Gemah Nusa (GGN). Seminar tersebut bertema "Harnessing the Power of Sports and its Values to Strengthen Social Cohesion and Impact on Community Resilience" dan berlangsung di Bali pada 1-3 Oktober 2024.
"Dari acara tersebut, perwakilan PBB sangat antusias dengan respons Indonesia. Akhirnya kami diundang sebagai tindak lanjut ke markas besar PBB. Jadi pihak terundangnya adalah Kemenpora dan Yayasan GGN," ujar Ratu Tisha ketika dihubungi Bola.com.
Dalam seminar di PBB tersebut, Pak Menpora menyampaikan beberapa hal penting saat pembukaan. "Beliau menyebutkan beberapa hal yang cukup krusial, tapi intinya bagaimana Kemenpora berkomitmen untuk terus mempromosikan olahraga," katanya.
Ratu Tisha juga menjelaskan bahwa olahraga digunakan sebagai alat untuk memperkuat ketangguhan pemuda dan sebagai alat pertahanan di masa depan dalam upaya mencegah ancaman terhadap keselamatan dan keamanan.
Dorong Pengenalan Pencak Silat
Menurut Ratu Tisha, Dito juga turut memperkenalkan pencak silat, olahraga tradisional Indonesia yang mirip dengan seni bela diri campuran (MMA) dan memiliki nilai-nilai disiplin yang tinggi, serta mengedepankan budaya Indonesia dan saling menghormati.
"Pak Menpora menyampaikan bahwa Indonesia akan selalu siap untuk menyelenggarakan kejuaraan olahraga besar di masa depan. Acara berlangsung sepanjang hari. Saya mendapat kesempatan menjadi panelis pada pukul 15.00 waktu setempat," ujar Ratu Tisha.
Jadi, materi apa yang dibawakan oleh wanita yang memiliki gelar Master of Art dari FIFA Master tersebut? Bersama dengan perwakilan dari Komite Penyelenggara Olimpiade Paris 2024 (COJOP2024), ia membahas mengenai aspek keamanan dan keselamatan dalam kejuaraan olahraga besar.
"Tema mereka adalah studi tentang bagaimana melakukan pengamanan dan persiapan Olimpiade Paris secara menyeluruh, terutama terkait quality assurance dan quality control, termasuk keselamatan, kenyamanan, pengaturan alur transportasi, manajemen alur, serta koordinasi alur," kata Ratu Tisha.
"Di sana, saya membahas dari sudut pandang global. Dunia masih memerlukan banyak penelitian mengenai serangan siber dalam acara olahraga besar. Ketika kita berbicara tentang safety, security, dan youth resilience, kita biasanya membahas tentang physical security," ungkap wanita yang menjabat sebagai Wakil Ketua PSSI sejak 2023 tersebut.
Advertisement
Penelitian mengenai Kejahatan Dunia Maya
Ratu Tisha telah melakukan penelitian sejak Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2025. Dalam penelitiannya, dia menemukan bahwa hanya terdapat 28 studi mengenai serangan siber di bidang teknologi dan informasi.
"Padahal, dalam beberapa tahun terakhir, ada insiden yang terjadi di Premier League dan Bundesliga. Selain itu, Olimpiade Paris juga menghadapi banyak ancaman. Bahkan, situasi serupa terjadi di Indonesia," ujar Ratu Tisha.
"Misinformasi ini jelas berbahaya. Banyak misinformasi yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat karena tidak dikelola dengan baik. Selain itu, ada ancaman kehilangan data hingga serangan siber," tambahnya.
"Sangat penting bagi para pelaku olahraga di seluruh dunia untuk mulai fokus pada acara olahraga besar, tetapi lebih menekankan pada keamanan data dan informasi untuk pencegahan serangan siber dan ancaman lainnya," katanya.
Dialog antara dua negara
Hari berikutnya, Ratu Tisha bersama Dito dan delegasi dari Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk PBB mengadakan pertemuan bilateral dengan Wakil Sekretaris Jenderal PBB, Vladimir Ivanovich Voronkov, serta dua perwakilan dari UNOCT. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas kelanjutan dari program yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam diskusi tersebut, mereka menyoroti pentingnya kerjasama dalam berbagai aspek, termasuk pertahanan dan keamanan, serta resiliensi dan kontraterorisme.
"Pak Menpora membicarakan ke depannya komitmen Indonesia untuk ada di area tersebut, area pertahanan dan keamanan atau pun area resiliensi dan kontraterorisme itu tidak hanya secara fisik, tapi akan dibangun melalui nilai-nilai olahraga. Jadi ke depannya, mungkin akan ada kolaborasi lagi dengan UNOCT," imbuh Ratu Tisha mengakhiri.
Ratu Tisha menekankan bahwa kerjasama ini tidak hanya akan diwujudkan dalam bentuk fisik semata, tetapi juga melalui pengembangan nilai-nilai olahraga. Hal ini diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral dan menciptakan sinergi yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. Kolaborasi yang direncanakan dengan UNOCT di masa depan diharapkan dapat membawa dampak positif yang signifikan dalam upaya membangun dunia yang lebih aman dan damai.
Advertisement
