Doa Iftitah Arab, Latin dan Artinya, Pahami Keutamaannya dalam Sholat

Ketahui beragam versi doa iftitah dalam sholat, beserta transliterasi latin dan artinya, serta tata cara membacanya dengan khusyuk.

oleh Woro Anjar Verianty Diperbarui 01 Apr 2025, 22:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2025, 22:00 WIB
Ilustrasi muslim memanjatkan doa
Ilustrasi muslim memanjatkan doa. (Photo by Masjid Pogung Dalangan on Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Doa iftitah arab merupakan salah satu bacaan penting yang dibaca pada permulaan sholat setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surah Al-Fatihah. Bacaan doa iftitah arab ini memiliki makna yang sangat mendalam sebagai pembuka komunikasi spiritual antara seorang hamba dengan Allah SWT dalam ibadah sholat. Dengan melafalkan doa iftitah arab dengan khusyuk, seorang Muslim dapat mempersiapkan hati dan pikirannya untuk fokus dalam beribadah dan meninggalkan segala urusan duniawi selama menunaikan sholat.

Meskipun hukumnya sunnah dan bukan termasuk rukun sholat, membaca doa iftitah arab sangat dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan. Rasulullah SAW sendiri mengajarkan beberapa versi bacaan doa iftitah arab yang dapat dipilih sesuai dengan yang dihafal. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dalam Islam namun tetap menjaga esensi spiritual dari bacaan tersebut. Doa iftitah arab juga berperan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah sholat agar lebih bermakna dan khusyuk.

Memahami lafal, terjemahan, dan makna dari doa iftitah arab sangatlah penting bagi setiap Muslim. Dengan mengetahui arti dari bacaan doa iftitah arab yang dilafalkan, seseorang tidak hanya sekedar mengucapkan kata-kata, tetapi juga menghayati maknanya dalam hati. Hal ini akan membuat ibadah sholat menjadi lebih bermakna dan memberikan dampak positif dalam kehidupan spiritual sehari-hari. 

Berikut ini telah Liputan6.com rangkum bacaan doa iftitah arab beserta latin, artinya, hukum membacanya, dan keutamaannya, pada Sabtu (29/3).

Pengertian dan Hukum Membaca Doa Iftitah

Doa iftitah berasal dari kata "fataha" yang berarti membuka, sehingga doa iftitah dapat diartikan sebagai doa pembuka. Istilah ini sesuai dengan fungsinya sebagai bacaan yang mengawali rangkaian ibadah sholat setelah takbiratul ihram. Doa iftitah menjadi jembatan yang mempersiapkan hati dan pikiran seorang Muslim untuk menghadap Allah SWT dengan penuh kekhusyukan, meninggalkan segala urusan dunia dan benar-benar hadir dengan hati yang tulus dalam ibadah.

Mengenai hukum membaca doa iftitah, para ulama telah menetapkan bahwa membaca doa iftitah hukumnya adalah sunnah, bukan termasuk rukun sholat. Hal ini berarti jika seseorang meninggalkan bacaan doa iftitah dalam sholatnya, maka sholatnya tetap sah dan tidak perlu melakukan sujud sahwi. Meskipun demikian, mengingat keutamaan dan manfaat spiritualnya, sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkan bacaan doa iftitah ini dalam setiap sholat fardu maupun sunnah.

Perlu diperhatikan bahwa doa iftitah hanya dibaca pada rakaat pertama saja. Hal ini berdasarkan praktek Rasulullah SAW yang tidak membaca doa iftitah lagi pada rakaat kedua dan seterusnya. Selain itu, ada beberapa kondisi di mana seseorang tidak perlu membaca doa iftitah, yaitu ketika melaksanakan sholat jenazah dan ketika seseorang terlambat (masbuk) bergabung dalam sholat berjamaah dan mendapati imam sudah berdiri (tidak lagi dalam posisi berdiri setelah takbiratul ihram). Dalam kondisi tersebut, waktu untuk membaca doa iftitah dianggap telah lewat.

 

Bacaan Doa Iftitah Arab dan Latin beserta Artinya

Ilustrasi waktu-waktu mustajab untuk berdoa
Ilustrasi waktu-waktu mustajab untuk berdoa (dok.freepik.com)... Selengkapnya

Terdapat beberapa versi bacaan doa iftitah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan diriwayatkan oleh para sahabat. Berikut ini adalah dua versi doa iftitah yang paling sering digunakan oleh umat Muslim:

1. Doa Iftitah Riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA

Bacaan Arab:

اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ . اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ . اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Allahumma baa'id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqatsawbul abyadlu minaddanasi. Allahummaghsil khathaayaaya bil maai watstsalji walbaradi.

Artinya:

"Ya Allah, jauhkanlah aku dari kesalahan dan dosa sebagaimana Engkau menjauhkan timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari kesalahan dan dosa sebagaimana telah Engkau bersihkan baju putih dari kotoran. Ya Allah, segala kesalahanku dengan air, salju, dan embun sebersih-bersihnya."

Doa iftitah versi pertama ini menggambarkan permohonan seorang hamba kepada Allah SWT untuk dibersihkan dari dosa dan kesalahan. Perumpamaan yang digunakan sangat indah dan kuat, yaitu membandingkan jarak antara timur dan barat yang tidak mungkin bertemu, sebagai simbol harapan agar diri kita dijauhkan dari dosa. Kemudian perumpamaan baju putih yang dibersihkan dari kotoran, menggambarkan keinginan untuk memperoleh kesucian jiwa. Terakhir, penggunaan air, salju, dan embun sebagai media pembersih menunjukkan keinginan untuk mendapatkan pembersihan yang menyeluruh dan sempurna.

2. Doa Iftitah Riwayat Ali RA

Bacaan Arab:

اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Artinya:

"Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah. Maha Suci Allah pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku (hatiku) kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim."

Doa iftitah versi kedua ini memiliki makna yang sangat dalam tentang pengakuan kebesaran Allah SWT, penyerahan diri secara total kepada-Nya, dan pernyataan tauhid yang mengagungkan keesaan Allah. Bacaan ini menggambarkan sikap seorang Muslim yang menghadapkan seluruh jiwa dan raganya hanya kepada Allah semata, jauh dari syirik dan kesyirikan. Doa ini juga menegaskan bahwa seluruh rangkaian kehidupan, dari sholat, ibadah, hidup, hingga mati, semuanya dipersembahkan hanya untuk Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam.

Keutamaan Membaca Doa Iftitah dalam Sholat

Meskipun hukumnya sunnah, membaca doa iftitah memiliki banyak keutamaan yang sangat berharga bagi kehidupan spiritual seorang Muslim. Keutamaan-keutamaan ini menjadi alasan mengapa kita sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkan bacaan doa iftitah dalam setiap sholat kita.

Salah satu keutamaan membaca doa iftitah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA. Dalam hadits tersebut diceritakan bahwa ketika para sahabat sedang sholat bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba seorang sahabat mengucapkan "Allaahu akbaru kabiraa Walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan waashiilaa". Setelah sholat selesai, Rasulullah SAW bertanya siapa yang mengucapkan kalimat tersebut. Seorang sahabat mengakui bahwa dialah yang mengucapkannya. Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Sungguh aku sangat kagum dengan ucapan tadi sebab pintu-pintu langit dibuka karena kalimat itu". Ibnu Umar RA mengatakan bahwa sejak saat itu, ia tidak pernah meninggalkan bacaan tersebut setelah mendengar perkataan Rasulullah SAW.

Doa iftitah juga memiliki keutamaan dalam membantu meningkatkan kualitas sholat secara keseluruhan. Dengan membaca doa iftitah, seorang Muslim dapat mempersiapkan hati dan pikirannya untuk lebih khusyuk dalam sholat. Doa iftitah menjadi momen awal untuk mengundang kehadiran Allah SWT dalam ibadah sholat kita, menghubungkan hati dan pikiran kita dengan fokus pada ibadah yang akan kita lakukan, serta membantu melepaskan segala pikiran dan gangguan dunia yang mungkin ada dalam pikiran kita.

Selain itu, doa iftitah juga mengandung pengakuan akan kebesaran Allah SWT, penyerahan diri secara total kepada-Nya, dan pernyataan tauhid yang mengagungkan keesaan Allah. Dengan menghayati makna dari doa iftitah, seorang Muslim dapat meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Hal ini sejalan dengan tujuan utama sholat, yaitu untuk mengingat Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.

 

Cara dan Waktu Membaca Doa Iftitah

Doa iftitah dibaca dengan lirih (sirr), tidak dikeraskan, baik dalam sholat yang dilakukan sendirian maupun berjamaah. Hal ini berdasarkan praktek Rasulullah SAW yang membaca doa iftitah dengan suara lirih. Namun, perlu diperhatikan bahwa meskipun dibaca dengan lirih, kita tetap harus mengucapkan setiap kata dengan jelas dan benar, tidak hanya dalam hati.

Waktu membaca doa iftitah adalah setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca Surah Al-Fatihah. Pada saat ini, posisi tangan dalam keadaan sedekap (bersedekap), dengan tangan kanan di atas tangan kiri, diletakkan di atas dada. Doa iftitah hanya dibaca pada rakaat pertama saja, tidak pada rakaat-rakaat berikutnya. Hal ini sesuai dengan praktek Rasulullah SAW yang tidak membaca doa iftitah lagi pada rakaat kedua dan seterusnya.

Terdapat beberapa kondisi di mana seseorang tidak perlu membaca doa iftitah. Pertama, ketika melaksanakan sholat jenazah. Hal ini karena sholat jenazah memiliki tata cara yang khusus dan tidak mengharuskan membaca doa iftitah. Kedua, ketika seseorang terlambat (masbuk) bergabung dalam sholat berjamaah dan mendapati imam sudah berdiri (tidak lagi dalam posisi berdiri setelah takbiratul ihram). Dalam kondisi ini, waktu untuk membaca doa iftitah dianggap telah lewat, sehingga makmum langsung membaca Surah Al-Fatihah atau mendengarkan bacaan imam jika imam sedang membaca Surah Al-Fatihah.

Doa iftitah merupakan bagian penting dalam ibadah sholat, meskipun hukumnya sunnah dan bukan termasuk rukun sholat. Bacaan doa iftitah memiliki makna yang sangat mendalam sebagai pembuka komunikasi spiritual antara seorang hamba dengan Allah SWT dalam ibadah sholat. Dengan melafalkan doa iftitah dengan khusyuk, seorang Muslim dapat mempersiapkan hati dan pikirannya untuk fokus dalam beribadah.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya