Hayono Isman: Pemenang Konvensi Demokrat Tak Otomatis Jadi Capres

Pemenang konvensi bisa tidak diusung bila elektabilitasnya rendah.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 01 Mei 2014, 13:55 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2014, 13:55 WIB
11 Capres Unjuk Gigi di Hari Terakhir Debat Konvensi
Partai Demokrat mengadakan debat Konvensi Capres, yang berlangsung di Hotel Sahid, Jakarta Minggu (27/4/14) (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kendati tetap melanjutkan pencarian calon presiden melalui konvensi, Partai Demokrat tak mematok pemenang konvensi akan otomatis diusung sebagai calon presiden.

Dalam keterangannya di Hotel Alia, Cikini, Jakarta Pusat, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman mengatakan, pemenang konvensi bisa tidak diusung bila elektabilitasnya rendah.

"Mengajukan capres sendiri harus seusai realita yang ada. Kalau dari survei konvensi tak capai angka baik, kita tak calonkan capres. Buat apa, tidak ada gunanya," ujar Hayono, Kamis (1/5/2014).

Bila tak ada calon yang dijagokan, Partai Demokrat akan mendukung capres dari partai politik lain. Tapi syarat utama capres yang didukung, harus sesuai visi-misi pendiri partai, Susilo Bambang Yudhoyono.

Disebutkan juga, bila calon dari partai lain itu  tak sesuai dengan SBY, Demokrat akan memutuskan tak ikut berpartisipasi dalam Pemilu Presiden 9 Juli mendatang.

Mendengar keterangan ini, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Nurul Arifin langsung menimpali. Dia menyebutkan capres partainya, Aburizal Bakrie, memiliki pemahaman yang sama seperti SBY.

"3 Calon yang disebutkan media massa, perspektif pribadi saya, yang bisa meneruskan pikiran SBY adalah Pak Aburizal Bakrie. Saya tahu cara dia lihat persoalan, baik saat beri ceramah atau dalam iklan politiknya bisa terlihat," ujar Nurul.

Nurul yang sebelumnya aktif di dunia hiburan menegaskan, pendapatnya itu bersifat pribadi. Dalam peta politik yang masih cair, dia berharap akan ada kejutan pada Pilpres 9 Juli mendatang. "Dalam politik tak ada kekasih sejati, hanya kepentingan sejati. Yang penting bukan sosok, tapi pemikiran," tandas Nurul. (Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya